SAPUTRA, RISZKY ALLA
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SAPUTRA, RISZKY ALLA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 4, No 9 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.56 KB)

Abstract

Kata Kunci : strukturalisme, unsur intrinsik, inertekstualitasKomik dapat menjadi sebuah media yang menarik dan mudah dimengerti melalui gambar-gambar atau ilustrasi. Salah satu contoh komik yang tenar dan banyak digemari adalah Petualangan Tintin edisi Le Secret de La Licorne. Edisi ini telah dikomodifikasi dalam bentuk film 3 Dimensi. Komik dan film merupakan dua jenis seni yang berbeda. Komik menggunakan gambar diam dan bahasa tulis sebagai media pengantarnya, sedangkan film menggunakan gambar bergerak dan suara. Namun perbedaan tersebut bukan berarti antara komik dan film tidak memiliki benang merah. Hal ini menarik untuk dikaji secara struktural intertekstual untuk mengetahui persamaan serta perbedaan dari komik dan film tersebut.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori dan metode struktural dari Nurgiyantoro (2010, hal. 22-23) dengan mengkaji unsur-unsurĀ  intrinsik sebagai pembangun cerita sebuah karya. Selain itu, penulis menggunakan teori dan metode intertekstual dari Culler (1981) yang berperan dalam menganalisis perbandingan dari dua teks yaitu komik dan film. Melalui pendekatan di atas, penulis melakukan perbandingan interteks dari unsur-unsur intrinsik antara bentuk asal (komik) dengan perubahannya (film).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komik dan film 3 dimensi petualangan Tintin edisi Le Secret de La Licorne mempunyai persamaan dan perbedaan yang termanifestasi dalam unsur-unsur intrinsiknya seperti tema, alur, latar, penokohan, dan amanat. Bentuk-bentuk intertekstualitas unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam kedua karya ini adalah modifikasi, ekspansi, ekserp, transformasi dan haplologi. Meskipun dalam struktur interteks komik dan film tersebut terjadi perbedaan pada unsur intrinsiknya, namun hal itu tidak mengubah makna dari keseluruhan cerita.Penulis menyarankan agar penelitian berikutnya dapat menggunakan teoriteori dan pendekatan yang lain. Kemudian penulis berharap dengan menggunakan teori dan pendekatan yang lain dapat lebih memperkaya dalam menganalisis komik ini untuk dikembangkan lebih lanjut.