Witjaksono, Julian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI AKSELERASI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KACANG METE DI SULAWESI TENGGARA / Acceleration Strategy for Developing Cashew Nuts Agriculture Industry in Southeast Sulawesi Witjaksono, Julian
Perspektif Vol 17, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v17n1.2018.67-75

Abstract

ABSTRAKTanaman perkebunan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Di Sulawesi Tenggara, selain kakao, jambu mete merupakan tanaman yang telah lama menjadi tumpuan hidup masyarakat khususnya di lahan-lahan kering marginal. Namun, kondisi pertanaman pada saat ini cukup merisaukan dilihat dari umur tanaman yang sudah sangat tua yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman. Rendahnya produktivitas berdampak pada ekonomi masyarakat petani khususnya di sisi hilir akibat dari kurangnya suplai gelondongan untuk industri olahan kacang mete. Agroindustri kacang mete di Sulawesi Tenggara berkembang cukup pesat selama beberapa puluh tahun terakhir namun saat ini usaha pengolahan kacang mete tersebut menunjukan kelesuan akibat tidak adanya upaya untuk pengembangan industri rumah tangga tersebut. Oleh sebab itu strategi percepatan sangat dibutuhkan agar usaha pengolahan kacang mete yang merupakan industri rumah tangga dan tersebar di beberapa kabupaten sentra produksi agar dapat terus berkembang sebagai sumber ekonomi masyarakat. Akselerasi tersebut dapat dimulai dari sisi hulu, yaitu 1) introduksi paket teknologi pada lahan tanaman yang belum menghasilkan untuk, 2) peremajaan tanaman pada lahan tanaman yang tidak menghasilkan, dan 3) penyediaan bibit tanaman unggul lokal yang bersertifikat. Kemudian dari sisi hilir, program akselerasi meliputi 1) penyediaan skim kredit tanpa agunan bagi industry pengolahan kacang mete, dan 2) dukungan mekanisasi yaitu alat kacip semi otomatis skala rumah tangga. Selanjutnya, yang tidak kalah penting adalah dukungan kelembagaan ekonomi. Model LEM (Lembaga Ekonomi Masyarakat) sejahtera seperti yang telah berkembang di Sulawesi Tenggara untuk petani kakao dapat diintroduksi pada masyarakat petani jambu mete. ABSTRACTCrop estate in Indonesia has contributed highly to the Gross Domestic Bruto (GDP). In Southeast Sulawesi, after cocoa, cashew nuts domestically as the supporting live for farmers in the marginal dry land. However, current condition of cashew nuts plantation is getting worrying due to aging crop with consequently decreasing plant productivity. This is will have impact of low economy of farmers live particulary for people who work in the downstream industry due to the low supplay of shell nuts. In the past few years cashew nuts agroindustry in Southeast Sulawesi is growing fastly but now this industry is getting down. This is because there is no supporting program to help people who work in the home industry. Therefore, acceleration strategies are needed to support this industry which has spread out across the county producer in Southeast Sulawesi in order to grow the economic household. Acceleration program should be implemented firstly in the upstream side, Viz. 1) Introduction of technological package of cashew nut crop in the plant area of not produce yet, 2) Plant rehabilitation program in the area of old crop, and 3) providing certification nurseries program by using local high yield variety. Moreover, in the downstream side acceleration strategies are 1) providing loan program with low interest without collateral guarantee, and 2) mechanization program by providing semi authomatic machine of peeling shell for home industry. Another which is important about strengthening program of local economic institutional. LEM sejahtera which has been implemented for cocoa farmers is a good model and successfully implemented across the county of cocoa farmers household in Southeast Sulawesi. This model could be introduced for cashew nut farmers.