Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PETAI (PARKIA SPECIOSA HASSK) MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM DAN FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVISIAE Herdini; Gobby Rohpanae; Veriah Hadi
TEKNOSAINS : Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika Vol 7 No 2 (2020): TEKNOSAINS: Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika
Publisher : LPPMPK-Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37373/tekno.v7i2.9

Abstract

Kebutuhan etanol semakin bertambah dengan semakin banyaknya pabrik farmasi dan sekolah farmasi maupun kimia dan kebutuhan sumber energi terbarukan yang besar di Indonesia. Solusi untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengembangkan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) yang dihidrolisis oleh asam klorida 2.0%. Bahan baku bioetanol biasanya mengandung karbohidrat yang cukup tinggi dan kulit petai mengandung karbohidrat sebesar 68.3-68.75%. Sebelum dilakukan perlakuan, sampel tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.) dilakukan determinasi selanjutnya petai dipanen berjumlah 2.5 kg dengan kondisi buah yang segar, telah matang serta tidak busuk. Panen petai dilakukan hanya dari satu pohon saja, kulit yang diambil adalah kulit petai yang segar tidak kering atau busuk, dan telah dipisahkan dari bijinya. Hidrolisis asam dilakukan pada temperatur 70°C selama 4 waktu perlakuan yang mana sampel pertama (sampel A dihidrolisis selama 30 menit), sampel kedua (sampel B dihidrolisis selama 60 menit), sampel ketiga (sampel C dihidrolisis selama 90 menit), sampel keempat (sampel D dihidrolisis selama 120 menit). Hasil hidrolisis karbohidrat monosakarida yang diuji kualitatif menunjukkan hasil positif dengan larutan Benedict. Larutan hidrolisat positif golongan karbohidrat monosakarida hasil hidrolisis asam yang difermentasi menjadi etanol dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae pada pH 4. Kadar bioetanol yang dihasilkan ditentukan menggunakan metode densitas dengan alat piknometer 10 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi asam 2,0%, temperatur 70°C, waktu hidrolisis 120 menit, dan menggunakan Saccharomyces cerevisiae diinkubasi selama 5 hari menghasilkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 3,0%.
ANALISIS TEOFILIN DALAM JAMU SESAK NAPAS SEDIAAN SERBUK YANG BEREDAR DI KOTA BEKASI SECARA KLTp, SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS DAN FTIR Herdini; Sri Lia Nurlicha; Hadi, Veriah
TEKNOSAINS : Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika Vol 8 No 2 (2021): TEKNOSAINS: Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika
Publisher : LPPMPK-Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37373/tekno.v8i2.101

Abstract

Beberapa obat tradisional yang sering dicemari bahan kimia obat menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan salah satunya adalah jamu sesak nafas dengan penambahan teofilin untuk meningkatkan khasiatnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teofilin dalam jamu sesak nafas sediaan serbuk yang beredar di Kota Bekasi. Analisis dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif, Spektrofotometri UV-Vis dan FTIR. Hasil KLT Preparatif menunjukkan Rf sampel A 0,92; sampel B 0,91; sampel C 0,93 dan didapatkan kadar sampel A 0,0640%; sampel B 0,0522% dan sampel C 0,0616%. Bilangan gelombang yang terbentuk menunjukkan adanya gugus fungsi CH3, C=O, C=C (cincin aromatik) dan C-N (amin aromatik). Hasil ini menunjukkan bahwa sampel jamu positif mengandung bahan kimia obat (teofilin).
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi Daun Gedi hijau (Abelmoschus manihot (L.) Medik) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Rosario Trijuliamos Manalu; Herdini; Fiki Danya
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2022.008.01.3

Abstract

Daun gedi hijau memiliki potensi sebagai antioksidan, seperti halnya dengan daun gedi merah yang secara tradisional banyak digunakan sebagai pengobatan dan dibuktikan dengan penelitian memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi daun gedi hijau dengan metode DPPH. Bahan uji yang digunakan adalah serbuk kering daun gedi hijau yang diperoleh dari BALITTRO (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat) Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi dengan etanol 96%, kemudian dievaporasi menjadi ekstrak kental dengan hasil rendemen sebesar 11,14%, selanjutnya difraksinasi cair-cair berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) dengan vitamin C sebagai kontrol positif. Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol awal, fraksi etil asetat dan fraksi air tergolong efektif, sedangkan fraksi n-heksan tergolong tidak efektif. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan paling tinggi dengan nilai IC50 233 bpj.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi Daun Gedi hijau (Abelmoschus manihot (L.) Medik) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Rosario Trijuliamos Manalu; Herdini; Fiki Danya
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2022.008.01.3

Abstract

Daun gedi hijau memiliki potensi sebagai antioksidan, seperti halnya dengan daun gedi merah yang secara tradisional banyak digunakan sebagai pengobatan dan dibuktikan dengan penelitian memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi daun gedi hijau dengan metode DPPH. Bahan uji yang digunakan adalah serbuk kering daun gedi hijau yang diperoleh dari BALITTRO (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat) Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi dengan etanol 96%, kemudian dievaporasi menjadi ekstrak kental dengan hasil rendemen sebesar 11,14%, selanjutnya difraksinasi cair-cair berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) dengan vitamin C sebagai kontrol positif. Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol awal, fraksi etil asetat dan fraksi air tergolong efektif, sedangkan fraksi n-heksan tergolong tidak efektif. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan paling tinggi dengan nilai IC50 233 bpj.
ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF N-HEXANE AND ETHANOL EXTRACT OF MELINJO PEEL (GNETUM GNEMON L.) AGAINST SHIGELLA DYSENTERIAE AND BACILLUS CEREUS Anas Gilang Pratama; Saiful Bahri; Herdini
Journal of Research in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Vol 2 No 1 (2023): Vol.2 No.1 JUNE (2023)
Publisher : Pharmacy Program, Faculty of Medicine, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jrpps.v2i1.6598

Abstract

Melinjo peel (Gnetum gnemon L.) contains secondary metabolites with antibacterial characteristics such as alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids. This study aims to determine the antibacterial activity of 96% ethanol and n-hexane extract of melinjo peel resulting from the multilevel maceration against Shigella dysenteriae and Bacillus cereus bacteria. This research is an experimental study to test the antibacterial activity of melinjo peel extract as measured by the Diameter of Inhibition Zone (DIZ) and Minimum Inhibitory Concentration (MIC) at concentrations of 12.5%, 25%, and 50%. The results found that the extract resulted from maceration with 96% ethanol solvent as much as 70.95 g with a yield of 14.19% and n-hexane solvent as much as 7.07 g with a yield of 1.41%. The 96% ethanol extract of melinjo peel gave the highest DIZ at a concentration of 50% against Bacillus cereus compared to Shigella dysenteriae. In contrast, the DIZ of n-hexane extract of melinjo peel had no inhibitory power against both of bacteria in all concentrations. MIC of 96% ethanol extract of melinjo peel extract against Shigella dysenteriae and Bacillus cereus at concentrations of 50% and 25%, respectively, whereas n-hexane extract melinjo peel had no MIC value against both bacteria.