Rosman, Rosihan
(Plant Physiology), Indonesian Spices and Medicinal Crops Research Institute

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PALA BERBASIS EKOLOGI The Problem of The Development and Technology Inovation of Ecology-Based Nutmeg Cultivation Rosman, Rosihan
Perspektif Vol 19, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.688 KB) | DOI: 10.21082/psp.v19n1.2020.53-62

Abstract

Nutmeg is one of the spice crops in Indonesia. The economical value of nutmeg is a fruit, seed, and fully. Besides, the distillation process produced essential oil. The increasing need for products from nutmeg plants and as a source of foreign exchange for the country makes nutmeg plants one of the plants that need attention. But, in its development, there are several problems. The problem of the nutmeg plant is the low quantity and quality of the product. It will cause a low of the competitive and added value of nutmeg. The problem of nutmeg was caused by a mix of type of nutmeg, aflatoxin, management plants which have not optimal and sex ratio. Therefore, needed an effort for that problem. Efforts can be made is to improve existing cultivation technology, based on site-specific ecological conditions, starting from land suitability and climate conditions, selection of varieties (superior varieties), and crop management (planting, maintenance to harvest, and post-harvest). This paper discus efforts to improve ecological-based technologies needed to support the development of nutmeg in Indonesia.ABSTRAK Tanaman pala (Myristica fragrans HOUTT) merupakan salah satu tanaman rempah Indonesia. Nilai ekonomi dari tanaman pala adalah buah, biji dan fuli. Selain itu, melalui proses destilasi dihasilkan minyak atsiri. Meningkatnya kebutuhan akan produk dari tanaman pala dan sebagai sumber devisa negara, menjadikan tanaman pala merupakan salah satu tanaman yang perlu mendapat perhatian. Namun dalam pengembangannya terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan pada pala hingga saat ini adalah rendahnya produksi dan kualitas. Rendahnya produksi dan kualitas, bila dibiarkan akan menyebabkan rendahnya daya saing dan nilai tambah pala Indonesia. Penyebab dari rendahnya produksi adalah pengelolaan tanaman yang belum optimal dan masalah sex ratio, sedangkan kualitas pala Indonesia disebabkan bercampurnya berbagai jenis/type pala dan adanya aflatoxin. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan berbagai upaya. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki teknologi budidaya yang ada, berbasis pada kondisi ekologi spesifik lokasi mulai dari kondisi kesesuaian lahan dan iklim, pemilihan varietas (varietas unggul) dan pengelolaan tanaman (penanaman, pemeliharaan hingga panen dan pasca panen). Tulisan ini membahas tentang upaya perbaikan teknologi berbasis ekologi yang diperlukan untuk mendukung pengembangan pala di Indonesia.
PENINGKATAN PRODUKSI JAMBU METE NASIONAL MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA BERBASIS EKOLOGI "Increasing national cashew production through improved ecology-based cultivation technology Rosman, Rosihan
Perspektif Vol 17, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v17n2.2018.166-174

Abstract

ABSTRAK Jambu mete (Anacardium occidentale L.) telah berkembang luas di 24 provinsi di Indonesia. Namun pengembangannya belum diikuti dengan meningkatnya produktivitas tanaman. Rata-rata produktivitas jambu mete nasional adalah 432 kg/ha, sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas varietas unggul dapat mencapai lebih dari 1000 kg gelondong kering/ha. Produksi jambu mete Indonesia hanya memberikan kontribusi sebesar 2,86% dari produksi dunia yang berarti berpeluang untuk bersaing dengan negara lain, agar menjadi terbesar di dunia. Mengingat nilai ekonominya yang cukup tinggi, perlu adanya dorongan untuk meningkatkan produksi nasional dan bersaing dengan negara lain. Untuk itu, dalam mendukung pengembangan tanaman jambu mete di Indonesia diperlukan berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan produksi melalui perluasan wilayah pengembangan ke daerah-daerah yang sesuai persyaratan tumbuhnya dan meningkatkan produktivitas melalui dukungan  teknologi yang tepat dan  berbasis ekologi.  Lahan yang sesuai untuk jambu mete adalah ketinggian 1-500 m dpl, curah hujan 1300-2900 mm/tahun, bulan kering 4-5 bulan, drainase baik, pH 5,6-7,3, kedalaman air tanah >1,5 m. Teknologi yang tepat adalah teknologi spesifik lokasi, mulai dari kesesuaian lahan, varietas unggul, pemupukan hingga pola tanam. ABSTRACT Cashew (Anacardium occidentale L.) has grown widely in 24 provinces in Indonesia, but its development has not been followed by increasing crop productivity. Everage national of cashew productivity is still low (432 kg/ha), but result of varieties research show that the productivity of varieties in more than >1000 kg dried cashew nut/ha. Contribution of production cashew of Indonesia only 2,86 % in the world. Economy value of cashew is high. The oppotunity to compete with other contries is very possible, in order to become the biggest in the world. Considering its high economic value, there needs to be an encouragement to increase national production and compete with other countries. Therefore, in supporting the development of cashew in Indonesia, various efforts are needed, including increasing production through expantion of development areas, to areas that are in line with growing requirement and increasing productivity, through appropriate technology support and ecology-based.  Land suitable for cashew i.e. altitude 1-500 m above sea level, rain fall 1300-2900 mm/year, dry month 4-5 months, good drainage, pH 5,6-7,3, and ground water depth above 1,5 m. The right technology is location-specific technology, starting from land suitability, superior varieties, fertilization to cropping patterns.