Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Reconstruction of Islamic Boarding Schools: Curriculum, Management and Educational Ethics Perspective of KH. Imam Zarkasyi Elyunusi, Melikaijihan; Abd Haris; Marno
EDUTEC : Journal of Education And Technology Vol 7 No 4 (2024): June 2024
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/edu.v7i4.781

Abstract

As a form of Islamic education in Indonesia, the existence of Islamic boarding schools as Islamic educational institutions with advantages both in terms of scientific tradition and in terms of transmission and intensity of Muslims is threatened by the current of globalization. Reform and reconstruction of Islamic education and its institutions seem to need to be carried out immediately, especially considering developments in the global world that require every Islamic educational institution to continue to improve itself in order to continue to exist. This article attempts to reconstruct the thoughts of one Islamic education figure (KH. Imam Zarkasyi) regarding the renewal of Islamic boarding schools as traditional Islamic educational institutions. The extent to which the concepts of this figure can be used as a model for modernizing traditional Islamic educational philosophy to suit the demands of Muslim society's modernization process would require further research. This study only discusses his concepts for reforming curricula, strengthening institutional administration, and promoting Islamic boarding school principles. KH. Imam Zarkasyi developed a number of his main concepts in light of the literature review. First of all, he asserted that the Islamic education curriculum emphasized modern science in addition to religious knowledge, necessitating that student be proficient in both Arabic and English. Secondly, in order to fortify Islamic boarding schools, it is imperative to enhance the institutional management of these establishments and oversee waqf in a reliable and contemporary manner. In the third section, he highlighted the importance of sincerity, simplicity, independence, ukhuwah, and freedom in the development of Islamic boarding school ideals. The Gontor Islamic Boarding School's outward character must be based on these five values.
Manajemen Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Penguatan Karakter Siswa Ira Wirdatus Solichah; Marno
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i2.860

Abstract

Di era modern ini, banyak generasi muda kehilangan nilai-nilai moral dan etika. Guna mengatasi memudarnya nilai moral dan etika pada peserta didik, sekolah dituntut menjadi tempat untuk memperbaiki karakter generasi muda sesuai nilai moral dan etika yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan pendidikan karakter dengan implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), serta melihat bagaimana proyek penguatan profil pelajar pancasila ini berkontribusi dalam membentuk karakter siswa di Indonesia, dan untuk mengetahui manajemen pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan telaah dokumen. Observasi dilakukan dengan cara melihat perilaku siswa dalam implementasi P5. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur karena pada penelitian ini peneliti ingin menggali lebih dalam informasi dari kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum terkait implementasi P5 di Sekolah. Hasil penelitian ini yakni SMA Islam Almaarif Singosari sudah menyusun proyek dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar pancasila secara matang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tujuan, langkah, penanggung jawab, evaluasi dan pengukuran, serta mengetahui hambatan dan kendala selama pelaksanaan proyek. SMA Islam Almaarif Singosari juga telah melibatkan stakeholder dalam implementasi P5, bahkan stakeholder memiliki peran aktif dalam mendukung program tersebut.
Pengaruh Tata Kelola Lembaga, Suport Pimpinan dan Hubungan Sosial Terhadap Kinerja Guru Di MAN 1 Lamongan Mas Rifqiyah Maulana Alfisyah; Marno
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i2.951

