Iwan Adi Indrawan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Eksplorasi Ruang Terapetik : Respon Kuratif terhadap Gangguan Mental pada Anak Ferdy Yohanes Panjaitan; Iwan Adi Indrawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v10i2.69282

Abstract

Dalam mencapai kesembuhan diperlukan adanya input-input positif tertentu yang diterima oleh seseorang yang sedang mengalami penyakit terkait. Input positif yang paling lazim diterapkan adalah berupa perbuatan medis yang berkaitan secara eksplisit dengan seseorang dengan penyakit tersebut. Pemanfaatan input positif demi kesembuhan melalui translasi dan modifikasi elemen arsitektural yang digunakan secara konvensional nyatanya belum memanfaatkan potensi yang ada secara maksmial. Ruang Terapetik sebagai salahsatu wadah untuk mentranslasikan arsitektur kedalam persepsi para penggunanya dalam bentuk efek menyembuhkan. Oleh karena itu eksplorasi dari modifikasi elemen arsitektural untuk membentuk ruang terapetik ini perlu dilakukan. Untuk menemukan modifikasi elemen arsitektural yang tepat digunakan metode Studi Preseden pada rancangan-rancangan yang relevan untuk menemukan rangkaian inovasi berupa metode penghadiran elemen alami sebagai distraksi positif kepada para pasien sehingga suatu ruang dapat bersifat menyembuhkan. Kemudian digunakan Kerangka berfikir berbasis force untuk menentukan bagaimana bangunan bisa dikategorikan sensitif terhadap penyakit tertentu, dimana penyakit yang dimaksud adalah kelainan mental berupa trauma. Dengan menggunakan gejala trauma sebagai dasar dalam mengambil keputusan rancang didapatkanlah modifikasi substansi arsitektur yang tepat. Dengan konsep mengenai penghadiran distraksi melalui studi preseden serta respon gejala trauma yang telah dilakukan, didapat sebuah kriteria-kriteria mengenai modifikasi elemen- elemen arsitektural yang dapat diterapkan sehingga rancangan nanti dapat bersifat menyembuhkan. Penghadiran substansi massa yang bersifat dinamis dan jauh dari kesan mencekam, serta substansi material yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan elemen alami.
Translasi Positive Distraction pada Arsitektur: Eksplorasi Ruang melalui Suasana Nostalgia akan Memori Rumah Pohon Isyana Gita Prameswari; Iwan Adi Indrawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v10i2.69695

Abstract

Penerapan positive distraction dalam arsitektur dilakukan sebagai sebuah strategi untuk mengalihkan individu dari emosi negatif yang dialami. Pada teorinya, penggunaan elemen alam ditekankan sebagai cara yang efektif digunakan untuk menghadirkan positive distraction. Sebuah hipotesa kemudian diturunkan bahwa elemen alam bukanlah satu-satunya cara untuk menghadirkan positive distraction. Dengan pembentukan atmosfer spasial dan sequencing yang digunakan sebagai metode desain, positive distraction dihadirkan melalui suasana yang tebentuk dalam suatu rangkaian pengalaman dalam ruang dan pergerakan yang menggambarkan suasana nostalgia akan memori masa kanak-kanak sebagai suatu bentuk positive distraction bagi para emerging adults. Eksplorasi terhadap karakteristik rumah pohon dan pembangkitan emosi positif dari memori masa kanak-kanak dilakukan pada pembentukan suasana nostalgia. Ketika emerging adults menjadi rentan terhadap quarter life crisis yang mendatangkan kecemasan, ketakutan, dan keraguan diri mengenai masa depan, nostalgia akan memori masa kanak-kanak dapat memberikan sebuah pelarian dengan kenyamanan dan kehangatan yang ditawarkan didalamnya. Pada penerapannya, positive distraction yang dihadirkan melalui pembentukan suasana didukung oleh penggunaan elemen alam yang diintegrasikan dengan konsep memori rumah pohon.
Karakter Hutan Hujan Tropis sebagai Sumber Analogi dalam Penciptaan Multisensory Space Experience Alyssa Jane Khadijah; Iwan Adi Indrawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v10i2.69696

