Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Pemasaran Usahatani Cabai Merah Keriting dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni Palembang Zuriah Wirya, Yudhi; Novitarini, Endah; Fahrurozi, M.
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 4, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v4i2.1056

Abstract

The purpose of this study was to 1) identify the marketing channels, analyze marketing costs, marketing margins, and farmer's share of curly red chilies, and 2) calculate the magnitude of the income contribution of curly red chili farming to household income. This research was conducted in Sei Selincah Subdistrict, Kalidoni District, Palembang City in January 2020. The research method used was a survey. The sampling method was carried out purposively with a total sample of 20 farmers from 215 members of the curly red chili farmer population, while the sampling method of the marketing agencies used snowball sampling to marketing institutions in the research location. The results showed that there were 3 marketing channels of curly red chili in Sei Selincah Subdistrict, namely a) farmers-collecting merchants-consumers, b) farmer-wholesalers-retailers-consumers, and c) farmers-large collecting merchants-Lemabang markets-retailers-consumers. The costs of each marketing channel, respectively, was IDR570, IDR740, and IDR733 with a marketing margin of IDR5,000, IDR6,500, and IDR7,667. Farmer’s shares were consecutively 85.7 percent, 71.1 percent, and 58.8 percent. Furthermore, the contribution of income from curly red chili farming to household income of 89.6 percent was classified as a large criterion.Tujuan penelitian ini untuk 1) mengidentifikasi saluran pemasaran cabe merah keriting, menganalisis biaya pemasaran, margin pemasaran dan farmer’s share cabai merah kertiting, dan 2) menghitung besarnya kontribusi usahatani cabai merah keriting terhadap pendapatan keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang pada bulan Januari 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Metode penarikan contoh dilakukan secara sengaja dengan jumlah sampel sebanyak 20 petani contoh dari 215 anggota populasi petani cabai merah kerting, sedangkan metode pengambilan lembaga pemasaran menggunakan snowball sampling terhadap lembaga pemasaran di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 saluran pemasaran cabai merah keriting di Kelurahan Sei Selincah, yaitu a) petani -pedagang pengumpul-konsumen, b) petani-pedagang besar-pedagang pengecerkonsumen, c) petani-pedagang pengepul besar-pasar Lemabang-pedagang pengecerkonsumen. Biaya pemasaran masing-masing adalah Rp570, Rp740, dan Rp733 dengan margin pemasaran berturut-turut Rp5000, Rp6.500, dan Rp7.667. Farmer’s share secara berurutan adalah 85,7 persen, 71,1 persen, dan 58.8 persen. Selanjutnya kontribusi pendapatan usahatani cabai merah keriting terhadap pendapatan keluarga sebesar 89.6 persen tergolong kriteria besar.
ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI KELURAHAN SEI SELINCAH KECAMATAN KALIDONI PALEMBANG Endah Novitarini
AGRONITAS Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Agronitas
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51517/ags.v2i2.230

Abstract

Penelitian ini adalah bertujuan untuk: 1. mengidentifikasi saluran pemasaran di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni 2. Berapa besar biaya pemasaran di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni 3. Margin Pemasaran di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan kalidoni 4. Farmer’s share yang di petani Penelitian ini lakukan di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang yang dimulai pada bulan Januari 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei terhadap petani cabai merah keriring di Kelurhan Sei Selicah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang. Metode penarikan contoh dilakukan secara segaja (purposive) dengan jumlah semple sebanyak 15 petani contoh, sedangkan metode pengambilan lembaga pemasaran menggunakan snowboll sampling (bola salju mengelinding). Berdasarkan hasil penelitian adalah bahwa ada 3 saluran pemasaran cabai merah keriting di Kelurahan Sei Selincah terdiri dari tiga saluran pemasaran yaitu a) petani-pedagang pengepul desa-konsumen, b) petani – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, c) petani – pedagang pengepul besar – pasar lemabang – pedagang pengecer – konsumen. Biaya pemasaran saluran 1 adalah Rp.570,00 saluran II Rp.740,00 saluran III Rp. 733,33, Margin pemasaran saluran I Rp.5000,00, saluran II Rp.6.500,00 dan saluran III Rp. 7.667,00 selanjutnya farmer share pada saluran I 85,7 persen di ikuti saluran II 71,1 persen dan saluran III 58.82 persen.
KAJIAN USAHATANI PADI DI LAHAN PASANG SURUT DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI DESA BANYUURIP KECAMATAN TANJUNG LAGO KABUPATEN BANYUASIN Agoes Thony Ak; Endah Novitarini
Jurnal AGRIBIS Vol. 13 No. 2 (2020): Jurnal Agribis
Publisher : Program Studi Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.802 KB) | DOI: 10.36085/agribis.v13i2.835

Abstract

Indonesia saat ini tidak lagi punya banyak pilihan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional selain memanfaatkan lahan-lahan suboptimal yang masih tersedia dan memungkinkan untuk dikelola sebagai lahan produksi pangan, karena upaya peningkatan produktivitas sudah semakin sulit secara teknis agronomis dilakukan dan juga semakin tidak ekonomis untuk diusahakan. Namun demikian, perlu dipahami bahwa lahan-lahan yang tergolong pasang surut mempunyai beragam karakteristik dan potensinya. Oleh sebab itu, perlu diprioritaskan pada pengembangan teknologi yang secara teknis relevan untuk masing-masing karakteristik lahan pasang surut tersebut, secara ekonomis terjangkau oleh petani setempat, serta diharapkan juga selaras dengan preferensi dan sosio-kultural masyarakat setempat. Dua pendekatan yang dapat secara paralel dan interaktif dilakukan adalah [1] optimalisasi sifat fisik, kimia, dan (mikro)biologi tanah yang dibarengi dengan optimalisasi pengelolaan sumberdaya air agar efektif dan lebih efisien; dan [2] seleksi jenis komoditas yang sesuai dan pengembangan varietas yang adaptif secara spesifik untuk masing-masing karakteristik lahan suboptimal. Untuk mewujudkan keberlanjutan pengelolaan lahan suboptimal, maka semua upaya teknis dan teknologis yang dilakukan harus pula mempertimbangkan kemungkinan dampak ekologisnya, kesesuaian sosiokultural dengan masyarakat lokal, selain tentunya menguntungkan secara ekonomi bagi petani sebagai pelaku utamanya. Lahan pasang surut membutuhkan lebih banyak intervensi teknologi agar dapat dijadikan lahan pertanian yang produktif. Upaya ini selain mahal secara ekonomi, sering juga beresiko tinggi bagi lingkungan. Mudah untuk dipahami bahwa tidak seluruh bentang lahan pasang surutl dapat dan perlu dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Dengan demikian maka tidak semua jengkal lahan suboptimal harus digunakan sebagai lahan produksi; sebagian perlu tetap diperuntukan bagi kepentingan konservasi. Rata rata biaya produksi usahatani padi pasang surut di desa Banyu urip adalah  Rp.15.880.907 perluas garapan  permusim tanam. Rata rata pendapatan yang diterima oleh petani contoh sebesar   Rp. 10.544.093,-  dan penerimaan diperoleh sebesar Rp. 26.425.000,- luas garapan permusim tanam. Dan R/C  usahatani padi sebesar 1,88. Artinya setiap Rp 1 yang di keluarkan petani untulk proses produksi maka petani mendapatkan keuntungan sebesar 1,66. hal ini menunjukkan bahwa usahatani  padi di lahan pasang surut layak untuk di lanjutkan ataupun dapat member keuntungan kepada petani sebesar 1,88. Kunci : lahan pasang surut, usahatani. Teknologi tepat guna