Alimuddin, Asriani
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI NON-VERBAL PADA ANAK TUNARUNGU DALAM BERKOMUNIKASI DI SLB RAJAWALI MAKASSAR admin, admin; Alimuddin, Asriani
Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik VOLUME 8 NOMOR 1,JUNI 2018
Publisher : STISIP Muhammadiyah Sinjai Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.775 KB) | DOI: 10.47030/jaq.v8i1.135

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bahasa anak tunarungu dalam berkomunikasi dengan masyarakat di lingkugannya dan mengetahui kemampuan pemahaman dan keefektifan komunikasi non-verbal pada anak tunarungu di SLB Rajawali Makassar. Subyek penelitian adalah semua siswa/siswi tunarungu sekolah dasar SLB Rajawali Makassar tahun pelajaran 2017 yang berjumlah 4 anak, terdiri dari 3 perempuan dan 1 laki-laki.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi analisis komunikasi non-verbal yang melihat esensi komunikasi pada anak tunarungu terletak pada kesamaan makna antara aktor-aktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Hasil penelitian yang dipaparkan secara deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa komunikasi non-verbal efektif dalam proses interaksi dan komunikasi anak tunarungu dengan lingkungannya. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan membutuhkan berbagai strategi yang dikombinasikan dalam mendukung efektivitas komunikasi antara tunarungu dengan lingkungannya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus, terutama tunarungu di lingkungan masyarakat.
KOMUNIKASI SIMBOLIK SONGKOK RECCA’ DI KABUPATEN BONE admin, admin; Alimuddin, Asriani
Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik VOLUME 8 NOMOR 2, DESEMBER 2018
Publisher : STISIP Muhammadiyah Sinjai Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1241.296 KB) | DOI: 10.47030/jaq.v8i2.138

Abstract

Negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya terdiri dari banyak suku, bahasa dan seni budaya. Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki keanekaragaman budaya, hal ini dapat dilihat dari musik, tarian, pakaian hingga kerajinan tangan yang memiliki keunikan, kekhasan serta filosofi tersendiri yang menggambarkan daerahnya masing-masing. Songkok recca’ adalah bagian dari pakaian raja dan bangsawan pada zaman dulu namun sekarang berkembang menjadi pelengkap pakaian adat bugis yang bisa dikenakan siapapun.Songkok recca’ sekarang ini telah menjelma menjadi bagian yang tidak bisa terlepaskan dari masyarakat Bone. Meski songkok recca ‘telah dipakai oleh masyarakat umum, namun hal itu tidak mengurangi nilai songkok recca’ itu sendiri karena faktor sejarahnya yangpanjang sehinggasongkok recca’ ini menjadi ikon bagi Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui makna simbolik yang terkandung pada songkok recca’ di Kabupaten Bone dan Mengetahui kaitan antara songkok recca’ dengan strata sosial pemakainya di Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.pendekatan ini memungkinkan penulis untuk melakukan pengamatan dan analisis secara mendalam terhadap topik yang akan diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.pendekatan ini memungkinkan penulis untuk melakukan pengamatan dan analisis secara mendalam terhadap topik yang akan diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar.Kata-kata disusun dalam kalimat. Informan, Informan dalam penelitian ini adalah informan 5 (lima) orang yaitu seorang Budayawan, tokoh Adat , tokoh masyarakat Bone, Seorang pengrajin songkok recca’dan pemakai songkok recca’. Simbol kekuasaan dan kebesaran, dapat terlihat dari segi bahan songkok pamiring tersebut. Bahan perhiasan songkok pamiring kaum bangsawan dulunya adalah benang emas murni, ini merupakan simbolisasi dari kekuasaan dan kebesaran.Simbol pelapisan masyarakat (Stratifikasi Sosial), terlihat jelas dengan adanya perbedaan tata cara pemakaian songkok recca/songkok pamiring antara kaum bangsawan, orang merdeka dan kaum budak atau hamba sahaya.Simbol perlindungan dari niat jahat yang terkandung pada songkok recca karena adanya kepercayaan orang Bone bahwa recca atau serat pelepah daun lontar itu bisa mengusir roh-roh jahat.Songkok recca’/ songkok pamiring atau songkok to Bone juga memiliki makna simbolik, yakni menggambarkan tentang kedudukan atau strata sosial seseorang dan memiliki makna pesan moral yang tinggi tentang nilai kehidupan sosial dan pentingnya menghormati yang tua serta menghargai yang muda.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI NON-VERBAL PADA ANAK TUNARUNGU DALAM BERKOMUNIKASI DI SLB RAJAWALI MAKASSAR admin, admin; Alimuddin, Asriani
Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik VOLUME 8 NOMOR 1,JUNI 2018
Publisher : STISIP Muhammadiyah Sinjai Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/jaq.v8i1.135

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bahasa anak tunarungu dalam berkomunikasi dengan masyarakat di lingkugannya dan mengetahui kemampuan pemahaman dan keefektifan komunikasi non-verbal pada anak tunarungu di SLB Rajawali Makassar. Subyek penelitian adalah semua siswa/siswi tunarungu sekolah dasar SLB Rajawali Makassar tahun pelajaran 2017 yang berjumlah 4 anak, terdiri dari 3 perempuan dan 1 laki-laki.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi analisis komunikasi non-verbal yang melihat esensi komunikasi pada anak tunarungu terletak pada kesamaan makna antara aktor-aktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Hasil penelitian yang dipaparkan secara deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa komunikasi non-verbal efektif dalam proses interaksi dan komunikasi anak tunarungu dengan lingkungannya. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan membutuhkan berbagai strategi yang dikombinasikan dalam mendukung efektivitas komunikasi antara tunarungu dengan lingkungannya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus, terutama tunarungu di lingkungan masyarakat.
KOMUNIKASI SIMBOLIK SONGKOK RECCA’ DI KABUPATEN BONE admin, admin; Alimuddin, Asriani
Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik VOLUME 8 NOMOR 2, DESEMBER 2018
Publisher : STISIP Muhammadiyah Sinjai Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/jaq.v8i2.138

