CAHYONO, IMAN PUJI
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ARTI KESEDIHAN DALAM LIRIK LAGU FUYU NO MABOROSHI KARYA ACID BLACK CHERRY CAHYONO, IMAN PUJI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.359 KB)

Abstract

Kata kunci  : Fuyu No Maboroshi, Arti Kesedihan, Strata Norma Roman Ingarden, lirik lagu sebagai puisi Di era modern ini banyak lagu pop Jepang yang beredar di tanah air. Akan tetapi tidak semua lagu tersebut memiliki nilai lapis-lapis kepuitisan yang memiliki arti mendalam. Salah satu lagu pop Jepang yang pernah menduduki peringkat pertama pada Oricon Chart pada tahun 2008 dan memiliki lapisan kepuitisan yaitu Fuyu No Maboroshi. Dalam surat pengarang terhadap penggemarnya mengklarifikasi bahwa lagu ini bernuansa kesedihan, yaitu mengenai seseorang yang ditinggal mati oleh kekasihnya.Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah yaitu bagaimana kesedihan yang terdapat dalam lirik Fuyu No Maboroshi, serta bertujuan mengetahui arti kesedihan dalam lirik tersebut dengan metode penelitian deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan teori Strata Norma Roman Ingarden. Selain itu penulis menggunakan teori majas dan citraan yang tujuannya untuk memperjelas arti lirik lagu ini yang tidak dapat di analisis langsung menggunakan teori Strata Norma Roman Ingarden.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa arti kesedihan yang terdapat dalam lirik lagu Fuyu No Maboroshi ialah mengenai rasa rindu seseorang yang ditinggal mati oleh kekasihnya. Selain itu muncul pula halusinasi yang dialami orang tersebut mengenai kekasihnya yang meninggal pada musim dingin. Terdapat beberapa frase yang memegang peran penting dalam mendeskripsikan makna kesedihan dari lirik lagu Fuyu no Maboroshi, antara lain “perjalanan ke surga”, “aku cengeng dan pengecut”, serta “butiran salju jangan berhenti turun”. Frase tersebut merupakan gambaran kesedihan akibat sosok yang tak tergantikan dalam hidupnya telah tiada.