Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Konsep Kepribadian Murid Kepada Guru Perspektif KH. M Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’aliim. Ahmad Shidqi Dian Arifandi; Rafiq Bil Faqih; Saeful Kurniawan
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 1 (2020): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan murid atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi tersebut merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar, interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dan murid, tetapi berupa interaksi edukatif, dan juga terdapat aspek afektif di dalammya. . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dan kualitatif atau penelitian lapangan (field research). Kepustakaan (library reseach) yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Dalam memetakan konsep-konsep pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang sikap pribadi murid kepada guru, yang kemudian menurut peneliti dikatagorisasi dalam dua jenis, yaitu etika spiritual dan etika pembelajaran yang dapat dijumpai secara utuh dan mendalam pada kitab beliau dalam adab al-alim wa al-mutaallim. Sikap murid kepada guru merupakan suatu aktulisasi dari penanaman nilai-nilai spiritual kepribadian dan karakter kepribadian. Adapun sikap yang hendaknya dimiliki seorang murid kepada gurunya menurut KH. M. Hasyim As’ari, terbagi kedalam beberapa kategori, yaitu pertama, etika spiritual.
Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Karakter Siswa Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 1 No. 1 (2017): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

. ”.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bentuk-bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan pendidikan karakter. Guna Untuk mengetahui ninilai-nilai pendidikan karakter. Penelitian ini terfokus pada peran Guru PAI dalam mengembangkan karakter siswa disekolah, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. orang yang beriman mempunyai tanda-tanda yang menunjukkan bahwasanya orang tersebut beriman kepada Allah. Ketika manusia mempunyai iman yang kuat maka manusia itu akan selalu berperilaku agamis dimana tidak bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, sehingga akan terbentuk karakter yang baik di masyarakat. Guru sebagai suri tauladan atau contoh yang baik bagi anak didiknya sekaligus sebagai pembimbing, fasilitator, kordinator, dan motivator sehingga peserta didik menjadi manusia dewasa yang dapat membawa hatinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menjalankan segala perintahNya.
ALAT PENUNJANG DALAM PRESTASI BELAJAR Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 2 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islamic comes from arabic word of aslama, yuslimu islaman. And this word has Lengkapnya segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan itu disebut alat. Sedangkan alat tidak hanya berupa benda, alat juga bisa ucapan, tulisan, keadaan dan lain-lain. Bahkan seseorang bisa menjadi alat bagi orang lain untuk mencapai tujuannya. Alat tidak hanya berupa benda, alat bisa berupa ucapan, tulisan, keadaan dan lain-lain, bahwa seseorang bisa menjadi alat bagi orang lain untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu sarana dan prasarana sangat dibutuhkan agar siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu sehingga mereka dapat belajar dengan baik. Pelaksanaan kegiatan pengajaran (belajar mengajar) akan menjadi lebih efektif dan efisien jika tersedia unsur penunjang belajar yang memadai. Dengan kata lain, tanpa unsur penunjang belajar yang memenuhi persyaratan, tentunya kegiatan dan keberhasilan belajar akan terhambat. Oleh karena itu semua alat bantu dan fasilitas itu pada hakikatnya bersifat memberikan kemudahan agar kegiatan belajar berjalan lebih lancar, efisien, dan diharapkan memberikan hasil yang optimal. Prestasi belajar dapat juga di artikan sebagai penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. Kata Kunci: Alat Penunjang, Prestasi Belajar.
Kajian Tiga Sistem Pembelajaran (Tujuan, Kurikulum Dan Metode) Dalam Pendidikan Agama Islam Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 1 (2019): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didikan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai–nilai ajaran Islam. Tujuan ini secara hirarkis bersifat ideal, bahkan universal. Tujuan tersebut dapat dijabarkan pada tingkat yang lebih rendah lagi, perbidang studi, per pokok ajaran sampai dengan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan pendidikan adalah masalah sentral dalam pendidikan. Tanpa perumusan yang jelas dari tujuan pendidikan perbuatan mendidik bisa sesat. Karena itu perumusan tujuan pendidikan menjadi inti dari seluruh perenungan filosofi. Sebab di dalam tujuan setiap bentuk pendidikan secara implisit dan eksplisit terkandung pandangan hidup serta filsafat hidup pendidiknya dan lembaga yang mendidik. Bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan islam pada masa sekarang ini nampaknya semakin luas. Hal tersebut karena dipicu oleh kemajuan beberapa ilmu pengetahuan dan kebudayaan , disamping itu juga karena bertambahnyha beban yang harus ditanggung oleh pihak sekolah. Oleh kerena tuntutan perkembangan yang sedemikian rupa, maka para perancang kurikulum pendidikan Islam memperluas cakupan yang dikandung oleh kurikulum tersebut, antara lain yang berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proses belajar mengajar
Peran Penting Budaya Dan Iklim Sekolah Dalam Proses Belajar Mengajar Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 1 (2020): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya dan iklim sekolah yang kondusif sangat penting agar siswa merasa tenang, aman dan bersikap positif terhadap sekolahnya, agar guru merasakan diri dihargai, dan agar orangtua dan masyarakat merasa dirinya diterima dan dilibatkan. Hal ini dapat terjadi melalui penciptaan norma dan kebiasaan yang positif, hubungan dan kerja sama yang harmonis yang didasari oleh sikap saling menghargai satu sama lain. Budaya sekolah yang perlu ditumbuhkan berupa suasana saling hormat antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, dan dengan pihak lainnya. Esensial dari budaya adalah unsur nilai-nilai, kepercayaan, sikap dan prilaku yang kesemuanya itu akan membentuk karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut sangat penting bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi kelangsungan proses pendidikan. Oleh karena faktor budaya dapat berpengaruh terhadap unsur-unsur lain yang ada di sekolah, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan dan mengembangkan budaya sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran siswa
Evaluasi Kinerja Guru Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evalusi kinerja meliputi empat komponen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program evaluasi kinerja guru. Tahap perencanaan, disusun tujuan, format dan prosedur pelaksanaan program evaluasi kinerja guru. Tujuan tersebut adalah untuk mengevaluasi profesi teraplikasi, meningkatkan kinerja secara menyeluruh dan pemetaan guru secara menyeluruh. Tahap pengorganisasian, struktur organisasi dalam program evaluasi kinerja guru merupakan bentuk organisasi lini di mana struktur tersebut terdiri dari kepala sekolah, koordinator bidang kurikulum, koordinator bidang kesiswaaan, dan koordinator bidang sarana dan prasarana, dengan demikian sudah ada pembagian tugas bagi masing-masing koordinator untuk menghindari tumpang tindih tanggung jawab. Tahap pelaksanaan evaluasi kinerja guru dilakukan secara serentak kepada seluruh karyawan baik guru maupun pegawai setiap tahun. Agar pelaksanaan evaluasi kinerja guru dapat berjalan dengan baik, kepala sekolah mensosialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan mengenai waktu, metode, serta prosedur yang digunakan dalam proses evaluasi. Tahap pengawasan program kinerja guru setiap satu tahun sekali setelah program evaluasi tersebut dilaksakan guna mengetahui kekurangan untuk perbaikan di masa yang akan datang
Problematika Pendidikan Agama Islam Di Dalam Sekolah Umum Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola umum kegiatan pegajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagaiperantaranya. Guru yang mengajar. Anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring kedalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik. Tetapi disini gaya mengajar guru lebih dominant mempengaruhi gaya belajar anak didik. Sering dikemukakan kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum. Dari kalangan guru, keluhan yang sering dikemukakan adalah alokasi waktu yang kurang memadai dan isi kurikulum yang terlalu syarat. Di samping itu, sarana dan lingkungan sekolah sering tidak menunjang pelaksanaan pendidikan agama. Juga dari pihak orang tua kurang memperlihatkan kerjasama. Mereka hanya menuntut anaknya menjadi orang yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia, taat melaksanakan agama, sementara mereka tidak mau memberi dukungan dan contoh. Bagaimana seorang anak menjadi manusia atau generasi berbudi pekerti luhur dan taat melaksanakan perintah agama seperti shalat, puasa, dan lain-lain kalau orang tuanya dirumah tidak pernah melakukan shalat dan puasa
Pengembangan Moral Dan Nilai-Nilai Agama Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan moral dan nilai-nilai Agama merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan. Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam Pancasila. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang buruk, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Kajian Tiga Sistem Pembelajaran (Tujuan, Kurikulum Dan Metode) Dalam Pendidikan Agama Islam Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 1 (2019): Pendidikan anak dalam pandangan pemikir Islam
Publisher : Kependidikan Islam Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/edukais.2019.3.1.73-81

