Bahasa adalah alat komunikasi yang dapat menunjukkan hubungan sosial tertentu dalam masyarakat. Hubungan sosial penutur dan lawan tutur berpengaruh terhadap penggunaan bahasa. Sebagai contoh yaitu pola komunikasi di Jepang yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Latar belakang sosial penutur berpengaruh terhadap pemilihan bahasa yang kemudian menimbulkan adanya ragam bahasa. Selain latar belakang sosial, kesantunan juga merupakan hal penting dalam kegiatan komunikasi di Jepang, sehingga perlu kecermatan dalam penggunaan bahasa. Penggunaan ungkapan perintah bahasa Jepang juga harus memperhatikan hal-hal tersebut. Salah satu contoh ragam penggunaan ungkapan perintah tersebut dapat dilihat pada serial drama Mei-chan no Shitsuji episode 1-2. Penelitian ini menggunakan acuan teori C.R.J Ross untuk menganalisis perbedaan status sosial berdasarkan keadaan ekonomi. Sedangkan untuk analisis penggunaan strategi kesantunan menggunakan acuan teori Brown dan Levinson. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis berupa kutipan dialog dari serial drama Mei-chan no Shitsuji episode 1-2 yang mengandung ungkapan perintah. Analisis yang dilakukan adalah dengan mengklasifikasikan data yang ditemukan, kemudian menganalisis penggunaan ungkapan perintah sesuai konteksnya. Pada hasil penelitian, ditemukan lima jenis strategi kesantunan dalam penggunaan ungkapan perintah yakni melakukan tindakan pengancaman muka dengan apa adanya (bald on record), melakukan tindakan pengancaman muka dengan kesantunan positif (positive politeness), melakukan tindakan pengancaman muka dengan kesantunan negatif (negative polteness), melakukan pelunakan (off record), dan tidak melakukan tindakan pengancaman muka (don’t do the FTA). Sedangkan berdasarkan perbedaan kelas sosial ekonomi yakni upper class dan non-upper class terdapat variasi penggunaan ungkapan perintah. Pada kategori upper class menggunakan ketiga bentuk ungkapan perintah, yakni bentuk perintah, permintaan dan anjuran. Sedangkan pada kategori non-upper class cenderung menggunakan bentuk perintah. Pada penelitian selanjutnya disarankan lebih dalam meneliti tentang variasi bentuk ungkapan perintah dalam ragam bahasa percakapan. Selain itu juga disarankan membahas lebih dalam tentang ragam bahasa sosiolek yang dikhususkan pada kategori umur, pekerjaan dan pendidikan dengan menggunakan objek kajian yang lain.Kata Kunci: Sosiolinguistik, Status Sosial, Sosiolek, Strategi Kesantunan, Ungkapan Perintah.