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh tata kelola lembaga, support pimpinan dan hubungan sosial terhadap kinerja guru di MAN 1 Lamongan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif  yang menekankan pada hasil survey yang dilakukan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan angket. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner tentang pengaruh tata kelola lembaga, support pimpinan dan hubungan sosial sebagai alat pengumpulan data. Responden sebanyak 73 guru yang ada di MAN 1 Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) informasi sebaran jawaban dari 73 responden dan didapatkan hasil dengan persentase 100% sehingga tergolong valid dengan kategori 3 (baik) sebanyak 35 responden dan kategori 4 (sangat baik) sebanyak 38 responden, 2) nilai signifikansi hubungan sosial sebesar 0.310 yang mana lebih besar dari 0.05 (0.310>0.05), dan 3) model dengan nilai pseudo R-Square yang tertinggi yaitu Nagelkerke. Artinya, antara variabel independen yang terdiri dari tata kelola lembaga, support pimpinan dan hubungan sosial mampu memengaruhi dan memiliki korelasi terhadap variabel dependen yang terdiri dari kinerja guru dengan persentase sebesar 10.4℅ dan 89.6℅ dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya hubungan sosial di MAN 1 Lamongan yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja guru.
Strategi Pimpinan Madrasah dalam menumbuhkan Religious Culture di MIN 2 Pamekasan Wilda Al Aluf; Marno
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.922

Abstract

Pemimpin Madrasah memainkan peran penting dalam keberhasilan institusi pendidikan religius, baik dalam melaksanakan program kegiatan madrasah maupun di luarnya. Untuk mengelola institusi pendidikan dengan sentuhan religius, diperlukan pendekatan profesional yang dijalankan oleh orang yang berpengalaman, bertanggung jawab, dan didukung oleh sumber daya yang memadai. Oleh karena itu, untuk membuat MIN 2 Pamekasan menjadi sekolah yang baik dan agamis, strategi pimpinan madrasah harus digunakan untuk menumbuhkan budaya religius di antara siswanya. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: menggambarkan budaya religius di madrasah; kedua, menjelaskan cara-cara pimpinan sekolah membina budaya religius; dan ketiga, menjelaskan dampak keberhasilan budaya religius tersebut. Strategi pimpinan sekolah dalam membina budaya religius disebabkan oleh keterbatasan waktu, pendekatan pembelajaran yang lebih kognitif, kurangnya proses internalisasi nilai, dan faktor-faktor lain yang berbahaya yang datang dari luar madrasah. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis studi kasus. Wawancara, dokumentasi, dan observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama-tama, budaya religius di MIN 2 Pamekasan lebih menekankan ibadah sehari-hari untuk mendukung akademik, seperti membaca surah pendek (juz 30), doa sebelum belajar, sholat dhuha dan dhuhur berjamaah, peringatan hari besar, dan memakai pakaian muslim dan muslimah (kerudung). Kedua, strategi kepala sekolah untuk mewujudkan budaya religius di MIN 2 Pamekasan termasuk perencanaan program, memberikan teladan, internalisasi nilai, pembiasaan, dan evaluasi. Ketiga, hasil dari mewujudkan budaya religius di MIN 2 Pamekasan terlihat dalam keinginan siswa untuk belajar agama, menyelesaikan tugas sekolah, berpakaian dengan baik dan menghormati satu sama lain di lingkungan sekolah.
Implementasi Empat Pilar Pendidikan UNESCO dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di MIS Muhammadiyah 4 Jetis Ponorogo Hanifah, Khusnul; Rosyida, Fatia Ainur; Marno; Abidin, Munirul
Tarbawi: Journal of Islamic Education Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55380/tarbawi.v5i2.838

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya pengaplikasian ke-empat pilar pendidikan UNESCO dalam konteks penerapan Kurikulum Merdeka di MIS Muhammadiyah 4 Jetis Ponorogo beserta faktor penghambatnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, studi kasus dengan lokasi penelitian di MIS Muhammadiyah 4 Jetis Ponorogo. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa impementasi empat pilar Pendidikan UNESCO dalam penerapan kurikulum Merdeka di MIS Muhammadiyah 4 Jetis meliputi program untuk pengimplementasian learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pengimplementasian empat pilar Pendidikan UNESCO ini adalah kurangnya fasilitas dan akses teknologi, beberapa pendidik masih kesulitan untuk menerapkan kegiatan belajar mengajar menggunakan student-centered learning, dan kurangnya minat peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakatnya.