Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRADISI MUSLIMAH BERCADAR (STUDI LIVING HADIS PADA MASYARAKAT TEGAL BESAR JEMBER) Yuhadi, Irfan; Murtini, Nurul Budi
Al-MAJAALIS Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.06 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v6i2.116

Abstract

Allah Subhanahu wa Ta?ala menjadikan wanita sebagai sesuatu yang indah dalam pandangan laki-laki. Salah satu godaan setan bagi kaum laki-laki adalah masalah wanita. Allah Subhanahu wa Ta?ala juga memerintahkan kepada para muslimah agar berhijab dengan mengenakan kerudung yang dapat menutupi kepala dan dada-dada mereka. Tegal Besar adalah sebuah kelurahan di kecamatan kaliwates kabupaten Jember Jawa timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) faktor pendorong dan tahapan yang dilalui oleh muslimah dalam mengenakan cadar, (2) tantangan yang dihadapi dan kenikmatan yang dirasakan oleh muslimah setelah mengenakan cadar, (3) hadis dan atsar yang mensyari?atkan muslimah untuk menggunakan cadar.Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan model penelitian ini adalah studi living hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada 7 faktor pendorong para muslimah tersebut untuk bercadar dan ada 6 tahapan yang dilalui oleh para muslimah hingga mereka berhasil untuk mengenakan cadar. (2) Ada dua tantangan yang dihadapi oleh muslimah setelah mengenakan cadar, yaitu: dituduh mengikuti aliran sesat dan dicela orang, namun mereka juga merasakan kenikmatan tersendiri setelah mereka kontinyu mengenakan cadar. (3) Terdapat nash-nash dalil yang mensyari?atkan muslimah untuk menggunakan cadar, baik dari hadis Nabi Shallalahu ?alaihi wa Sallam maupun dari atsar dari Sahabat dan Tabi?in.
LIVING HADIS: FENOMENA SARAPAN BERSAMA PASCA PENGAJIAN AHAD PAGI MASYARAKAT BANGAH SIDOARJO Yuhadi, Irfan; Murtini, Nurul Budi
Al-MAJAALIS Vol 7 No 1 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.927 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v7i1.124

Abstract

Kata sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran-an, kata sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari. Sarapan yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas dan yang dimakan kurang lebih sepertiga dari makanan sehari. Sarapan banyak bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Sarapan akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan secara bersama-sama. Bangah adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Gedangan Sidoarjo Jawa Timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) konsep pengadaan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi, (2) manfaat kegiatan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi, (3) hadis-hadis yang mensyari?atkan untuk memberi makan orang lain serta makan bersama. Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian ini adalah studi living hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Konsep pengadaan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi berawal dari keinginan untuk mengaplikasikan ilmu tentang keutamaan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang memberi makan kepada para penuntut ilmu. Adapun sumber pendanaan kegiatan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi adalah dari infak para jamaah dan donatur masjid. (2) Kegiatan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi banyak membawa manfaat positif, baik dari secara personal maupun sosial. (3) Terdapat hadis-hadis yang mensyari?atkan untuk memberi makan orang lain serta hadis makan secara bersama-sama.
FENOMENA PRAKTIK CINGKRANG IMPLEMENTASI LARANGAN ISBAL Yuhadi, Irfan; Murtini, Nurul Budi
Al-MAJAALIS Vol 7 No 2 (2020): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.843 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v7i2.143

Abstract

Pakaian berfungsi untuk menutup aurat anak Adam dan juga sebagai perhiasan bagi mereka. Seorang muslim hendaknya menggunakan pakaian yang indah, namun tidak boleh berlebih-lebihan dan tidak diiringi rasa sombong ketika memakainya. Isbal secara istilah adalah memanjangkan, melabuhkan dan menjulurkan pakaian hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah, baik karena sombong ataupun tidak. Mangunharjo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Mayangan kota Probolinggo Jawa timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) faktor pendorong dan tahapan yang dilalui oleh seorang muslim dalam bercelana cingkrang, (2) tantangan yang dihadapi dan kenikmatan yang dirasakan oleh seorang muslim setelah bercelana cingkrang, (3) hadis-hadis yang mensyari?atkan seorang muslim untuk bercelana cingkrang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi living hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada 4 faktor pendorong para muslim Mangunharjo bercelana cingkrang dan ada 5 tahapan yang dilalui oleh para muslim tersebut hingga mereka berhasil mengenakan celana cingkrang. (2) Ada 5 tantangan yang dihadapi oleh muslim setelah mengenakan celana cingkrang dan ada 4 tantangan terberat yang mereka rasakan setelah mereka bercelana cingkrang. Namun di sisi lain mereka merasakan 4 kenikmatan setelah mereka kontinyu mengenakan celana cingkrang. (3) Terdapat beberapa hadis yang mensyari?atkan seorang muslim untuk bercelana cingkrang sebagai implementasi dari larangan isbal.