ENDRIANSYAH, YUSUF
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KRITIK ATAS KLAIM HUMANISME DALAM NOVEL KEMBANG KAMBOJA KARYA ABE TOMOJI ENDRIANSYAH, YUSUF
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.707 KB)

Abstract

Kata Kunci: Kembang Kamboja, Klaim, Humanisme, Propaganda, Sejarahpendudukan Jepang di Indonesia Kembang Kamboja ditulis Abe Tomoji yang menceritakan pengalamannya selama berada di Jawa. Karya tersebut dianggap sebagai karya dengan tema humanis. Kontradiksi terjadi ketika unsur humanisme dalam Kembang Kamboja ditinjau dari sudut pandang bangsa Indonesia yang dijajah oleh Jepang. Penulis ingin meneliti tentang apakah wacana humanisme dalam novel Kembang Kamboja relevan dengan keadaan masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan New Historicism yang mengacu pada kajian wacana dan kekuasaan sehingga penulis bisa menempatkan Kembang Kamboja sebagai bagian dari sejarah pendudukan Jepang di Indonesia dan menemukan korelasinya dengan kekuasaan pada saat itu. Dengan teori ini, penulis bisa mendapatkan data dari berbagai media untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah yang akurat.Penelitian ini menunjukkan bahwa humanisme dalam Kembang Kamboja adalah sebuah klaim karena aspek kajiannya hanya berdasar stigma pada pengarangnya, unsur intrinsik yang membangunnya dan dari satu kajian sastradengan sebutan sastra Avant Garde. Karena berposisi sebagai artefak sejarah pendudukan Jepang, Kembang Kamboja adalah produk propaganda dimana setiap karya dikontrol oleh kekuasaan untuk mendoktrin bahwa pendudukannya di Indonesia dianggap hal yang wajar. Klaim humanisme pada Kembang Kamboja tidak memperlihatkan sebuah analisis penalaran keadaan sosial secara lebih objektif. Sehingga menghasilkan ketimpangan humanisme yang hanya pada tataran definitif, dari iringan alur cerita dan konflik batin pengarang. Jauh dari idelanya humanisme yang dibicarakan sebagai realita kemanusiaan yang komperenhensif. Klaim humanisme mengacu pada relevansinya saat pendudukan Jepang di Indonesia, adalah sebuah klaim pseudo humanis.Penulis menyarankan penelitian selanjutnya, meneliti novel Kembang Kamboja dari segi instrinsik dengan kajian post-strukturalisme, yang lebih menggunakan pendekatan dekonstruksi Jaques Derrida. sehingga perspektif baru dari novel Kembang Kamboja dapat terbuka