Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RELATIONS OF IMPROVEMENT OF DRUG USERS AND THE AVAILABILITY OF MEDICAL PERSONS WITH HIV / AIDS IN Correctional Institutions Butar Butar, Herry Fernandes; Hamzah, Imaduddin
卷 2 编号 1 (2019): Journal of Correctional Issues
Publisher : Polteknik Ilmu Pemasyarakatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52472/jci.v2i1.21

Abstract

The change of health paradigm on the world causing policy’s transformation and public concern regarding enhancement on Indonesian health rate rating. Medical problem happens in every line of social life, especially at Correctional Institutions and Correctional Detention Center as the place for criminals. Narcotics as one of the biggest problems in Correctional Sub-organizations are still one of the biggest contributors on overcrowded prison situations. This research intends to describe correlation between drug users and prisoners with HIV in prison. Methods being used are statistic correlative with qualitative approach which data obtained from Correctional Database System. Those data are narcotics users and prisoners with HIV in Correctional Suborganizations at 33 Ministry of Law and Human Rights Region Office. It can be concluded that the correlation between two variables is moderate relation.
PEMENUHAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PEMASYARAKATAN NOMOR 12 TAHUN 1995 Afra, Randi Pratama; Butar Butar, Herry Fernandes
Menara Ilmu Vol 15, No 2 (2021): VOL. XV NO. 2 OKTOBER 2021
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v15i2.2901

Abstract

Jaminan kebebasan dasar para narapida di Lembaga Pemasyarakatan telah cukup dijamin atas hukum yang berlaku Indonesia, khususnya Hukum Hak Asasi Manusia, Hukum Acara Pidana dan beberapa undang-undang pendukung, pembinaan bagi narapidana untuk diselesaikan melalui pembinaan atau pemulihan sehingga mereka bisa kembali pada masyarakat social seperti sedia kala. Namun sebenarnya masih banyak persoalan pada Lembaga Pemasyarakatan sejauh membina para narapidana yang benar-benar menggunakan teknik lama, pemenuhan hak-hak istimewa para narapidana pada lembaga pemasyarakatan yang belum diperkuat, seperti kurangnya lapas dan pegawai pembinaan sehingga untuk narapidana melalukan pengulangan tindak pidana ( residivis). Hak yang menjadi jaminan adalah hak yang tidak dapat diingkari, khususnya yang dmana dalam suatu hak tersebut tidak dapat di ingkari atau ditentang oleh orang orang atau dalam situasi apapun sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Hak-hak esensial pada Pasal 4 ditentukan seperti berikut: Hak hidup, hak tidak disiksa, hak atas keluwesan individu, pikiran dan ketenangan, hak bersuara, hak beragama, hak tidak ditundukkan, hak memilih.hak perlakuan yang sama secara pribadi dan korespondensi di arena publik di bawah pengawasan hukum yang tetap, dan hak tidak diadili berdasarkan hukum (lama) berlaku surut. Selanjutnya ditegaskan berdasarkan Pasal 14 UU Nomor 12 Tahun 1995 mengenai Pemasyarakatan, antara lain: hak mendapat remisi, hak kebebasan beribadah , hak berpergian, hak mendapat bebas bersyarat. , dan hak lainnya dan pelaksanaannya.
PROSES PENENTUAN MINAT DAN BIMBINGAN KEWIRAUSAHAAN DI LAPAS KELAS II A BANYUASIN Rinjani, Syafira; Butar Butar, Herry Fernandes
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 9, No 3 (2021): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i3.40929

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan agar mengetahui secara detail megenai progrma kewiaruasahaan di Lembaga Pemasyaraktan kelas II A Banyuasin dengan mengunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui penerapan pendidikan kewirausahaan sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan di Lapas Kelas II A Banyuasin. Hasil penelitian ini menggambarkan kondisi para napi berdasarkan usia, delik kejahatan, agama, dan pendidikan. Di samping itu dipaparkan metode pendidikan kewirausahaan yang selama ini diterapkan di lapas ini memiliki Tahapan penelitian dimulai dengan studi lapangan untuk identifikasi karakteristik napi yang meliputi pendidikan, agama, usia, delik kejahatan, dan minat usaha. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa minat usaha. Dari mereka yang memilih usaha dagang, menceritakan bahwa sebelum mereka di lapas, mereka (keluarga) sudah memiliki usaha dagang serta pendidikan kewirausahan yang mereka dapat di lapas memberikan motivasi untuk membuka usaha nantinya.
PERAN BINADIK DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 STUDI KASUS DI LAPAS KELAS IIB BITUNG monica, agatha; butar butar, herry fernandes
SOEPRA Vol 7, No 2: Desember 2021 (dalam proses Review)
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/shk.v7i2.4070

Abstract

Pandemi Covid-19 yang muncul sejak 2019 akhir di Kota Wuhan, Cina memberikan dampak yang besar bagi seluruh dunia hingga sampai saat ini. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 disegala instansi pemerintah salah satunya kebijakan di unit pelaksana teknik pemasyarakatan seperti di Lapas Kelas IIB Bitung . Dampak yang terjadi dengan adanya pandemi covid-19 salah satunya terkendalanya proses penyelenggaraan program pembinaan yang dilakukan karena resiko berkerumun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dan kendala dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Lapas Kelas IIB Biutng. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Kualitiatif berupa data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dari bagian Binadik berupa penyediaan sarana dan prasarana kebersihan seperti tempat cuci tangan dan handsanitizer serta penerapan protokol kesehatan. Hal menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan dapat mencegah penyebaran virus dilingkungan Lapas tetapi tetap memberikan inovasi yang baru agar tetap dalam kondisi aman.