Banyak korban kelahiran bayi prematur menghadapi cacat seumur hidup, termaksud ketidakmampuan belajar dan menjadi masalah penglihatan dan pendengaran. Lima negara teratas untuk jumlah kelahiran prematur (India, Cina, Nigeria, Bangladesh, dan Indonesia) menyumbang sekitar 57.945.623 (41,4%) dari 139.945.950 kelahiran hidup dan untuk 6.622.621 (44,6%) dari 14.835.606 kelahiran prematur secara global pada tahun 2014. Dari permasalahan di atas, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu peran pakar yang dapat memberikan informasi diagnosa maupun solusi untuk pencenggahan dini. Sehingga dengan adanya sebuah permasalahan ini maka diperlukan sistem pakar dengan menggunakan metode Dempster Shafer. Hasil penelitian dapat mampu melakukan diagnosa dengan mengakuisisi serta mengumpulkan pengetahuan pakar yang kemudian menerapkan Dempster Shafer yang nantinya akan menghasilkan diagnosa berdasarkan gejala kelahiran prematur dengan cepat dan akurat.