This Author published in this journals
All Journal Jurnal Titik Imaji
Khairuzzaky, Khairuzzaky
Universitas Bunda Mulia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN STRUKTUR RAGAM HIAS UKIRAN TRADISIONAL MINANGKABAU PADA ISTANO BASA PAGURUYUNG Khairuzzaky Khairuzzaky
Jurnal Titik Imaji Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/.v1i1.1090

Abstract

Melestarikan warisan budaya merupakan upaya benteng budaya terhadap pengaruh budaya negatif dari luar yang demikian cepat datangnya sebagai akibat arus komunikasi global yang sekarang sedang melanda dunia ini. Salah satu bentuk warisan budaya material adalah bermacam “Ragam Hias Ukiran Tradisional Minangkabau” dalam Rumah Gadang di Sumatera Barat yang motif ukiran tersebut mencerminkan nilai luhur bangsa. Salah satu bangunan peninggalan sejarah Indonesia yang menggunakan ukiran tradisional Minangkabau adalah Istana Baso Pagaruyung di Batusangkar, Sumatera Barat. Dengan proses pembuatan ukiran yang mahal menjadi salah satu faktor menyebabkan kebudayaan ini sudah mulai banyak ditinggalkan. Maka perlu dibuat sebuah penelitian yang membahas tentang ragam hias ukiran Minangkabau menjadi sebuah karya ilmiah tertulis agar bisa diketahui oleh masyarakat untuk memahami makna, struktur dan filosofinya. Menggunakan metode penilitian kualitatif deskriptif dengan analisis interaktif, terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan struktur kompenen dan makna simbolis dari setiap pola motif ukiran yang dipakai di lima bagian dalam Istana Baso Pagaruyung yaitu singok (atap), pintu, ventilasi, langit-langit, dan kak i istana. Simbolis ukiran Minangkabau mencerminkan kehidupan sehari-sehari masyarakat Minangkabau yang dituangkan dalam sebuah pituah Minangkabau. Pituah-pituah tersebut mempunyai dua makna tafsiran yaitu denotatif dan konotatif, sehingga secara simbolis ukiran yang dibuat menyampaikan pesan yang tersirat dan tidak tersirat bagi setiap orang yang melihatnya, serta menjadikan sarana mendidik dan menegur masyarakat Minangkabau.Kata Kunci: Warisan Budaya, Ragam Hias, Ukiran, Minangkabau.
PERANCANGAN VIDEO INFORMASI TARI LEGONG KERATON DI BALI DENGAN TEKNIK MOTION GRAPHIC Khairuzzaky Khairuzzaky; Ary Lusinta Dewi
Jurnal Titik Imaji Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v3i2.2532

Abstract

Dewasa ini, tari Legong Keraton mulai tersisihkan. Sesungguhnya masyarakat terlena akan perkembangan teknologi dan budaya modern sehingga mereka tak menyadari betapa pentingnya melestarikan kebudayaan yang ada, dan para pelaku pelestari tari Legong Keraton ini juga merupakan manusia yang bisa kapan saja terhenti langkahnya dalam usaha melestarikan. Generasi muda saat inilah yang merupakan penerus dalam melestarikan warisan budaya yang ada. Perancangan video informasi ini bertujuan memberikan pemahaman secara singkat tentang tari Legong Keraton secara detail agar terciptanya suatu dampak bagi masyarakat, khususnya generasi muda.Video Informasi tentang tari Legong Keraton di Bali dengan Teknik Motion Graphic bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat terhadap salah satu warisan budaya tak benda agar dapat terus dilestarikan.______________________*email: khairuzzaky@bundamulia.ac.id  Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan video informasi ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang baik tertulis mapun lisan dari narasumber. Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan induktif untuk penyusunan pengetahuan yang menggunakan riset dan menekankan subjektifitas serta arti pengalaman bagi individu, metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan literatur.Dalam penelitian ini, didapati hasil dari kuisioner yang dibagikan kepada 100 orang menyatakan bahwa, hampir seluruh responden tidak mengetahui tentang tari Legong Keraton di Bali. Lalu melalui kuesioner didapati bahwa masyarakat masih memiliki ketertarikan tinggi terhadap Tari Legong Keraton di Bali. Selain itu juga didapati hasil dari wawancara dengan 6 orang penari Legong Keraton, dan sebagian besar diantara mereka tidak paham secara mendalam tentang Tari Legong Keraton yang mereka tarikan. Sehingga untuk menyelesaikan masalah, dalam pembuatan sebuah video informasi yang menjelaskan tentang Tari Legong Keraton di Bali dengan teknik motion graphic yang mengarah kepada masyarakat. Kesimpulan dari perancangan ini adalah memberikan informasi dan arahan kepasda remaja, khususnya usia 17-25 tahun untuk lebih memahami, mencintai dan mewariskan kebudayaan Indonesia.