Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH HARGA, TATA LETAK, KENYAMANAN BELANJA, KELENGKAPAN PRODUK, LOKASI DAN PELAYANAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN REGRESI LINIER BERGANDA Ayik Pusakaningwati; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jkie.v7i2.2295

Abstract

In line with the times, there are many trading companies that are engaged in retail trading, such as: shops, minimarkets, supermarkets and others. In Sengonagung department stores, it is known that the purchasing power of consumers is quite high, even though the price offered is the same as other supermarkets. This can be seen from the number of buyers so that it can make a good marketing target. From the large number of buyers who came, it was concluded that there were several attribute factors that influenced consumer purchasing power. The method used is multiple regression which is used to calculate the influence / prediction of two or more variables X on one variable Y. The research was conducted at the Sengonagung Department Store which is located in Sengonagung Village, Kec. Purwosari Kab. Pasuruan. The results of the analysis F count is 12.363, while the results of the F table in the distribution table with an error rate of 5% is 2.27. This means that F count> F table (12.363> 2.27) indicates H1 is accepted and has a positive effect. And the most influential value or H2 is accepted, namely the price variable (X1) which produces a T count value greater than T table, T count (3,732)> T table (1,672), shopping convenience (X3) which results in a T count value greater than T table,Tcount(5,334)>Ttable(1,672).
OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PRODUK UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASIDENGAN METODE SAVING MATRIX DI PT. XYZ Endah Dwiki Yulianto; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jkie.v7i3.2396

Abstract

XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri memasak oli dalam kemasan. Dalam proses pemasarannya, produk dikirim dengan truk langsung ke masing-masing lokasi distributor di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perusahaan mengalami kendala dalam hal perencanaan distribusi barang yang tidak optimal ke distributor. Kendala yang dihadapi adalah penggunaan kapasitas angkut yang kurang maksimal. Penerapan metode matrik simpanan pada penelitian ini diharapkan dapat membantu perencanaan dalam memaksimalkan kapasitas alat angkut dan menentukan saluran distribusi yang optimal sehingga proses pendistribusian produk dapat berjalan baik setiap produk yang dikirim, baik jumlah produk maupun jumlah produknya. rute tujuan dengan biaya distribusi yang rendah. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa metode ini menghasilkan efisiensi yang lebih baik, dengan tingkat efisiensi berkisar 13,4%, biaya distribusi Rp. 1.972.500, -, biaya bahan bakar 12,5% dan beberapa sub rute menjadi 4 rute.
RANCANGAN KESEIMBANGAN LINTASAN STASIUN KERJA GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU SIKLUS OPERASI PRODUK ES BALOK (STUDI KASUS: PERUSAHAAN ES BALOK, PT.X PANDAAN PASURUAN) Dupi Fudianto; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. X Pandaan adalah suatu perusahaan yang memproduksi atau menghasilkan es balok. Di lingkungan PT. X Pandaan ini memang terletak di daerah yang banyak mengandung air atau dekat dengan sumber air. Sehingga air sebagai bahan baku utama untuk pembuatan es tidaklah sulit untuk didapatkan. PT. X Pandaan mengambil bahan baku air dari sumber air sungai yang terletak di lingkungan pabrik dengan kedalaman ± 80 m. Selain itu proses produksi es balok yang terdapat di PT. X  Pandaan tergolong pada proses produksi yang continue. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di perusahaan, diketahui terjadi kemacetan untuk proses produksinya dalam 30 hari selama 4090 menit, sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini diakibatkan oleh perencanaan dan pengendalian yang kurang akurat. Selain itu, terjadi pula kemacetan antar stasiun produksinya, sehingga produksi sering terlambat, melebihi batas waktu yang seharusnya, yang berakibat pada penundaan pengiriman barang produksi. Line Balancing merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk meminimalkan waktu tunggu dalam proses produksi. Dalam konsep ini, elemen-elemen operasi akan digabungkan menjadi beberapa stasiun kerja. Mengingat proses produksi es balok tergolong pada proses produksi yang continue melainkan antara proses yang satu dengan yang lain saling berkaitan, oleh karena itu dibutuhkan pengukuran waktu dalam proses produksi untuk mengurangi waktu tunggu yang ada di setiap proses pembuatan es balok. Metode Renked Positional Weight (RPW) merupakan metode gabungan antara metode Large Candidate Ruler dengan metode region approach. Nilai RPW merupakan perhitungan antara elemen kerja tersebut dengan posisi masing-masing elemen kerja dalam precedence diagram. .Tujuan dari penelitian ini penerapan line balancing dengan pendekatan metode Ranked Positional Weight (RPW) untuk mengurangi waktu tunggu proses produksi es balok dan menyeimbangkan beban kerja pada proses produksi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa metode tersebut menghasilkan rancangan keseimbangan lintasan yang lebih baik, dengan tingkat efisiensi lintasan 72%, balance delay 28%, smoothing index 726 menit, dan stasiun kerja berjumlah 3 stasiun kerja.
ANALISA PRODUK REJECT PADA PRODUK 600 ML DENGAN METODE SEVEN TOOLS DI PT. TIRTA INVESTAMA PANDAAN Retno Any Asmoro; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.374 KB)

