SARI, ARIEN PUSPITA
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DISKRIMINASI WANITA DI LINGKUNGAN KERJA PADA TOKOH TAKAKO DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI SARI, ARIEN PUSPITA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.297 KB)

Abstract

Kata Kunci: novel, Kogoeru Kiba, The Hunter, diskriminasi wanita Menurut Bodenhausen & Richeson, diskriminasi dapat diartikan sebagai suatu perlakuan berbeda terhadap individu berdasarkan pada keanggotaan mereka dalam suatu kelompok tertentu yang sering kali didasari dari sikap meremehkan. Salah satu contoh perlakuan diskriminasi di Jepang adalah diskriminasi wanita di lingkungan kerja yang tergambar dalam novel Kogoeru Kiba karya Asa Nonami. Novel ini menceritakan tentang tokoh wanita bernama Takako, seorang detektif yang mengalami diskriminasi di lingkungan kerja yang dilakukan oleh rekan kerja laki-lakinya. Oleh karena itu, dalam studi ini penulis akan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: bagaimana  bentuk tindakan diskriminasi wanita di lingkungan kerja yang dialami oleh tokoh Takako dalam novel Kogoeru Kiba karya Asa Nonami? Diskriminasi wanita dalam keterkaitannya di dunia sosial, Giddens (2001, hal. 387) menjelaskan bahwa sepanjang sejarah, laki-laki dan wanita telah memberikan kontribusi untuk memproduksi pada dunia sosial disekitar mereka, baik atas dasar sehari-hari dan dalam jangka waktu yang panjang. Teori penokohan juga digunakan dalam penelitian ini untuk mengulas tokoh yang mengalami diskriminasi dilingkungan kerja yaitu Takako.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Takako mengalami diskriminasi di tempat dia bekerja. Perlakuan tersebut didapat dari rekan kerjanya terutama dari tokoh Takizawa sesama rekan detektif di kantor kepolisian. Hal ini dikarenakan Takizawa meragukan kemampuan Takako dalam bekerja sebagai detektif berdasarkan penilaiannya terhadap seorang wanita yang tidak seharusnya berprofesi sebagai detektif, yang identik dengan pekerjaan laki-laki. Akibat dari perlakuan diskriminasi tersebut Takako menjadi semakin dingin dan tidak percaya terhadap laki-laki.Kasus diskriminasi masih banyak terjadi didalam masyarakat khususnya diskriminasi wanita dilingkungan kerja. Penulis berharap penelitian selanjutnya mampu menjabarkan masalah-masalah yang terkait dengan diskriminasi dengan lebih rinci sehingga dapat diperoleh lebih banyak solusi untuk mengurangi tingkat diskriminasi wanita dilingkungan kerja.