Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAIRAIGO: Kata Serapan Bahas Asing dalam Perkembangan Bahasa Jepang Ni Nengah Suartini
Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Vol. 6 No. 12 (2010): Periode Juli-Desember 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3253.769 KB) | DOI: 10.23887/prasi.v6i12.6822

Abstract

Gairaigo is loanwords in Japanese. Gairaigo refers to words that come from foreignlanguages, except China. This gairaigo is written in Japanese phonetic script which iscalled Katakana. Since 16c Japan has interaction with foreign countries, mainly withPortuguese. Through this interaction Japanese borrowed words from foreign languages.After the reopening of Japan in 19c, the absorption of foreign words especiallyfrom European and English predominate. Loanwords are used for concepts which donot exist in Japanese, euphemism and also for other reasons such as status marking orfashionability. When a foreign word containing a consonant cluster is borrowed intoJapanese, it is modified substantially because in Japanese every consonant must befollowed by a vowel. In Japanese language, loanwords are unique and various. Abbreviationsuch as ‘terebi (from terebishion, television)’, portmanteous such as ‘dijikame(dijitaru kamera, digital camera)’, loanblends, Japanese words that combine withother foreign words such as ‘haburashi’ is a blend of Japanese ‘ha (teeth)’ and English‘burashi (brush)’, chanpon’go, combination of two different foreign languages such as‘puchi hoteru’ small hotel derives from ‘petit (french)’ and ‘hoteru (hotel)’, waseieigo,‘made in Japan’ English such as ‘sarariiman’ (salary man) refers to salaried worker. Dueto Japanese pronunciation rules and its mora-based phonology, the pronunciationhas changed to the original language, the variuos forms and the use of gairaigo whichdo not reflect its original meaning make the foreigners who learn Japanese as foreignlanguage find is hard to recognize gairaigo.Key words : gairaigo, foreign language, loanword
REPRESENTASI HONNE DAN TATEMAE PADA TOKOH SAKURA DALAM MANGA NARUTO (ANALISIS PRAGMATIK) Gusti Ayu Dyah Purnaningtyas Widiastuti; Ni Nengah Suartini; Kadek Eva Krishna Adnyani
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 4 No. 2 (2018)
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v4i2.14663

Abstract

Penelitian ini menganalisis honne dan tatemae dari representasi budaya honne dan tatemae pada interaksi tokoh Sakura dengan tokoh lain dalam manga "Naruto" serta faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan honne dan tatemae oleh tokoh Sakura. Penelitian ini menggunakan teori representasi dan teori pragmatik. Metode pengumpulan data dengan metode pustaka dan instrumen berupa kartu data. Data yang dikumpulkan kemudian dikelompokkan sesuai rumusan masalah lalu dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil yang ditemukan yaitu representasi honne dan tatemae terlihat pada interaksi tokoh Sakura dengan tokoh lain dalam manga "Naruto". Ketika berinteraksi dengan orang yang memiliki hubungan dekat, pada situasi informal dan saat tujuan tuturnya tidak dapat tersampaikan dengan baik bila menggunakan tatemae, Sakura menggunakan honne. Tetapi pada situasi tutur tertentu Sakura tidak mengungkapkan seluruh pemikirannya di depan publik karena dikhawatirkan akan merusak keharmonisan hubungan apabila hal tersebut diungkapkan seluruhnya. Sedangkan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang baru dikenal, orang asing, orang yang memiliki jabatan dan status sosial yang lebih tinggi, Sakura menggunakan tatemae. Tatemae juga digunakan oleh Sakura pada situasi formal dan bila honne tidak sesuai dengan norma yang berlaku atau memiliki potensi merusak keharmonisan hubungan dan menyakiti lawan tutur. Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan honne dan tatemae oleh tokoh Sakura yaitu situasi tutur, hubungan dengan lawan tutur dan tujuan tuturan.Kata Kunci : representasi, honne, tatemae 本研究は、サクラのキャラクターが「ナルト」漫画の他のキャラクターとやりとりしているときに、本音と建前の文化を表現することによって、本音と建前の分析を論じて、サクラのキャラクターによる本音と建前の使用に影響を及ぼす要因について明らかにする。本研究は表現理論と実用理論を用いている。使用されるデータは文学的方法であり、データカードの形で器具を使用する。収集したデータは問題の定式化に従ってグループ化され、記述的定性分析法を使用して分析される。その研究の結果、「ナルト」漫画ではサクラと他のキャラクターとの相互作用に本音と建前の表現が見られる。サクラは次のことをするときに本音を使う。彼女と密接な関係を持っている人とのやりとり、非公式な状況でのとき、建前の使用時に会話の目的を正しく伝えることができないとき。しかし、特定の状況では、サクラは彼女の考えをすべて公開していない。それが恐れるので、それが完全に開示されていれば、調和関係に損害を与える。サクラは次のことをするときに建前を使う。高齢者と、より高い地位と社会的地位を持つ人、新しい人と見知らぬ人と話すこと、本音が一般的な規範に従っていない場合、または関係の調和に害を及ぼし特定の関係者に害を及ぼす可能性がある場合、正式な状態である。本音と建前の使用に影響を与える要因は状況、他の人との関係、そして目的。keyword : 表示, 本音, 建前
PENGEMBANGAN BUKU SAKU BAHASA JEPANG PARIWISATA UNTUK CADDY DI NIRWANA BALI GOLF CLUB Ni Wayan Nilawati; Kadek Eva Khrisna Adnyani; Ni Nengah Suartini
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 7 No. 2 (2021)
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v7i2.36369