Abstract

PT. Tirta Investama Pandaan adalah perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)PT. Tirta Investama juga tidak luput dari masalah, produk cacat harian yang dihasilkan melebihi target yang ditetapkan perusahaan. Hal ini akan meningkatkan Quality Cost dan juga berpotensi  terjadinya complaint dari pelanggan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya cacat, mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk perbaikan dan membandingkan hasil sebelum dan sesudah perbaikan.Hasil analisa dapat diketahui sebagai berikut: Tiga terbesar kategori cacat produk 600 ml line 5 adalah tutup putus sebesar 0,126% , tutup kurang rapat sebesar 0,125% dan tutup miring sebesar 0,026%. Dengan persen rata-rata untuk ketiga kategori reject tersebut sebesar 0,028%. Penyebab utama cacat adalah material screw cap cacat dari supplier. Tindakan perbaikan yang dilakukan supplier adalah dengan perbaikan unit Cooling pada mesin pembuat screw cap dan seting torque pada caper. Untuk meminimalisir jumlah cacat juga dibuatkan Standart Operational Procedure (SOP) apa yang harus dilakukan untuk menangani material cacat. Hasil perbaikan didapatkan penurunan cacat produk 600 ml dari 0,28% turun menjadi 0,08%.  Dengan rincian sebagai berikut: Cacat tutup putus turun dari 0,126% menjadi 0,055%. Cacat tutup miring turun dari 0,026% menjadi 0,019%.Cacat tutup kurang rapat turun dari 0,125% menjadi 0,008%. Dari ketiga kategori cacat semuanya mengalami penurunan, penurunan yang paling signifikan terjadi pada tutup kurang rapat dari 0,0125% menjadi 0,008%.
IMPLEMENTASI 5R+1S SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA Samsul Huda; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.186 KB)

Abstract

PT.Coca-Cola Bottling Indonesia, Jawa Timur adalah salah satu manufaktur yang bergerak di sektor makanan dan minuman yang ada di Indonesia.Permasalahan yang masih ada di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, Jawa Timur adalah belum tercapainya efektivitas mesin sesuai standard perusahaan kelas dunia.Hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan.Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah nyata untuk dapat mengurangi dan menanggulangi permasalahan tersebut.Pada prosesnya, digunakan sumberdaya baik berupa mesin maupun manusia yang menjalankan mesin. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk peningkatan efektivitas mesin dan peralatan produksi dengan metode OEE (Overall Equipment Effectivenes) yang didapat melalui perhitungan availability, performance rate dan quality rate.Penelitian ini menghitung nilai OEE berkisar antara 43,83% - 55,98%. Nilai efektivitas ini termasuk rendah karena standar ideal untuk perusahaan kelas dunia adalah sebesar 85%.Untuk meningkatkan nilai OEE, diimplementasikan 5R+1S yang terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin dan Safety.
PENERAPAN METODE DYNAMIC PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (JIP) DI PT.XYZ Rosi Leo Sanjaya; Misbach Munir; Hasan Bashori