Abstract

Pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didikan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai–nilai ajaran Islam. Tujuan ini secara hirarkis bersifat ideal, bahkan universal. Tujuan tersebut dapat dijabarkan pada tingkat yang lebih rendah lagi, perbidang studi, per pokok ajaran sampai dengan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan pendidikan adalah masalah sentral dalam pendidikan. Tanpa perumusan yang jelas dari tujuan pendidikan perbuatan mendidik bisa sesat. Karena itu perumusan tujuan pendidikan menjadi inti dari seluruh perenungan filosofi. Sebab di dalam tujuan setiap bentuk pendidikan secara implisit dan eksplisit terkandung pandangan hidup serta filsafat hidup pendidiknya dan lembaga yang mendidik. Bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan islam pada masa sekarang ini nampaknya semakin luas. Hal tersebut karena dipicu oleh kemajuan beberapa ilmu pengetahuan dan kebudayaan , disamping itu juga karena bertambahnyha beban yang harus ditanggung oleh pihak sekolah. Oleh kerena tuntutan perkembangan yang sedemikian rupa, maka para perancang kurikulum pendidikan Islam memperluas cakupan yang dikandung oleh kurikulum tersebut, antara lain yang berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proses belajar mengajar
Peran Penting Budaya Dan Iklim Sekolah Dalam Proses Belajar Mengajar Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 1 (2020): Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Publisher : Kependidikan Islam Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/edukais.2020.4.1.11-19

Abstract

Budaya dan iklim sekolah yang kondusif sangat penting agar siswa merasa tenang, aman dan bersikap positif terhadap sekolahnya, agar guru merasakan diri dihargai, dan agar orangtua dan masyarakat merasa dirinya diterima dan dilibatkan. Hal ini dapat terjadi melalui penciptaan norma dan kebiasaan yang positif, hubungan dan kerja sama yang harmonis yang didasari oleh sikap saling menghargai satu sama lain. Budaya sekolah yang perlu ditumbuhkan berupa suasana saling hormat antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, dan dengan pihak lainnya. Esensial dari budaya adalah unsur nilai-nilai, kepercayaan, sikap dan prilaku yang kesemuanya itu akan membentuk karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut sangat penting bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi kelangsungan proses pendidikan. Oleh karena faktor budaya dapat berpengaruh terhadap unsur-unsur lain yang ada di sekolah, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan dan mengembangkan budaya sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran siswa