Abstract

Negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya terdiri dari banyak suku, bahasa dan seni budaya. Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki keanekaragaman budaya, hal ini dapat dilihat dari musik, tarian, pakaian hingga kerajinan tangan yang memiliki keunikan, kekhasan serta filosofi tersendiri yang menggambarkan daerahnya masing-masing. Songkok recca’ adalah bagian dari pakaian raja dan bangsawan pada zaman dulu namun sekarang berkembang menjadi pelengkap pakaian adat bugis yang bisa dikenakan siapapun.Songkok recca’ sekarang ini telah menjelma menjadi bagian yang tidak bisa terlepaskan dari masyarakat Bone. Meski songkok recca ‘telah dipakai oleh masyarakat umum, namun hal itu tidak mengurangi nilai songkok recca’ itu sendiri karena faktor sejarahnya yangpanjang sehinggasongkok recca’ ini menjadi ikon bagi Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui makna simbolik yang terkandung pada songkok recca’ di Kabupaten Bone dan Mengetahui kaitan antara songkok recca’ dengan strata sosial pemakainya di Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.pendekatan ini memungkinkan penulis untuk melakukan pengamatan dan analisis secara mendalam terhadap topik yang akan diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.pendekatan ini memungkinkan penulis untuk melakukan pengamatan dan analisis secara mendalam terhadap topik yang akan diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar.Kata-kata disusun dalam kalimat. Informan, Informan dalam penelitian ini adalah informan 5 (lima) orang yaitu seorang Budayawan, tokoh Adat , tokoh masyarakat Bone, Seorang pengrajin songkok recca’dan pemakai songkok recca’. Simbol kekuasaan dan kebesaran, dapat terlihat dari segi bahan songkok pamiring tersebut. Bahan perhiasan songkok pamiring kaum bangsawan dulunya adalah benang emas murni, ini merupakan simbolisasi dari kekuasaan dan kebesaran.Simbol pelapisan masyarakat (Stratifikasi Sosial), terlihat jelas dengan adanya perbedaan tata cara pemakaian songkok recca/songkok pamiring antara kaum bangsawan, orang merdeka dan kaum budak atau hamba sahaya.Simbol perlindungan dari niat jahat yang terkandung pada songkok recca karena adanya kepercayaan orang Bone bahwa recca atau serat pelepah daun lontar itu bisa mengusir roh-roh jahat.Songkok recca’/ songkok pamiring atau songkok to Bone juga memiliki makna simbolik, yakni menggambarkan tentang kedudukan atau strata sosial seseorang dan memiliki makna pesan moral yang tinggi tentang nilai kehidupan sosial dan pentingnya menghormati yang tua serta menghargai yang muda.
MAKNA SIMBOLIK UANG PANAI’ PADA PERKAWINAN ADAT SUKU BUGIS MAKASSAR DI KOTA MAKASSAR Alimuddin, Asriani
Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik Vol 10 No 2 (2020): VOLUME 10, NOMOR 2, DESEMBER 2020
Publisher : STISIP Muhammadiyah Sinjai Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik uang panai’ pada proses perkawinana adat suku Bugis Makassar di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dengan 6 (enam) orang informan dan dokumentasi serta menganalisa dengan teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Simbol yang terkandung dalam uang panai’ pada proses perkawinan adat suku Bugis Makassar, yaitu simbol penghargaan atau penghormatan, simbol pengikat, simbol Strata Sosial, simbol keikhlasan dan ketulusan yang memiliki makna yang merupakan bentuk penghargaan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang begitu ia cintai dan rela melakukan segalanya, ikhlas berusaha keras dalam memenuhi persyaratan keluarga perempuan. Jadi makna yang sebenarnya terkandung dalam uang panai’ sangat berharga, bahkan dapat dijadikan sebagai motivasi dalam mewujudkan keinginan dalam memperoleh apa yang diinginkan, apalagi hal ini berkaitan dengan calon pendamping hidup yang dilandasi dengan budaya siri’ na pacce’
MAKNA SIMBOLIK UANG PANAI’ PADA PERKAWINAN ADAT SUKU BUGIS MAKASSAR DI KOTA MAKASSAR Alimuddin, Asriani
Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik Vol 10 No 2 (2020): VOLUME 10, NOMOR 2, DESEMBER 2020
Publisher : STISIP Muhammadiyah Sinjai Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik uang panai’ pada proses perkawinana adat suku Bugis Makassar di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dengan 6 (enam) orang informan dan dokumentasi serta menganalisa dengan teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Simbol yang terkandung dalam uang panai’ pada proses perkawinan adat suku Bugis Makassar, yaitu simbol penghargaan atau penghormatan, simbol pengikat, simbol Strata Sosial, simbol keikhlasan dan ketulusan yang memiliki makna yang merupakan bentuk penghargaan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang begitu ia cintai dan rela melakukan segalanya, ikhlas berusaha keras dalam memenuhi persyaratan keluarga perempuan. Jadi makna yang sebenarnya terkandung dalam uang panai’ sangat berharga, bahkan dapat dijadikan sebagai motivasi dalam mewujudkan keinginan dalam memperoleh apa yang diinginkan, apalagi hal ini berkaitan dengan calon pendamping hidup yang dilandasi dengan budaya siri’ na pacce’