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.783 KB)

Abstract

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut industri di bidang manufaktur maupun jasa untuk meningkatkan kreatifitas strategi bisnisnya. Strategi bisnis yang sama belum tentu memberikan hasil yang sama bila tetap diterapkan sehingga perlu dikaji kinerjanya. Untuk itu perusahaan-perusahaan diharapkan mampu menerapkan system perencanaan produksi yang baik dan mampu untuk terus meni ngkatkan efisiensi serta kemampuan untuk menghasilkan produk yang bermutu guna memenuhi permintaan konsumen. PT. “XYZ” merupakan perusahaan yang bergerak dalam air minum dalam kemasan (AMDK) mengalami masalah yang berkaitan dengan penentuan jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan pada setiap bulan. Hal ini menyebabkan pada setiap periode, perusahaan mengalami kelebihan produksi sehingga perolehan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tidak optimal dan mengakibatkan besarnya biaya simpan. Keadaan demikian terjadi karena perusahaan selama ini dalam melaksanakan perencanaan dan penjadwalan produksi berdasarkan intuisi. Metode yang dilakukan sebagai solusi adalah metode dynamic programming. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui cara menyusun jadwal induk produksi yang baik dan terencana dalam setiap periode sehingga meningkatkan profit perusahaan. Untuk meramalkan jumlah produksi yang harus diproduksi pada periode mendatang digunakan metode moving average dan single exponential smoothing, data produksi pada periode sebelumnya. Pada metode moving average menggunakan rata-rata bergerak 2,3,4 dan 5. Sedangkan single exponential smoothing α = 0,1-0,9. Adapun metode peramalan yang digunakan adalah single exponential smoothing dengan α = 0,9 menghasilkan MAD terkecil sebesar 175766. Hasil perencanaan penjadwalan produksi untuk 12 periode mendatang (Januari–Desember 2015) adalah 805610, 1437382, 1331709, 1501543, 1541016, 1603168, 1253870, 1228228, 921185, 801005, 1005354 pcs. Sehingga dengan menggunakan metode dynamic programming menghasilkan optimalisasi keuntungan bagi perusahaan sebesar Rp. 41.760.855.470,-. Sementara total baiaya produksi actual perusahaan tahun 2014 sebesar Rp. 41.510.488.990,- dari hail perbandingan antara metode dynamic programming memberikan hasil laba sebesar Rp. 250.366.480 atau sebesar 0.006%.
IMPLEMENTASI SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN POKA YOKE GUNA REDUKSI BAGIAN CASE PACKER PADA PT. X Roudlotul Ulum; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jkie.v6i1.2046

Abstract

X is one of the companies engaged in the manufacturing industry that produces cigarettes with the type of Machine-made Clove Cigarettes (SKM), or commonly known as clove cigarettes. known at the time of the packaging process (packaging) there are often problems that cause the appearance of the resulting product is not good. In order to achieve this condition continuous improvement must be made. To avoid high defects in the packaging process, one of the ways to do this is to apply six sigma with a poka yoke approach, starting from identifying problems or defects, improving steps, and establishing standards to maintain these qualities, which aim to achieve product quality which can meet the desired specifications of the company. Based on the results of the analysis conducted a comparison of the results of the number of defects before and after experiencing improvement based on the percentage of the average number of defects from 0,00066342% to 5.70032% so that after improvements have increased 5.7%.
UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KECACATAN PRODUK PSST SLICE MUSHROOMS 4 OZ DENGAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) DI PT. ETR PURWODADI Masfufah; Misbach Munir

Publisher : Department of Industrial Engineering - Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jkie.v6i2.2056

