SYAIFULLOH, M. ALI
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KONSEP MONO NO AWARE YANG TERCERMIN DALAM FILM“HOTARU NO HAKA” KARYA SATO TOYA SYAIFULLOH, M. ALI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.76 KB)

Abstract

Kata Kunci : film, perang dunia ke-II, mono no aware   Karya seni Jepang banyak mengandung nilai estetika atau bishiki. Bagi seniman Jepang estetika dari keindahan alam selalu dekat dengan karya yang mereka ciptakan. Salah satu nilai estetika yang kemudian cukup dikenal adalah mono no aware atau biasa diterjemahkan menjadi “rasa kesedihan terhadap suatu hal atau benda”. Dalam analisis ini penulis menggunakan film sebagai bahan analisis. Film yang digunakan adalah film berjudul Hotaru no Haka. Film ini menceritakan tentang perjuangan bertahan hidup dua bersaudara pada masa setelah perang dunia ke-II. Dalam film ini, penulis menemukan konsep mono no aware pada beberapa scene. Untuk menemukan mono no aware dalam film Hotaru no Haka, penulis menggunakan definisi dari pemahaman mono no aware, serta menggunakan teori mise-en-scene sebagai teori pendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mono no aware yang tercermin dalam film Hotaru no Haka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film Hotaru no Haka terdapat mono no aware. Konsep mono no aware banyak tercermin dalam scene Seita dan Setsuko yang berusaha keluar dari kondisi sulit pada saat perang dunia. Tidak hanya pada scene Seita dan Setsuko saja, konsep mono no aware juga tercermin dalam scene bibi dari Seita dan Setsuko yaitu Hisako yang memperjuangkan kelangsungan hidup anak-anaknya setelah suaminya gugur di medan perang.                                                                                                             Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti film ini tetapi dengan pendekatan maupun permasalah yang berbeda misalnya mengkaji kehidupan anak-anak korban perang yang tercermin dalam film menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Penulis juga berharap bahwa penelitian mengenai mono no aware ini dapat membantu para pembelajar bahasa Jepang dan peminat budaya dalam memahami budaya Jepang, khususnya mengenai konsep mono no aware.