NORMAN, YUSUF
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SHIEKI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG ANGKATAN 2011 UNIVERSITAS BRAWIJAYA NORMAN, YUSUF
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 5 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.973 KB)

Abstract

Kata Kunci: shieki, konjugasi, analisis kesalahan Bahasa yang merupakan sistem lambang bunyi kekhasannya masing-masing tergantung bahasa tersebut. Salah satu kekhasan dalam bahasa jepang adalah konjugasi, yang mana merupakan perubahan yang terjadi pada verba. Di antara sekian banyak konjugasi penulis memilih shieki yang mana merupakan konjugasi yang bermakna menyuru atau membuat orang melakukan sesuatu. Pada angkatan 2011, ditemukan kesalahan penggunaan shieki, oleh karena itu penulis bermaksud meneliti jenis dan penyebab kesalahan.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survei yang bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik kuesioner. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak. Populasi dalam penelitian ini adalah 10% dari total jumlah mahasiswa program studi Sastra Jepang Universitas Brawijaya tingkat angkatan 2011 yang berjumlah 18 orang.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah ditemukan jenis kesalahan yang ditemukan yaitu: (1) menganalogi: Pada bagian partikel, responden masih rancu dengan penggunaan ni dan wo pada kalimat shieki dan kalimat futsukei, pada bagian verba, responden masih bingung antara pengonjugasian verba shieki, kanoukei, dan ukemi; (2) tekstual: Responden menganggap beberapa kalimat dalam soal merupakan bentuk perintah pasif, aktif, atau perintah; (3) penerimaan: responden tidak membaca soal secara keseluruhan karena soal dianggap terlalu panjang; (4) salah ungkap: responden yang sebenarnya ingin menjawab kosaseru malah menjawab korareru; (5) guru: beberapa responden menganggap saat diajar shieki, pengajar tidak menjelaskan secara terperinci dan kurang diberi latihan. Sedangkan, penyebab kesalahan yang ditemukan yaitu: (1) interferensi: karena bahasa Indonesia dan Jepang bukanlah bahasa serumpun, maka banyak responden yang masih merasa kesulitan; (2) lingkungan: ini disebabkan karena responden berada di lingkungan yang memakai futsukei; (3) kebiasaan: karena responden lebih sering menggunakan kalimat futsukei, maka responden terbiasa dengan bentuk futsukei.Untuk penelitian berikutnya, peneliti berharap penelitian shieki pada obyek lain seperti novel, drama dan lain-lain dapat dilakukan. Kemudian pada bidang pengajaran, peneliti berharap pengajar memberi gambaran perbandingan konjugasi pada shieki, kanoukei¸dan ukemi.