Abstract

Multisensory space experience yang diartikan sebagai pengalaman ruang melibatkan banyak indra, merupakan sebuah respon dari fenomena ocularcentrism – peristiwa pengistimewaan indra penglihatan dibandingkan indra lainnya – dalam arsitektur yang mengakibatkan arsitektur tidak lagi menjadi pengalaman yang menggugah kehidupan. Hutan hujan tropis memiliki atmosfir ruang yang dapat dirasakan melalui pengalaman sensoris, dimana hal tersebut menjadikan karakter lingkungan hutan hujan tropis kemudian diadaptasi sebagai karakter kualitas ruang dari multisensory space experience karena selaras dengan tujuan utama rancangan. Untuk mencapai proposisi tersebut, analogi sebagai metode desain digunakan untuk mencapai asosiasi antara karakter hutan hujan tropis (sumber) dan ranah arsitektur (target) yang memungkinkan melalui pembentukan relasi atau representasi. Analogi bekerja dengan mengambil elemen fundamental dari ide dasar konsep kualitas ruang yang ingin dikonstruksi, lalu menerjemahkannya ke dalam bahasa formal arsitektur (form making). Dalam rancangan pemandian air panas, keberhasilan translasi ide terletak pada kualitas kontras cahaya dalam ruang, pengalaman ragam aroma hutan, kualitas penghawaan serta pengalaman menyentuh ragam tekstur dalam ruang, medan dalam rancangan (ragam elevasi ruang) yang menyerupai pengalaman ketika menyusuri hutan.
Studi Aksesibilitas Halte Bis Trans Menuju Lingkungan Inklusif Arina Hayati; Kirami Bararatin; Iwan Adi Indrawan; Nurfahmi Muchlis
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 3 No. 2 (2017): EIJA | December 2017 `~ February 2018 Edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.292 KB) | DOI: 10.29080/emara.v3i2.175

Abstract

The provision of an inclusive environment was one of Sustainable Development Goals (SDG) 11 targets that was also listed in the declaration document of the 2016 NUA (New Urban Agenda) Habitat III. This was no exception for the public buildings and transport facilities provision that should meet and accommodate the needs of all users including persons with disabilities, the elderly, children, and women. Currently, Indonesia has committed to ratify and implement the CRPD, including the enactment of several regulations and the provision of access environment in public buildings. However, such implementation has not been maximized and complies with standards based on inclusion design. This paper is part of a Research-Based-Community Service to observe and evaluate bus stop and the pedestrian way in Surabaya. Yet, the discussion only highlights the result of pre-eliminary study of accessibility condition at bus stop based user paricpation. Methods of observation and environmental simulation were used to obtain research data. The results show various problems caused by lack of user participation and understanding and information on the design of accessible environment. This led to many application designs on the environment not in accordance with existing regulations and the needs of users especially those with special needs.
MODEL PENGEMBANGAN KAMPUS TEMATIK DALAM KAWASAN AGROTEKNO PARK BambangSoemardiono; Iwan Adi Indrawan; Nurfahmi Muchlis
Jurnal Koridor Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.322 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v10i1.1387

Abstract

The Agro Techno Park area in North Gresik is a proposal developed by the local government with master plan design concepts with a theme that combines industry and campus based on education and research (Erica Campus). With strong potential supported by infrastructure plans for the development of north Gresik, this area has the potential to be developed. Research problems that arise are aspects of what aspects need to be considered in structuring these thematic clusters and how the criteria that help strengthen campus development planning concepts in the long term. Hanyang University is one example of the Erica campus cluster in south Korea that applies new standards and is recognized as a school that actively collaborates with industry. This cluster must have a strong and specific peculiarity because it is in the agro-industrial region so that in its footprint other than the mass, circulation and open space. There are special needs that need to be studied in depth so that the concept of merging is achieved to develop conceptual directives in the form of thematic campus development models
Integrasi Konfigurasi Healing Garden pada Fasilitas Kesehatan Mental Nabila Puspitowati; Iwan Adi Indrawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i4.99146

