Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : ACADEMICS IN ACTION Journal of Community Empowerment

Pendampingan Teknologi Budidaya Salibu Pasca Pandemi Covid 19 Di Desa Cimekar, Cileunyi, Bandung Riyanto Adji
ACADEMICS IN ACTION Journal of Community Empowerment Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/aia.v4i1.3670

Abstract

Abstrak Pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat di masa pandemi berdampak pada kinerja petani yang menghadapi tantangan, khususnya di bidang logistik seperti proses perolehan benih padi. Hambatan tersebut mempengaruhi ketersediaan pangan nasional serta kualitas pembangunan ekonomi masyarakat. Ketahanan pangan sangat penting bagi keberhasilan pembangunan ekonomi nasional. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk diperkirakan sebanyak 294,1 juta orang pada tahun 2030 dan tentu hal ini akan berpengaruh pada kebutuhan pangan masyarakat meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Akibatnya, di era new normal, diperlukan strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi beras dan menciptakan ketersediaan pangan nasional yang baik. Pemanfaatan teknologi budidaya SALIBU merupakan salah satu inovasi lanjutan sistem padi ratun yang dapat meningkatkan produktivitas padi dan petani. Teknologi SALIBU digunakan dengan memotong tunggul padi dua kali setelah panen tanpa melalui proses pengolahan tanah dan penanaman kembali benih karena terjadi pertumbuhan vegetatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan budidaya penerapan teknologi SALIBU dalam aplikasi pertanian. Dengan demikian diharapkan produksi beras akan lebih efektif untuk menjamin ketahanan pangan nasional di era new normal. Metode pengumpulan data studi kasus dan analisis tinjauan pustaka digunakan dalam penelitian, yang kemudian ditelaah menggunakan metode kontributif. Menurut penelitian, penerapan teknologi SALIBU mampu meningkatkan produksi beras di wilayah Sumbar sebesar 8,9t/ha sekaligus menghemat biaya sebesar 45 persen, sehingga dapat menjadi penunjang keberhasilan ketahanan pangan nasional di era new normal. era dan mendorong kebangkitan ekonomi nasional. Penerapan teknologi SALIBU sangat tepat dilakukan di desa Cimekar yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan padi merupakan komoditas pangan utama. Abstract The implementation of restrictions on community activities in the pandemic has an impact on the performance of farmers who face challenges, particularly in logistics such as the process of obtaining rice seeds. This impediment affects the availability of national food as well as the quality of the community's economic development. Food security is critical to national economic development success. According to the Central Bureau of National Statistics (BPS), an additional population of 294,1 million people is expected in 2030. People's food requirements increase as the population grows. As a result, in the new normal era, the right strategy is required to increase rice production and create good national food availability. The use of SALIBU cultivation technology is one of the advanced innovations of the ratoon rice system that can increase rice and farmer productivity. The SALIBU technology is used by double cutting the rice stump after harvesting without going through the soil processing process and replanting the seeds because vegetative growth occurs. The purpose of this research is to determine the viability of cultivating the application of SALIBU technology in agricultural applications. As a result, it is anticipated that it will be more effective in producing rice to ensure national food security in the new normal era. The case study data collection method and literature review analysis were used in the research, which was then reviewed using the contributive method. According to the research, the application of SALIBU technology was able to increase rice production in the West Sumatra area by 8.9t/ha while saving costs by 45 percent, so it can be a support for the success of national food security in the new normal era and encourage national economic revival. The application of SALIBU technology is particularly appropriate in Cimekar village, where most of the population works as farmers and rice is the main food commodity.
Pendampingan Masyarakat Kota Dalam Memanfaatkan Lahan Tidur Di Kawasan Industri Jababeka Ditinjau Dari Aspek Teknologi dan Agrobisnis Riyanto Adji; Tjong Wan Sen
ACADEMICS IN ACTION Journal of Community Empowerment Vol 5, No 1 (2023): IN PRESS
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/aia.v5i1.4517

Abstract

Pengembangan wilayah industri menciptakan beberapa lahan yang tidak dikelola untuk menjadiproduktif, alasannya adalah karena letak geografisnya, karena luasnya, atau karena alasan lainnya, sehingga lahan tersebut menjadi lahan tidur. Seperti pengembangan kawasan industri Jababeka, dimana ada beberapa titik lahan tidur salah satunya adalah yang berada di bantaran sungai Cilemahabang Desa Mekarmukti Cikarang Utara. Melihat lahan yang tidak dimanfaatkan, maka warga masyarakat sekitar memanfaatkan lahan tersebut untuk budidaya hortikultura dan jambu kristal. Masalah yang muncul dari lahan tidur tersebut adalah terkendalanya pemenuhan kebutuhan air irigasi ketika musim kemarau. Langkah yang sudah dilakukan petani dalam memenuhi penyediaan air irigasi adalah dengan menggunakan pompa dengan menggunakan BBM, awalnya penggunaan pompa merupakan solusi alternatif yang cocok, namun karena biaya operasinalnya yang cukup besar, maka petani menjadi mengeluh. Setelah dilakukan observasi dan survey dilapangan, maka solusi alternatif yang coba ditawarkan kepada petani di lahan tidur tersebut yaitu menggunakan panel surya sebagai sumber listrik penggerak pompa untuk memindahkan air sungai Cilemahabang, kemudian didistribusikan ke lahan tidur.