Helmy, Muh Irfan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DIMENSI ETIKA, ESTETIKA DAN HUKUM DALAM AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PAKAIAN Helmy, Muh Irfan
Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin dan Filsafat Vol 16 No 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.134 KB) | DOI: 10.24239/rsy.v16i1.540

Abstract

In the Qur'an, the Quranic verse about clothing is an important theme which is worth elaborating to reveal the purpose of mentioning it. The urgency of the Quranic verse about clothing is illustrated by the terms which the Qur'an uses when talking about clothing. The Qur'an uses different terms, namely libas, zinah, labus, tsiyab and sarabil, all of which show the meaning of covering and protecting. This article aimed to reveal the dimensions contained in the terms of clothing used by the Qur'an. In addition, this article also aimed to reveal the meaning of the terms of clothing in the context of culture and people's tradition when the Qur'an was descended. Using a thematic method and a historical-sociological approach to the terms of clothing in the Qur'an, this article came to the finding that dressing in principle is commandment of Allah as evidence of His love for humans. The main function of clothing is as a cover of aurat (body parts required by Islam to be covered) reflecting that human having higher degree than other creatures. Human contentment on clothes and jewelry is basically in accordance with human nature. Humans are given freedom to make clothes to fulfill their needs by observing the criteria established by the Sharia. Islam is totally concerned about the ethics of dressing in worship and instructs to wear clean, holy and simple clothing. The Qur'an commands a muslim female believer to cover her head, neck and chest with a hijab so that it cannot be seen by others and is evidence of every muslim female believer in maintaining her honor and dignity. Dalam al-Qur?an tema pakaian termasuk tema penting yang layak dielaborasi untuk mengungkap tujuan dari penyebutan tema pakaian tersebut. Urgensi tema pakaian tergambar dari term-term yang digunakan al-Qur?an ketika berbicara tentang pakaian. Al-Quran menggunakan istilah-istilah yang berbeda, yaitu libas, zinah, labus, tsiyab dan sarabil, yang semuanya menunjukkan kepada arti menutupi dan melindungi. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap dimensi-dimensi yang terkandung dalam term-term pakaian yang digunakan al-Qur?an. Disamping itu, artikel ini juga bertujuan untuk mengungkap pemaknaan term-term pakaian tersebut dalam konteks budaya dan tradisi masyarakat saat al-Qur?an diturunkan. Dengan menggunakan metode tematik  dan pendekatan historis-sosiologis  terhadap term-term pakaian dalam al-Qur?an, artikel ini sampai pada temuan bahwa bererpakaian pada prinsipnya adalah perintah Allah sebagai bukti kasih saying-Nya kepada manusia. Fungsi utama dari pakaian adalah sebagai penutup aurat yang mencerminkan ketinggian derajat manusia dibanding makhluk lain. Kecintaan manusia kepada pakaian dan perhiasan pada dasarnya sesuai dengan fitrah manusia. Manusia diberi kebebasan untuk membuat pakaian dalam memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan kriteria yang ditetapkan syariat. Agama Islam sangat memperhatikan etika berpakaian dalam beribadah dan memerintahkan untuk memakai pakaian bersih, suci dan sederhana. Al-Qur?an memerintahkan perempuan mukmin untuk menutup kepala, leher dan dadanya dengan hijab sehingga tidak dapat terlihat oleh orang lain dan menjadi bukti setiap perempuan mukmin dalam menjaga kehormatan dan harga dirinya.
Dimensi Etika, Estetika dan Hukum dalam Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Pakaian Helmy, Muh Irfan
Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin dan Filsafat Vol. 16 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/rsy.v16i1.540

Abstract

In the Qur'an, the Quranic verse about clothing is an important theme which is worth elaborating to reveal the purpose of mentioning it. The urgency of the Quranic verse about clothing is illustrated by the terms which the Qur'an uses when talking about clothing. The Qur'an uses different terms, namely libas, zinah, labus, tsiyab and sarabil, all of which show the meaning of covering and protecting. This article aimed to reveal the dimensions contained in the terms of clothing used by the Qur'an. In addition, this article also aimed to reveal the meaning of the terms of clothing in the context of culture and people's tradition when the Qur'an was descended. Using a thematic method and a historical-sociological approach to the terms of clothing in the Qur'an, this article came to the finding that dressing in principle is commandment of Allah as evidence of His love for humans. The main function of clothing is as a cover of aurat (body parts required by Islam to be covered) reflecting that human having higher degree than other creatures. Human contentment on clothes and jewelry is basically in accordance with human nature. Humans are given freedom to make clothes to fulfill their needs by observing the criteria established by the Sharia. Islam is totally concerned about the ethics of dressing in worship and instructs to wear clean, holy and simple clothing. The Qur'an commands a muslim female believer to cover her head, neck and chest with a hijab so that it cannot be seen by others and is evidence of every muslim female believer in maintaining her honor and dignity. Dalam al-Qur’an tema pakaian termasuk tema penting yang layak dielaborasi untuk mengungkap tujuan dari penyebutan tema pakaian tersebut. Urgensi tema pakaian tergambar dari term-term yang digunakan al-Qur’an ketika berbicara tentang pakaian. Al-Quran menggunakan istilah-istilah yang berbeda, yaitu libas, zinah, labus, tsiyab dan sarabil, yang semuanya menunjukkan kepada arti menutupi dan melindungi. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap dimensi-dimensi yang terkandung dalam term-term pakaian yang digunakan al-Qur’an. Disamping itu, artikel ini juga bertujuan untuk mengungkap pemaknaan term-term pakaian tersebut dalam konteks budaya dan tradisi masyarakat saat al-Qur’an diturunkan. Dengan menggunakan metode tematik dan pendekatan historis-sosiologis terhadap term-term pakaian dalam al-Qur’an, artikel ini sampai pada temuan bahwa bererpakaian pada prinsipnya adalah perintah Allah sebagai bukti kasih saying-Nya kepada manusia. Fungsi utama dari pakaian adalah sebagai penutup aurat yang mencerminkan ketinggian derajat manusia dibanding makhluk lain. Kecintaan manusia kepada pakaian dan perhiasan pada dasarnya sesuai dengan fitrah manusia. Manusia diberi kebebasan untuk membuat pakaian dalam memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan kriteria yang ditetapkan syariat. Agama Islam sangat memperhatikan etika berpakaian dalam beribadah dan memerintahkan untuk memakai pakaian bersih, suci dan sederhana. Al-Qur’an memerintahkan perempuan mukmin untuk menutup kepala, leher dan dadanya dengan hijab sehingga tidak dapat terlihat oleh orang lain dan menjadi bukti setiap perempuan mukmin dalam menjaga kehormatan dan harga dirinya.