Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Membangun Masyarakat ‘Gemeinschaft’ Islami Sebuah Wacana Yaya, Yaya
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 1 No. 1 (2019): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

’The model of gemeinschaft relationship, particulariy its main principle that is unity and solidarity, is a sort of emanation from inner belief of a Muslim. Islam itself commands any Muslim to avoid any kind of pragmatism and opportunism. From the very beginning Islam appeals Muslims to put aside all bad character such as egoísm, selfishness, and nepotism, and otherwise promote altruism, emphaty, and solidarity. This is because human beings cannot live in alienation from other people as they are social beings. They ought to complement each other in satisfying their needs for living. Islam therefore teaches Muslims some moral codes for social interrelationship: (1) brotherhood, (2) equity, (3) tolerance, (4) amr ma’ruf and   nahy munkar, (5) democracy,(6) justice, and (7) equilbrium. These Islamic principies is thought of to insure the so called baldatun thayyibatun wa rabbun ghafúr. Kata kunci: Da'wah of Hizbiyah, Islamic Gemeinschaft, Discourse   Abstrak Model hubungan gemeinschaft, khususnya prinsip utamanya yaitu persatuan dan solidaritas, adalah semacam emanasi dari keyakinan batin seorang Muslim. Islam sendiri memerintahkan setiap Muslim untuk menghindari segala bentuk pragmatisme dan oportunisme. Sejak awal, Islam meminta umat Muslim untuk mengesampingkan semua karakter buruk seperti egoisme, selfishness , dan nepotisme, dan sebaliknya mempromosikan altruisme, empati, dan solidaritas. Ini karena manusia tidak dapat hidup dalam keterasingan dari orang lain karena mereka adalah makhluk sosial. Mereka harus saling melengkapi dalam memuaskan kebutuhan hidup mereka. Karena itu, Islam mengajarkan kepada umat Islam beberapa kode moral untuk hubungan timbal balik sosial: (1) persaudaraan, (2) kesetaraan, (3) toleransi, (4) amr ma'ruf dan nahi munkar, (5) demokrasi, (6) keadilan, dan (7) ) keseimbangan. Prinsip-prinsip Islam ini dianggap untuk memastikan apa yang disebut baldatun thayyibatun wa rabbun ghafúr. Kata kunci: Dakwah Hizbiyah, Gemeinschaft Islami, Wacana
Wirid Quran Dalam Pengobatan Corona Berbasis Internet Yaya, Yaya; Tasdik, Komarudin
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 2 No. 1 (2020): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Various solutions have been sought in controlling the Covid-19 pandemic outbreak. Wirid Quran is used as material for treatment, including warding off the Corona outbreak. This study uses descriptive phenomenology and qualitative methods that are correlated with the basic design of an Internet-based (web) expert system. This thesis was once put forward by Qundail which proved that the Quran functions as a medicine in dealing with various diseases. This article proves that the Quran-based treatment for the treatment of Corona patients is still open for further research. Because the method of Internet-based Qur'anic treatment does not reduce the quality of conventional treatment similar. In fact, this approach tends to be easier to create web-based expert systems, so that patients do not need to come directly to the clinic. Keywords: Medicine, Corona, Quran, wirid, Internet   Abstrak Berbagai solusi diupayakan dalam pengendalian wabah pandemic Covid-19. Wirid Quran dijadikan materi pengobatan, termasuk menangkal wabah Corona. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dan kualitatif deskriptif yang dikorelasikan dengan perancangan dasar expert system berbasis Internet (web). Tesis ini pernah dikemukakan oleh Qundail yang membuktikan bahwa Quran berfungsi sebagai obat dalam menghadapi berbagai penyakit. Artikel ini membuktikan bahwa pengobatan berbasis Quran untuk pengobatan pasien Corona masih terbuka untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Karena metode pengobatan Alquran berbasis Internet tidak mengurangi kualitas pengobatan serupa secara konvensional. Bahkan pendekatan tersebut cenderung lebih mudah untuk dibuatkan expert system berbasis web, sehingga pasien tidak perlu datang langsung ke klinik. Kata kunci: Pengobatan, Corona, Quran, wirid, Internet
Another Side of Folk Tradition; Da’wah, Entertainment, and Magic in the Madurese Community Aripudin, Acep; Yaya, Yaya
