Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT ALAMI Ananda, Zulia; Rahmi, Cut; Kesumawati, Kesumawati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4186

Abstract

Latar Belakang : Era zaman modern banyak produk yang digunakan untuk pewarna rambut. Sediaan pewarna rambut digunakan dalam tata rias untuk mewarnai rambut agar terlihat menarik. Tumbuhan yang memiliki zat warna salah satunya rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) zat warna yang terkandung adalah kurkumoid.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui zat warna pada temulawak dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut dan zat warna pada temulawak dapat menghasilkan warna terbaik pada konsentrasi tertentu.Metode Penelitian : adalah maserasi, pembuatan formulasi dengan penambahan ekstrak temulawak sebagai zat pewarna dengan 4 variasi konsentrasi 0%, 5%, 15% dan 25%, pirogalol sebagai pembangkit warna, xanthan gum sebagai pengental dan aquades sebagai pelarut. Evaluasi sediaan pewarna rambut meliputi pengujian : organoleptik, pH, iritasi, stabilitas warna yang dihasilkan, stabilitas terhadap pencucian, stabilitas terhadap matahari dan kesukaan.Hasil Penelitian : Hasil penelitian evaluasi sediaan untuk uji organoleptik menunjukan bahwa semakin besar konsentrasi yang ditambahkan maka semakin pekat warna yang dihasilkan. pH terbaik yaitu menunjukan pada F3. Uji iritasi sediaan pewarna rambut menyatakan bahwa tidak ada reaksi pada semua formula yang telah diuji. uji stabilitas warna yang dihasilkan semakin besar konsentrasi ekstrak, maka semakin gelap warna yang dihasilkan. uji stabilitas warna terhadap pencucian menunjukan formula terbaik pada F4. Uji stabilitas terhadap matahari warna rambut tidak mengalami perubahan. Uji kesukaan yang terbaik adalah F4. Zat warna pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut.Kesimpulan : Formulasi yang menghasilkan warna terbaik yaitu pada konsentrasi ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) 25% menghasilkan warna kuning perang kecoklatan. Kata Kunci : Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Rambut, Gel Pewarna Rambut.
FORMULASI SERBUK EFFERVESCENT DARI SARI BROKOLI (Brassic Oleracea) Ananda, Zulia; Afrah, Mulyatul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.4181

Abstract

Brokoli (Brassica oleracea) merupakan jenis sayuran hijau yang banyak digunakan untuk menurunkan kolesterol. Kandungan vitamin A yang terdapat pada brokoli, maka sangat efektif untuk mempertajam penglihatan mata, vitamin C dan E, maka brokoli sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kesehatan. Salah satu alternatif sedian brokoli tersebut adalah dalam bentuk serbuk effervescent karena akan mudah larut dalam air, dan memberikan efek sparkle atau seperti pada rasa minuman bersoda sehingga sedian effervescent banyak disukai masyarakat dan memudahkan bagi masyarakat yang tidak bisa mengkonsumsi sedian tablet atau kapsul. Untuk mengetahui formulasi serbuk effervescent dari sari brokoli dan untuk mengetahui formula effervescent yang efektif sehingga dapat dijadikan sebagai serbuk effervescent. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode basah dan kering, meliputi pengumpulan tumbuhan, pengolahan dan pengujian sampel. Formula 2 merupakan hasil yang terbaik, dengan hasil kadar air 23%, uji waktu alir 48 detik, uji sudut diam 42o , uji waktu dispersi 3,05, dan uji kesukaan menunjukkan formula 2 sebagai produk yang disukai. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa formulas serbuk effervescent dapat di formulasikan dari sari brokoli dan formulas yang efektif yaitu formulas 2.Kata Kunci : Effervescent, Serbuk, Brokoli (Brassica oleracea)Broccoli (Brassica oleracea) is a type of green vegetable that is widely used to reduce cholesterol. The content of vitamin A found in broccoli, it is very effective to sharpen eyesight, vitamins C and E, then broccoli is very beneficial for maintaining and caring for health. One alternative broccoli sedan is in the form of effervescent powder because it will dissolve easily in water, and give a sparkle effect or as in the taste of soft drinks so that many effervescent sedans are preferred by the public and make it easier for people who cannot consume tablet or capsule sedans. To find out the effervescent powder formulation of broccoli juice and to find out an effective effervescent formula so that it can be used as effervescent powder. The method used in this study is the wet and dry method, including plant collection, sample processing and testing. Formula 2 is the best result, with 23% moisture content, 48 seconds flow time test, 42o fixed angle test, 3.05 dispersion time test, and preference test shows formula 2 as the preferred product. The results of the study can be seen that the effervescent powder formulation can be formulated from broccoli extract and effective formulas namely formulas 2.Keywords: Effervescent, Powder, Broccoli (Brassica oleracea)
FORMULASI SEDIAAN PATCH MARIGOLD (Tagetes erecta L.)SEBAGAI ANTIINFLMASI PADA KAKI TIKUS PUTIH Ananda, Zulia; Meilina, Rulia; Enzelia, Enzelia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.4182

