Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Media Sosialisasi Rambu-Rambu Lalulintas Dengan Metode Augmented Reality Berbasis Android Supriatna, Cecep; Sutono, Sutono
Media Jurnal Informatika Vol 8, No 1 (2016): Media Jurnal Informatika
Publisher : Teknik Informatika Universitas Suryakancana Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/mji.v8i1.142

Abstract

Media sosialisasi merupakantempat dimana sosialisasiituterjadi atau disebut agen sosialisasi atau sarana sosialisasi. Dimana dalam media sosialisasi yang dibuatini masyarakat dengan mudah memahamiisi dariinformasi yangterdapat dalam rambu-rambulalulintas yang ada dijalan.Pada saatini sosialisasi yang dilakukan pihak kepolisian lalulintas adalah dengan melalukan penyuluhanlangsung kemasyrakatjuga biasa menggunakan alat peraga dimana alat peragatersebut memerlukantempat yang cukupluas untuk menyimpannya. Sehingga masyarakat akan merasa bosan karenatidak ada efek animasi yang digunakan serta alat peraga yangterbatas.Dalam perancangan media sosialisasiini menggunakantelnologi augmented reality, Dengan teknologi augmented reality masyarakat akan melihatlangsung arti dari rambu-rambu yang ada darilayar ponsel yang dimilikinya. Tanpa harus menggunakan alat peraga yang dimana alat peragatersebut memerlukan biaya yanglumayan, dimanateknologiini mampu membuat vitualisasi dari objek yang dilihatnya, sehingga masyarakattidak akanlagi merasakan bosan dengan sosialisasi yang biasa saja. Dalam pembuatan media sosialilasiini aplikasi yang digunakan adalah unity, android SDK, dan Vuforia.Kata kunci: Media, augmented reality.
UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU, PADANG, INDONESIA Supriatna, Cecep; Handayani, Sri
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.32964

Abstract

Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra. The design is a square building that instead of a dome but instead forms a gonjong. The design of the Great Mosque of West Sumatra was criticized by several figures in West Sumatra, who said that the design of the mosque was unusual because it did not have a dome due to some literature stating that one part of the mosque was a 'dome'. news about the existence of a mosque ornament which is claimed to be a form of motif commonly used by Jews (Pentagram). The purpose of the study was to identify the design idea of the Roof of the Great Mosque of West Sumatra which describes the shape of the stretch of cloth used to carry the Hajar Aswad stone, the concept of three symbols: the springs (the elements of nature), the crescent moon and the Gadang House. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the value and meaning of the architectural design philosophy of the roof of the Great Mosque of West Sumatra, which is represented by the architect in its design concept, has a lot of compatibility with the mosque building that has been designed. The concept is very clearly visible so that even ordinary people are very easy to understand.Keywords: Mosque Roof, Bagonjong Roof, Representation Abstrak: Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas ornamen semata tetapi merupakan media yang berperan penting yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain yg baik harus merespon geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain. Bangunan Masjid berbentuk kubah telah tumbuh subur dalam dunia Islam dan menjadi sebuah simbol ekspresi struktur dan identitas dari sebuah masjid. Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah. Masjid dengan unsur-unsur geomotrik modern semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami. Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Rancangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi justru membentuk gonjong. Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh beberapa tokoh di Sumatera Barat, yang menyebutkan rancangan masjid tidak lazim lantaran tidak memiliki kubah karena adanya beberapa literatur yang menyatakan bahwa salah satu bagian dari masjid itu adalah ‘kubah’, bahkan ada beberapa keraguan tersebut yang berhembus kabar tentang adanya bentuk ornament masjid yang diklaim sebagai bentuk motif yang biasa dipakai orang Yahudi (Pentagram). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi gagasan desain Atap Masjid Raya Sumatera Barat yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad, konsep dari tiga simbol: sumber mata air (the springs: unsur alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan makna filosofi desain arsitektur atap masjid Raya Sumatera Barat yang direpresentasikan oleh arsitek dalam konsep desainnya, terdapat banyak kesesuaian dengan bangunan masjid yang sudah dirancangnya. Konsep tersebut sangat nampak jelas terlihat sehingga orang awam pun sangat mudah untuk memahaminya.Kata Kunci: Atap Masjid, Atap Bagonjong, Representasi