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 3 No. 2 (2021): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The emergence and development of traditional arts is closely related to the process of spreading religion. Not always art in religious communities appears deductively as a development of the spirit of religious teachings. This is because, in fact, art in traditional societies is potentially produced and can become a medium as well as a tool in spreading religion and relationships as well as strengthening the character of the community. Cultural values ​​in art are then unified and integrated into a local wisdom that complements each other, so that religious arts and culture are functionally inductively attached. This article aims to reveal how Islamic values ​​as a religion are functionally related to the art traditions of the Madurese community. The position of art as something profane and entertaining then changed to follow the position of a sacred religion and had similar consequences. The form of the relation between art and Islam can be seen in song lyrics, the history of the emergence of art, moments of performing arts, art genres, the spread of religion and the legality of religious leaders. In the end, the traditional arts of the community were preserved as Islam was preserved, and even developed into a multi-force that has an impact on improving the community's economy. Keywords: Da'wah, Art, Entertainment, Ritual, Madura, and Local Wisdom   Abstrak Muncul dan berkembangnya seni tradisional sangat berkaitan dengan proses penyebaran agama. Tidak selamanya seni pada masyarakat beragama muncul secara deduktif sebagai pengembangan dari spirit ajaran agama. Karena, dalam faktanya seni pada masyarakat tradisional secara potensial diproduksi dapat mejadi media sekaligus alat dalam menyebarkan agama dan dan huburan sekaligus yang memperkuat karakter masyarakat. Nilai-nilai budaya dalam seni kemudian menyatu dan terintegrasi menjadi suatu kearifan lokal yang saling mengisi, sehingga seni budaya beragama secara induktif melekat secara fungsional. Artikel ini, bertujuan mengungkap bagaimana nilai-nilai Islam sebagai agama berhubungan secara fungsional dengan tradisi seni masyarakat Madura. Posisi seni sebagai sesuatu hal yang profane dan menghibur kemudian berubah mengikuti posisi agama yang sacral dan memiliki konsekuensi serupa. Wujud relasi seni dan Islam nampak pada syair lagu, sejarah munculnya seni, momen-momen pentas seni, genre seni, penyebar agama dan legalitas dari pemuka agama. Seni tradisional masyarakat pada akhirnya terpelihara sebagaimana terpeliharanya Islam, bahkan berkembang menjadi kekuatan multi yang berdampak seperti pada peningkatan ekonimi masyarakat. Kata Kunci: Da’wah, Seni, Hiburan, Ritual, Madura, dan Kearifan Lokal
Islamic Sermon at Islamic Boarding Schools in Developing Public Speaking Skills Arifin, Faisal; Yaya, Yaya; Hafidz, Zaini
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 4 No. 1 (2022): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research departs from extracurricular activities which are one of the activities in schools and non-formal educational institutions, which are oriented towards developing self-capacity, channeling the capacity of students' interests and talents. This extracurricular is an additional lesson outside of class hours, the purpose of this extracurricular activity is to increase the interests and talents of students. The purpose of this study was to find out how the concept of missionary activities, the implementation of missionary activities, and to find out what were the inhibiting and supporting factors of missionary activities at the Nurul Falah Bungbulang Islamic Boarding School. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. To obtain the information and data needed in the study, the researchers used data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the extracurricular activities of muballighin at the Nurul Falah Bungbulang Islamic boarding school had been going well, this activity was carried out on the basis of need with the intention that students had skills, courage, honesty and discipline, then this activity aimed to make students mentally strong and have the ability to speak in public. This extracurricular activity of the preacher is carried out every Sunday night alternately with other activities, all students who have registered as participants should attend and take part in these activities. The students who are selected as champions will be trained and fostered better, so that they can be used as participants in other activities outside the pesantren. The expertise gained from this missionary activity is that students have the