Nugraheni, Yumidiana Tya
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PROBLEM SOLVER DI SEKOLAH DASAR Firmansyah, Agus; Nugraheni, Yumidiana Tya
ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal Vol 8, No 1 (2020): ELEMENTARY
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/elementary.v8i1.7225

Abstract

AbstractIslamic Education teachers predominantly use the lecture method in learning. Provision of teaching materials with one method for one semester or even two semesters makes children become bored. This research is to find out the application of the Quantum Teaching learning model to improve creativity and problem solving skills in Al-Islam subjects. This research is a classroom action research with steps to compile the action plan, action implementation, observation and reflection. This research was conducted at Yogyakarta Muhammadiyah Condongcatur Elementary School with research subjects in grade VI in the 2019- 2020 academic year. The results of research is: can develop students’ abilities in terms of solving problems and increase their creativity and encourage students to be enthusiastic in the learning process. This Quantum Teaching Model can encourage teachers to develop themselves in the learning process. The Quantum Teaching Model, which in the first cycle only gets 6 points. In second cycle the learning process gets 8 points. In first cycle the results of the problem solving value is “lacking” (2.80) and creativity is lacking (2.61). In second cycle the results of the problem solving value are “enough” (3.22) and creativity is “sufficient” (3.21). PAI teachers are advised to apply the Quantum Teaching model in the learning process, so as to increase student creativity and problem solving. AbstrakPendidik PAI dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Metode ini dianggap paling baik. Pemberian materi ajar dengan satu metode selama satu semester bahkan dua semester membuat anak menjadi jenuh. Penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran Al-Islam. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan langkah menyusun rancangan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Condongcatur Yogyakarta dengan subyek penelitian siswa kelas VI D tahun pelajaran 2019- 2020. Hasil dari penelitian ini, antara lain: dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam hal memecahkan masalah serta meningkatkan kreativitasnya serta mendorong siswa antusias dalam proses pembelajaran. Model Quantum Teaching ini dapat mendorong guru dalam mengembangkan diri dalam proses pembelajaran. Model Quantum Teaching yang pada siklus I yang hanya mendapatkan 6 point yang berarti proses pembelajaran BT (belum terlihat). Pada Siklus II proses pembelajaran mendapatkan 8 point proses pembelajaran MT (mulai terlihat). Pada siklus I hasil nilai pemecahan masalah “kurang” (2,80) dan kreativitas kurang (2,61). Pada siklus II hasil nilai pemecahan masalah “cukup” (3,22) dan kreativitas “cukup” (3,21). Pendidik PAI disarankan menerapkan model Quantum Teaching dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah siswa
Perintah Shalat pada Anak Perspektif Surat Luqman Ayat 17 (Telaah Pendekatan Normatif dan Filologi) Fu'adah, Euis Nur; Nugraheni, Yumidiana Tya
Jurnal Kependidikan Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jk.v8i1.3794

Abstract

This research explains the application of the normative and philological approach of Al-Quran surah Luqman ayat 17 concerning the prayer commands for implementation in children's education. This research is a library research with philological normative approach. The results of the research are; interpretation of surah Luqman ayat 17 contains the word command parents to teach their children to pray since the age of seven years. At this age, children begin to be understood about prayer education carefully, thoroughly and seriously. The prayer rituals contained the pleasure of Allah SWT, preventing oneself from the forehead and evil and patient and steadfast in facing problems and trials that afflict them. Education in habituating children to pray continues from the age of seven years to the age of 10 years. If at the age of 10 years, children still disobey and do not pray, then parents are allowed to beat their children. The blow given is the blow that is educational and not painful. Abstrak Penelitian ini menjelaskan penerapan pendekatan normatif dan filologi Al-Quran surat Luqman ayat 17 tentang perintah sholat implementasi pada pendidikan Anak. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan normatif filologi. Hasil penelitian menghasilkan; penafsiran ayat surat Lukman ayat 17 mengandung kata perintah orang tua untuk mengajarkan anaknya sholat sejak usia mencapai tujuh tahun. Pada usia ini, anak difahamkan tentang pendidikan shalat dengan cermat, seksama serta secara serius. Ritual shalat terkandung nilai ridha Allah SWT, mencegah diri dari nahi dan munkar sabar dan tabah dalam menghadapi permasalahan maupun cobaan yang menimpa. Pendidikan dalam pembiasaan sholat anak terus dilakukan sejak usia tujuh tahun hingga usia 10 tahun. Apabila diusia 10 tahun, anak masih membangkang dan tidak menjalankan sholat, maka orang tua diperkenankan untuk memukul anaknya. Pukulan yang diberikan adalah pukulan yang mendidik dan tidak menyakitkan.
Model Pengembangan Pendidikan Karakter di Pesantren Khalaf (Studi Kasus di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta) Nugraheni, Yumidiana Tya; Firmansyah, Agus
QUALITY Vol 9, No 1 (2021): QUALITY
Publisher : Pascasarjana IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/quality.v9i1.9887

Abstract

AbstractHumans begin to lose their true character identity. Humans have abandoned the values of religiosity and spirituality. The character that is built is the character of pragmatism, hedonism, and materialism. This research is a field research and the method of collecting data is observation to observe the character education development model, interviews by asking questions to the asatidz, administrators and students about the character education development model, and the problems faced during implementation and documentation. This research aims to determine the character values instilled in students in the Yogyakarta Muhammadiyah Boarding School and determine the model of character education development in Yogyakarta Muhammadiyah Boarding School. The results of this research are the formation of characters in Yogyakarta Muhammadiyah Boarding School consists of several values. These values include: respect, responsibility, honesty, tolerance, discipline, help, caring for others and cooperation, courage, and democracy. The pillars of character education include: pesantren residents, kitab kuning, santri organizations and pesantren culture. Based on the four pillars of character education and democratic kyai leadership and the formation of pesantren culture, it produces a holistic-inclusive character education model in Yogyakarta Muhammadiyah Boarding School.AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada santri di PPM MBS Yogyakarta dan mengetahui model pengembangan pendidikan karakter di PPM MBS Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan metode dalam mengumpulkan data-data tersebut yakni observasi untuk mengamati model pengembangan pendidikan karakter, wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada asatidz, pengurus dan santri tentang model pengembangan pendidikan karakter, serta kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaannya dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah pembentukan karakter di PPM MBS Yogyakarta terdiri dari beberapa nilai. Nilai-nilai tersebut antara lain: rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran, toleransi, disiplin, tolong-menolong, peduli sesama dan kerjasama, keberanian, dan demokratis. Pilar-pilar pendidikan karakter tersebut antara lain: warga pesantren, kitab kuning, organisasi santri dan budaya pesantren. Berdasarkan empat pilar pendidikan karakter yang dimiliki PPM MBS Yogyakarta dan peran kyai yang bersifat demokratis selama kepemimpinan dan pembentukan budaya pesantren, menghasilkan model pendidikan karakter holistik-inklusif di PPM MBS Yogyakarta. Model pendidikan karakter holistic-inklusif merupakan salah satu alternatif pengembangan pendidikan karakter yang dapat digunakan dari internalisasi pendidikan karakter kepada peserta didik.