Abstract

Angka kasus gangguan kesehatan mental di Indonesia cukup memprihatinkan. Faktor penyebab gangguan kecemasan berasal dari lingkungan sekitar seperti pekerjaan, sekolah, pertemanan, bahkan keluarga sendiri dan jika dibiarkan berkepanjangan dapat memperburuk keadaan psikologis dan berdampak ke kehidupan kedepannya. Mendatangi seorang profesional mereupakan salah satu cara untuk menangani gangguan kecemasan. Arsitektur hadir untuk merespon isu tersebut dengan menyediakan bangunan dengan healing environment. Dengan memasukkan analisa perilaku manusia dalam rancangan dengan bantuan psychology architecture sebagai pendekatan yang memfokuskan studi mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungannya serta desain biofilik sebagai metode, diharapkan rancangan dapat mewadahi kebutuhan penduduk Jakarta dan menghasilkan respon positif terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan gangguan kecemasan.
Intervensi Konsep Transparansi sebagai Stimulan Ruang Interaksi Sosial Remaja Khansa Amalia Tsabita; Iwan Adi Indrawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i5.99162

Abstract

Transparansi dalam ranah Arsitektur biasa dipahami dengan permukaan tembus pandang yang dapat membatasi dua ruang dengan keadaan berbeda. Penelitian ini menekankan pada eksplorasi transparansi pada ruang interaksi sosial remaja yang mewadahi kegiatan dengan aktivitas yang beragam. Menggunakan pendekatan arsitektur dan perilaku serta metode person-centered mapping, penelitian merupakan bagian dari rancangan ruang publik sebagai respon dari karakteristik atau pola perilaku manusia yang difokuskan pada remaja. Memetakan pergerakan dan perilaku manusia, manusia menjadi aspek penting yang memengaruhi keseluruhan rancangan. Sehingga dengan intervensi konsep transparansi, rancangan diharapkan dapat menjadi wadah berupa ruang interaksi sosial remaja yang berkualitas.
Translasi Pendekatan Hybrid Architecture pada Konsep Ruang Kontradiktif Sarana Wisata Pesisir Chaerul Bahrum; Iwan Adi Indrawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i5.96249

Abstract

Limbah laut berupa sampah plastik memperoleh peringkat kedua tertinggi dalam mencemari lautan yang mengakibatkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia dan biota laut. Laut Sulawesi Selatan menjadi area dengan rataan sampah plastik tertinggi yaitu 2,35 buah per m2. Hal tersebut terjadi akibat banyaknya limbah yang dibuang ke laut dari aktivitas manusia. Permasalahan ini berujung ke satu titik, yaitu eksploitasi ruang pesisir terutama pada kawasan kepulauan kecil, sebab limbah yang dibuang ke laut sebagian besar akan dibawa ombak ke pulau kecil terdekat, belum lagi warga kepulauan yang menjadikan ruang pesisir sebagai tempat pembuangan sampah, padahal memiliki potensi pariwisata pesisir. Arsitektur industri konservasi serta wisata pantai dihadirkan di ruang pesisir sebagai cara menyelesaikan isu arsitektural. Namun, area kepulauan yang tidak luas mengharuskan kedua fungsi ini hadir dalam satu ruang yang sama. Karakteristik kedua fungsi yang kontradiktif menjadi sebuah paradoks, lalu apa yang arsitektur mampu tawarkan? Pendekatan hybrid architecture dengan konsep kamuflase menjadi cara untuk menyatukan fungsi tersebut dengan mengutamakan ruang wisata pesisir sebagai identitas rancangan. Proses eksperimentasi akan dilakukan terhadap program dengan metode permutasi pada transprogramming yang memperhatikan kualitas ruangnya.