Abstract

ETR is an agroindustrial company that manufactures button mushrooms (champignon) in cans with a production capacity of 25 kg of fresh button mushrooms every day in a variety of styles and sizes in cans or glass. The Company experienced a product defect by 70.13% on products PSST Slice Mushrooms 4 Oz, so it requires prevention efforts to reduce the level of product defects that occur. This study used descriptive qualitative method for mendeskriptifkan results of the analysis method FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). FMEA is a method of systematic and structured manner can analyze and identify the result or consequence of a failure of the system or process, and reduce or analyze the probability of failure. The results showed three types of product defects PSST Slice Mushrooms 4 Oz namely defect labeling, defect secondary packaging, defect products and primary packaging defects of the most influential is the defect label (fumble, labels upside down, torn, engaged, gross, the label does not fit, loose ). The results of the analysis using FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) showed a decrease in the value of the RPN (Risk Priority Number) after an improvement by fishbone diagram, where the value of RPN before repair of 378-20 and after repair value of the RPN fell to 120-2 with sense the results showed a decrease in the level of disability products PSST Slice Mushrooms 4 Oz.
POTENSI DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK NILAM SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG BERWIRAUSAHA DI KABUPATEN PASURUAN Misbach Munir

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.613 KB) | DOI: 10.35891/agx.v4i2.714

Abstract

Berbicara tentang komoditas ekspor nonmigas, minyak atsiri dari nilam merupakan salah  satu andalan.  Bahkan negeri kita tercatat sebagai pengekspor minyak nilam terbesar di  dunia.  Me ski populer di pasar internasional, anehnya minyak atsiri nilam kurang akrab di  telinga kita. Apalagi masih sedikit yang mengenal sosok tanaman nilam dengan baik.  Padahal ini peluang bisnis di masa depan. Komoditas nilam ( Pogostemon cablin )  merupakan tanam an yang menghasilkan minyak atsiri dengan nilai ekonomi di pasaran luar  negeri sangat baik, mengingat negara penghasil komoditas ini hanya beberapa negara saja  dan salah satunya yang terbesar adalah Indonesia.  Dengan demikian pengembangan  komoditas ini mer upakan langkah strategis dalam menumbuh - kembangkan sektor  agroindustri di Indonesia. Oleh karena itu budidaya tanaman nilam ini perlu diupayakan  dengan dukungan teknologi pengolahan (destilasi) yang lebih efisien dan berkualitas agar  mempunyai daya saing d an lebih efisien serta lebih ekonomis dibandingkan dengan sistem  konvensional yang ada. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang  akan menjadi fokus penelitian ini, antara lain 1)Bagaimana teknik destilasi (penyulingan)  yang dilakukan o leh unit usaha tani nilam di Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari  Kabupaten Pasuruan.2)Apakah usaha pengolahan minyak di Desa Sekarmojo Kecamatan  Purwosari Kabupaten Pasuruan nilam benar - benar merupakan komoditas yang menjanjikan  secara financial. Dari table dan kurva peramalan permintaan produk dan penawaran harga  di atas dapat disimpulkan bahwa selama 5 tahun ke depan dari tahun 2009 sampai tahun  2013 akan terjadi peningkatan permintaan produk dan penawaran harga produk sebesar  13,66% setiap tahunnya. Seda ngkan penawaran harga juga menunjukkan adanya peningkata  rata - rata sebesar 9,63%. Untuk itu peluang usaha pengolahan minyak nilam ini memiliki  peluang yang cukup besar ditinjau dari permintaan pasar.  Berdasarkan evaluasi hasil  perhitungan, dapat di ketahui jangka waktu pengembalian investasi pada usaha pendirian  pngolahan minyak nilam ini adalah selama 1 tahun 5 bulan 18 hari , lebih kecil dari pada  masa pengembalian investasi yang di tetapkan yaitu selama 5 tahun, sehingga di lihat dari  analisa  Payback Peri od (PP) dan Break Event Point (BEP) ini  layak untuk di realisasikan  
ANALISA PERFORMANCE ATRIBUT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN (Studi kasus: PT HP Spintex Sengonagung Purwosari Pasuruan) Misbach Munir

Publisher : Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.437 KB) | DOI: 10.35891/jsb.v1i1.26