ability to speak in public, students have the ability to communicate, and students have the ability to read situations and conditions around them. The inhibiting factors for these activities are the psychological factors of students such as fear, shame, and hesitation to appear in public, then ineffective time management, and the unpreparedness of students. While the supporting factors for these activities include the cohesiveness of the management, supporting facilities and infrastructure, and enthusiastic students. Thus, it can be ascertained that the extracurricular activities of the muballighin at the Nurul Falah Bungbulang Islamic boarding school have been going well. Keywords: Da'wah, Extracurricular, Muballighin, Islamic Boarding School.   Abstrak Penelitian ini bertolak dari kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan di sekolah maupun di lembaga pendidikan non-formal, yang berorientasi untuk pengembangan kapasitas diri, penyaluran kapasitas minat dan bakat santri. Ekstrakurikuler ini merupakan pelajaran tambahan di luar jam pelajaran, tujuan kegiatan ekstrakurikuler ini adalah untuk meningkatkan minat dan bakat peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep kegiatan muballighin, implementasi kegiatan muballighin, serta untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung kegiatan muballighin di pesantren Nurul Falah bungbulang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Untuk memperoleh informasi dan data-data yang diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan ektrakurikuler muballighin di pesantren Nurul Falah Bungbulang telah berjalan dengan baik, kegiatan ini dilaksanakan atas dasar kebutuhan dengan maksud agar santri memiliki keterampilan, keberanian, kejujuran dan kedisiplinan, kemudian kegiatan ini bertujuan agar santri memiliki mental yang kuat dan memiliki kemampuan berbicara didepan umum. Kegiatan ektrakurikuler muballighin ini dilaksanakan setiap malam minggu secara bergantian dengan kegiatan lain, seluruh santri yang telah terdaftar menjadi peserta hendaknya hadir dan mengikuti kegiatan tersebut. Santri yang terpilih menjadi juara akan dilatih dan dibina lebih baik, sehingga mereka bisa dijadikan peserta pada kegiatan lain diluar pesantren. Keahlian yang didapat dari kegiatan muballighin ini adalah santri memiliki kemampuan berbicara didepan umum, santri memiliki kemampuan berkomunikasi, serta santri memiliki kemampuan membaca situasi dan kondisi di sekitar. Faktor penghambat kegiatan tersebut adalah faktor psikologis santri seperti takut, malu, dan ragu untuk tampil didepan umum, kemudian manajemen waktu yang tidak efektif, dan ketidaksiapan santri. Sedangkan faktor pendukung kegiatan tersebut antara lain yaitu kekompakan pengurus, sarana dan prasarana yang mendukung, dan santri yang antusias. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler muballighin di pesantren Nurul Falah Bungbulang telah berjalan dengan baik. Kata kunci: Dakwah, Ekstrakurikuler, Muballighin, Pesantren.
Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa Sekolah Dasar rasimah, emeh; yaya, yaya
Buletin Ilmiah Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Papanda Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56916/bip.v1i2.695

Abstract

This research aims to explore the impact of implementing problem-based learning method on the problem-solving skills of Elementary School (SD) students. Through a qualitative approach involving observation, interviews, and document analysis, data were collected from teachers and students at SDN Salawana I. The analysis results indicate that the implementation of the problem-based learning method has a positive impact on student engagement, collaboration among students, and the development of problem-solving skills. Students show higher enthusiasm in learning when engaged in problem-solving relevant to their daily lives, while teachers report a significant improvement in students' ability to identify problems and formulate solutions. The practical implications of these findings support innovative approaches in elementary-level learning, emphasizing the importance of student engagement in the learning process. However, challenges in implementing this method also need to be considered, including infrastructure readiness and teacher training. This research contributes significantly to our understanding of the potential of problem-based learning methods in enhancing the problem-solving skills of SD students, while highlighting the importance of ongoing support in its implementation.