ROMIATY
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM DEMOKRASI SEKULER TAK MENDUKUNG PENDIDIKAN BERKARAKTER ROMIATY
Journal Ilmu Sosial, Politik, dan Ilmu Pemerintahan Vol. 2 No. 1 (2013): (7)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.886 KB)

Abstract

Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan, degradasi moral seperti tawuran pelajar, seks bebas, aborsi, narkoba dan lain sebagainya seakan menjadi suguhan sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan oleh para pakar pendidikan untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan pendidikan berkarakter. Pendidikan berkarakter adalah Pendidikan untuk pembangunan karakter yang mencakup pengembangan substansi, proses dan suasana atau lingkungan yang menggugah, mendorong, dan memudahkan seseorang untuk mengembangkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Agar terwujud pendidikan yang berkarakter maka peran negara sangatlah penting. Kebijakan- kebijakan yang di terapkan oleh Negara haruslah mendukung pembentukkan karakter yang baik pada remaja. Akan tetapi pada kenyataannya dalam sistem demokrasi sekuler kebijakan-kebijakan yang diambil sarat dengan berbagai kepentingan. Beberapa kebijakan yang tidak mendukung pembentukkan karakter antara lain; dalam menyikapi tawuran remaja diatur dalam Pasal 170 KUHP. Pasal ini mengandung kendala dan kontroversial tanpa memberikan efek jera. UU No 8/1992 tentang Perfilman, UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU No 40/1999 tentang Pers dan UU No 32/2002 tentang Penyiaran, yang mempermudah praktik seks bebas pada remaja dan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) yang mempermudah praktik aborsi. Dan semua itu akan membuat pendidikan karakter di Indonesia hanya pada tataran teori dan sulit dalampengaplikasiannya.
Bimbingan Kelompok Menggunakan Film Pendek Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Peran Guru BK Filery Maria Theressa; Romiaty; Nopi Feronika
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Volume 13, Nomor 1, Juni, Ta
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Students' understanding of the role of guidance and counseling teachers is very important that is to be a sharing friend and motivator in dealing with problems. As for the tendency of students' understanding, (1), the student assumes that of bk teacher is only places for troubled students and (2) students a have bad understanding based on the words of their senior that of bk teacher are fierce or school police whose working punishes students who do not obey the rules of the school. The purpose of this research is to know the application of group guidance services with audio-visual media in the form of short films in improving Students' understanding of the role of BK teachers in SMP Nusantara Palangka Raya during the covid-19 pandemic of the 2020/2021 academic year. This research method is an experiment using a quantitative approach. The design used in this study is one group pretest-posttest (the one group pretest-posttest). So the group that researchers used in the study was only one experimental group. The result of this study is a short film media able to improve the understanding of students, the results obtained from the test results t two sample pairs is 13,000. The result is greater when compared to 2,228 (13,000 > 2,228) at DK = = and 5% significance. then can is concluded that Ha was accepted and Ho was rejected. This thing is to attest that the existence of enhancement understanding students about the role of bk teacher with use short film media
SISTEM DEMOKRASI SEKULER TAK MENDUKUNG PENDIDIKAN BERKARAKTER ROMIATY
Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan Vol. 2 No. 1 (2013): JISPAR
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jispar.v2i1.358

Abstract

Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan, degradasi moral seperti tawuran pelajar, seks bebas, aborsi, narkoba dan lain sebagainya seakan menjadi suguhan sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan oleh para pakar pendidikan untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan pendidikan berkarakter. Pendidikan berkarakter adalah Pendidikan untuk pembangunan karakter yang mencakup pengembangan substansi, proses dan suasana atau lingkungan yang menggugah, mendorong, dan memudahkan seseorang untuk mengembangkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Agar terwujud pendidikan yang berkarakter maka peran negara sangatlah penting. Kebijakan- kebijakan yang di terapkan oleh Negara haruslah mendukung pembentukkan karakter yang baik pada remaja. Akan tetapi pada kenyataannya dalam sistem demokrasi sekuler kebijakan-kebijakan yang diambil sarat dengan berbagai kepentingan. Beberapa kebijakan yang tidak mendukung pembentukkan karakter antara lain; dalam menyikapi tawuran remaja diatur dalam Pasal 170 KUHP. Pasal ini mengandung kendala dan kontroversial tanpa memberikan efek jera. UU No 8/1992 tentang Perfilman, UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU No 40/1999 tentang Pers dan UU No 32/2002 tentang Penyiaran, yang mempermudah praktik seks bebas pada remaja dan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) yang mempermudah praktik aborsi. Dan semua itu akan membuat pendidikan karakter di Indonesia hanya pada tataran teori dan sulit dalampengaplikasiannya.
DEVELOPMENT OF STUDENT NEEDS ASSESSMENT GUIDELINES IN PLANNING GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAMS Romiaty; Dony Apriatama; Esti Pan Pangestie; Matias Stevandy
EDUCATIONE Volume 2, Issue 1, January 2024
Publisher : CV. TOTUS TUUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59397/edu.v2i1.19

Abstract

The Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pandemic has necessitated the adaptation of daily life, including education, to coexist with the virus, commonly termed the "new normal." This study investigates the implementation of needs assessment activities for counseling programs in Palangka Raya City Public High School during the Covid-19 pandemic era. Interviews with key personnel reveal that while there is recognition of the importance of needs assessment, practical challenges hinder its effective execution. Guidance counselors often resort to using previous years' programs due to difficulties in data collection and analysis, resulting in counseling services that may not align with student needs. To address this, operational guidelines are proposed, emphasizing the utilization of technology for needs analysis activities. Expert and practitioner feedback underscores the importance of adapting assessment models to counselor capabilities and school contexts. Enhancing student-centered needs assessment practices is crucial for improving counseling program efficacy and supporting holistic student development.