Abstract

Kenyataan bahwa karyawan sebagai aset utama dalam perusahaan dan harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar karyawan yang dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal. Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja tahun 2012 dengan jumlah 117.949 kecelakaan. Dari 117.949 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 29.544 diantaranya tercatat meninggal dunia, 39.074 diantaranya luka berat dan 128.312 lainnya luka ringan. Data badan pusat statistic indonesia (BPSI) menghasilkan kesimpulan bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 77.468 kasus kecelakaan kerja dan 65% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup( Badan pusat statistik 2013).Atas dasar fenomena tersebut maka tujuan penelitian adalah :1)untuk mengkaji program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.2)Untuk mengetahui hubungan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan di perusahaan.3) Mengetahui seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan di perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana dibantu dengan program SPSS 15.Pendekatan tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil dari uji regresi dihasilkan persamaan :Y = -15,462+0,624+0,590+0,749+0,789+1,237+e, Nilai koefisien regresi untuk X1 adalah positif sebesar 0,624, dapat diartikan bahwa variabel kondisi kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 62,4 % atau berpengaruh positif yang artinya jika kondisi kerja dapat ditingkatkan 1 % saja maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat sebesar 62,4 %.Kemudian Nilai koefisien regresi untuk X2 adalah positif sebesar 0,590, dapat diartikan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan k3 mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 59,0 % atau berpengaruh positif yang artinya jika pendidikan dan pelatihan k3 dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 59,0 %.Untuk Nilai koefisien regresi untuk X3 adalah positif sebesar 0,749, dapat diartikan bahwa variabel lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 74,9 % atau berpengaruh positif yang artinya jika lingkungan kerja dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 59,0 %.Nilai koefisien regresi untuk X4 adalah positif sebesar 0,789, dapat diartikan bahwa variabel pelayanan karywanmempengaruhi kinerja karyawan sebesar 78,9 % atau berpengaruh positif yang artinya jika pelayanan karyawan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 78,9 %. Nilai koefisien regresi untuk X5 adalah positif sebesar 1,237, dapat diartikan bahwa variabel pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi kinerja karyawan mencapai sebesar 123,7 % atau berpengaruh positif yang artinya jika pelayan kesehatan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 123,7 %. Dari penelitian dapat disimpulkan sesuai tujuan penelitian adalah:1) Secara umum penerapan K3 di PT Hp Spintex kategori baik, dapat dilihat total rataan skor sebesar 3,91.2)Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan kinerja karyawan adalah positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif sebesar 0,764 menunjukkan bahwa factor ini memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja karyawan dibandingkan dengan indikator-indikatornya, yaitu kondisi kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,450, pendidikan dan pelatihan K3 sebesar 0,480, lingkungan kerja sebesar 0,532 dan pelayanan kesehatan memiliki nilai sebesar 0,562. 3a)Dari uji t (parsial) dapat dilihat bahwa berdasrkan hasil analisis data terbukti bahwa dari semua indicator K3 terapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, diantaranya yaitu kondisi kerja (X1), pendidikan dan pelatihan K3 (X2), lingkungan kerja (X3) dan pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.3b)Dari uji F (serentak) ada pengaruh yang signifikan antara kondisi kerja, pendidikan dan pelatihan K3, lingkungan kerja dan pelayanan kesehatan terhadap kinerja karyawan sehingga diketahui bahwa pelaksanaan K3 yang baik akan membawa pengaruh terhadap kinerja karyawan.3c)Faktor keselamatan dan kesehatan kerja yang paling dominan adalah pelayanan kesehatan (X4) dengan kontribusi sebesar 30,03%, dibandingkan dengan pendidkan dan pelatihan K3 (X2) memiliki kontribusi sebesar 9,06%, kemudian lingkungan kerja(X3) memiliki kontribusi sebesar 5,10%, dan kemudin kondisi kerja (X1) memiliki kontribusi sebesar 0,29%. Secara bersama-sama kondisi kerja, pendidikan dan pelatihan K3, lingkungan kerja dan pelayanan kesehatan bepengaruh tehadap kinerja karyawan.