Abstract

Tanaman marigold (Tagetes erecta L.) mengandung metabolit sekunder seperti glikosida, saponin, flavonoid, alkaloid dan tanin yang terbukti memiliki sifat antijamur, antibakteri dan anti-inflamas. Namun, tanaman ini lebih umum dikenal sebagai tanaman hias dan penghasil minyak atsiri saja. Patch adalah plester perekat yang mengandung bahan obat yang ditempatkan pada kulit untuk mengirim zat aktif. Patch menawarkan   kepraktisan dan kenyamanan bagi penggunanya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboraturium yang bertujuan untuk menguji kemampuan patch daun marigold sebagai patch anti-inflamasi pada kaki tikus yang telah diinduksi karagenan 2%. Hasil akhir penurunan volume bengkak yaitu K+ 0.90, K- 0.99, F1 0.95, F2 0.93 dan F3 0.92. Hal ini menunjukan bahwa daun marigold memiliki sifat anti-inflamasi pada kaki tikus yang disuntikan karagenan 2%.Kata kunci: inflamasi; daun marigold; patch Marigold (Tagetes erecta L.) contain secondary metabolites such as glycosides, saponins, flavonoids, alkaloids and tannins which has been shown to have antifungal, antibacterial and anti- inflammatory properties. However, this plant is more commonly known as an ornamental plant and only produces essential oils. Patches are adhesive plasters containing medicinal ingredients that are placed on the skin to deliver the active substance. Patches offer practicality and convenience to its users. This study is an experimental laboratory study that aims to   test the ability of marigold leaf patch as an anti-inflammatory patch on the feet of rats that have been induced by 2% carrageenan. The final result of decreasing swelling volume was K+ 0.90, K- 0.99, F1 0.95, F20.93 and F3 0.92. This shows that marigold leaves have anti-inflammatory properties in rat paws injected with 2% carrageenan.Keywords: inflammation; marigold leaves; patches
UJI TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL DAUN PUTRI MALU (Mimosa Pudica L.) PADA MENCIT GALUR WISTAR Ananda, Zulia; Meilina, Rulia; Sari, Febia; Husna, Asmaul; Watani, Nurul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.4183

Abstract

Penggunaan obat herbal tidak selalu aman karena ia juga mengandung zat-zat kimia yang kebanyakan belum ditentukan keamanannya, zat yang beracun akan menimbulkan efek toksik bagi manusia, hal ini disebabkan oleh pemakaian dosis dan lamanya penggunaan obat yang tidak tepat. Obat tradisional digunakan akan menyebabkan terjadinya efek yang merugikan misalnya gangguan terhadap organ-organ vital, untuk melaju sampai ke produk fitofarmaka tentu melalui beberapa tahap uji farmakologi, uji klinik dan uji toksisitas. Uji toksisitas subkronik merupakan suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang yang diberikan secara oral pada hewan uji selama 14 hari. Tanaman Putri malu (Mimosa Pudica L.) bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit lain, seperti kencing batu, cacingan, insomnia, peradangan saluran napas dan herpes. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek toksisitas subkronik pemberian berulang dan mengetahui batas keamanan dosis ekstrak daun putri malu. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan 25 mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok di setiap jenis dengan variasi dosis 350 mg/kgBB, 600 mg/kgBB, 750 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan kelompok kontrol negatif. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kematian mencit, perubahan berat badan, dan pengamatan terhadap organ hati dan ginjal. Hasil pengamatan menunjukkan tidak terdapat pengaruh toksik subkronis pada kulit, bulu, berat badan, berat organ hati, berat organ ginjal dan tidak terdapat perubahan warna organ hewan uji. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kandungan ekstrak daun putri malu tidak memiliki toksik subkronik terhadap kadar obat pada mencit galur wistar. Kesimpulannya yaitu pemberian berulang ekstrak putri malu (Mimosa pudica L.) tidak menimbulkan nekrosis terhadap histologi organ hati dan ginjal mencit galur wistar dan Tidak adanya kerusakan pada histologi organ hati dan ginjal mencit galur wistar walaupun adanya peningkatan dosis pemberian ekstrak putri malu (Mimosa pudica L.).Kata Kunci : Hati, Ginjal, mencit, daun putri malu, toksisitas subkronikThe use of herbal medicine is not always safe because it also contains chemical substances, most of which safety has not been determined, toxic substances will cause toxic effects for humans, this is caused by the use of inappropriate doses and duration of drug use. Traditional medicine used will cause adverse effects such as disturbance to vital organs, to advance to phytopharmaca products, of course through several stages of pharmacological testing, clinical trials and toxicity tests. Subchronic toxicity test is a test to detect toxic effects that appear after administration of test preparations with repeated doses given orally to test animals for 14 days. Putri shame plant (Mimosa Pudica L.) can be used to treat various other diseases, such as urinary stones, intestinal worms, insomnia, inflammation of the respiratory tract and herpes. The purpose of this study was to determine the effect of subchronic toxicity of repeated administration and to determine the safety limit of the dose of Putri malu leaf extract. This research was conducted by experimental method using 25 mice which were divided into 5 groups in each species with varying doses of 350 mg/kgBW, 600 mg/kgBW, 750 mg/kgBW, 1000 mg/kgBW, and a negative control group. Observations made in this study were the death of mice, changes in body weight, and observations of the liver and kidneys. The results showed that there was no sub-chronic toxic effect on skin, hair, body weight, liver weight, kidney weight and no change in the color of the test animal organs. From the results of the study, it can be seen that the content of the Putri malu leaf extract does not have subchronic toxicity to the drug levels in the wistar strain mice. The conclusion is that repeated administration of the Mimosa pudica (Mimosa pudica L.) extract did not cause necrosis of the liver and kidney histology of the Wistar strain mice and there was no damage to the liver and kidney histology of the Wistar strain mice even though there was an increase in the dose of the Mimosa pudica L mice extract. .).Keywords: Liver, Kidney, mice, Putri malu leaves, subchronic toxicity