Berdasarkan hasil analisis situasi dan diskusi dengan mitra dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu : Produksitanpa dilakukan grading (pemisahan berdasarkan kualitas), diversifikasi produk hasil keripik tempe masih kurang,belum adanya untuk desain kontruksi mesin pengiris tempe yang mempermudah dan mempercepat proses produksi,belum adanya building e-commerce untuk meningkatkan competitive advantage. Pengirisan tempe secara manualmenggunakan tangan, membutukan banyak waktu dan tenaga kerja serta ketebalan hasil irisan tempe tidak seragamsehingga dapat menyebabkan penurunan mutu produk keripik tempe. Pengolahan secara manual dengan tangan,masih banyak dilakukan dan masih layak secara ekonomi, namun demikian pada saat harga produk keripik tempeharus bersaing dengan produk makanan sumber protein lainnya dipasaran, dan dengan adanya pandemi COVID – 19ini masyarakat ketakutan akan sterilisasi jika menggunakan manual (tangan) atau nilai produk keripik tempe yangrelatif rendah, maka proses menggunakan mesin menjadi suatu keharusan (Less Contact Economy (LCE). Tujuanpengabdian masyarakat ini yaitu pendampingan pengadaan mesin pengiris temped dan sistem e – commerce.Manfaat yang diperoleh yaitu diharapkan usaha keripik tempe di masa mendatang bisa lebih siap menghadapipersaingan, terutama menghadapi revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang berjalan di Indonesia. Dengan aplikasidigital, usaha mikro keripik tempe bisa memanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi usahanya sehingga pendapatanmereka meningka