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku saku bahasa Jepang pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan caddy di Nirwana Bali Golf Club. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Dalam penelitian ini, digunakan metode (1) observasi lapangan, (2) wawancara, (3) kuesioner berupa angket uji ahli (aji ahli materi, uji ahli media dan uji ahli kelayakan) untuk membantu proses pengembangan dan perbaikan produk. Berdasarkan angket uji ahli, total skor untuk ahli materi adalah 85 % dengan kualifikasi ‘baik’, total skor untuk ahli media adalah 80 %  dengan kualifikasi ‘baik’ dan total skor untuk ahli uji kelayakan adalah 92 % dengan kualifikasi ‘sangat baik’. Dengan demikian berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan buku saku bahasa Jepang pariwisata untuk caddy di Nirwana Bali Golf Club sudah sesuai standar serta siap digunakan untuk membantu caddy dalam memahami serta mengaplikasikan penggunaan kosakata bahasa Jepang pariwisata secara komunikatif. Kata Kunci : Pengembangan Media, Buku Saku, kosakata bahasa Jepang Pariwisata. 要旨 本研究の目的は、ニルワナバリゴルフクラブのキャディーのニーズに合った日本の観光ポケットブックを開発することである。研究で使用した開発モデルはADDIE (分析、設計、開発、実装、評価) である。本研究で使用するモデルは (1) 現地観察、(2) インタビュー、(3) 専門家への試験質問票 (内容、メディア、資格の専門家) 製品の開発および改善プロセスをサポートするために使用されである。専門家への質問に基づくと、内容の専門家の合計スコアのパーセンテージは85パーセンテージ「良い」、メディア専門家の合計スコアのパーセンテージは80パーセンテージ「良い」資格である、書籍適格性テストは 92パーセンテージ「とても良い」 資格であった。 それに、データ分析の結果から、ニルヴァーナバリゴルフクラブでの日本のキャディートラベルポケットブックの開発は基準を満たしていると結論付けることができである。キャディがコミュニカティブな日本の語彙を理解して適用するのを助けるために使用する準備ができる。 キーワード : メディア開発、ポケットブック、日本の観光語彙。 
Kesepadanan Penerjemahan Kosakata Bermuatan Budaya pada Anime Sen to Chihiro no Kamikakushi Ni Kadek Purwantini; Ni Nengah Suartini; Kadek Eva Krishna Adnyani
Jurnal Sakura : Sastra, Bahasa, Kebudayaan dan Pranata Jepang Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JS.2022.v04.i01.p07

Abstract

This study aims to describe the equivalence of translating Japanese cultural terms into Indonesian in the anime Sen to Chihiro no Kamikakushi and the translation procedures applied in translating SL (source language) into TL (target language). This research is a qualitative descriptive study using data cards. The theory used is the category of cultural terms by Newmark (1988), the theory of equivalence by Nida and Taber (1974), and the theory of translation procedures by Newmark (1988). There are 38 data which are Japanese cultural terms and its translations in Indonesian. The results showed that 30 data reached equivalence and 8 data did not reach equivalence. Then, there are 7 translation procedures applied, including cultural equivalent, synonym, neutralization, additional explanation, modulation, transposition, and reduction and expansion. Cultural equivalence and synonyms are the most frequently applied procedures.