Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Angka Kejadian Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Agustus 2008–Juni 2012 Alyssa Amelia V.U; Athuf Thaha; Mutia Devi
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 4 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i4.2714

Abstract

Psoriasis Vulgaris atau yang biasa disebut dengan psoriasis merupakan penyakit kronik rekuren pada kulit dengan gambaran klinis yang bervariasi. Angka kejadian Psoriasis pada populasi sekitar 2%. Belum banyak penelitian tentang Psoriasis dan belum ada data terbaru tentang Psoriasis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik psoriasis di RSUP MH periode Agustus 2008 sampai Juni 2012. Penelitian epidemiologi retrospektif yang bersifat deskriptif ini, dilakukan di Poliklinik IKKK dan di Instalasi Rekam Medik RSUP MH, dengan cara melihat data rekam medik pasien Psoriasis vulgaris yang tercatat pada rekam medik pada tanggal Agustus 2008 hingga Juni 2012. Angka kejadian  periode Agustus 2008 sampai Agustus 2012 sebesar  1,35% dengan jumlah kasus sebanyak 491 kasus. Kejadian  tertinggi terjadi pada kelompok usia 51-60 tahun (32,4). Perbandingan antara laki-laki sebanyak 312 orang (74 %), dengan perempuan 179 orang (36 %). Area lesi tersering adalah ekstremitas bawah sebesar (62 %). Pasien  dengan letak lesi lebih dari satu area sebesar 80,7 % lebih banyak dari pasien dengan 1 area lesi sebanyak 19,3%. Psoriasis vulgaris paling sering terjadi pada usia 51-60 tahun. Laki-laki lebih sering dibandingkan dengan perempuan. Ekstremitas bawah merupakan area lesi terbanyak pada pasien ini. Lebih dari setengah pasien  memiliki lesi lebih dari satu area lesi.
Gambaran Dermal-Epidermal Junction Pada Bullous Pemphigoid Dan Epidermolysis Bullosa Acquisita Caroline Budiman; Mutia Devi; HM Athuf Thaha
Medicinus Vol 6, No 3 (2017): June 2017 - September 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/med.v6i3.1151

Abstract

Epidermis and dermis of the skin attach each other because of the role of a structure which is called dermal-epidermal junction. The dermal-epidermal junction can be divided into three distinct zones named hemidesmosome-keratin intermediate filament complex, basement membrane, and anchoring fibril. Each part of the distinct zone has significant components for the integrity of the skin. Bullous pemphigoid is an autoimmune disorder caused by autoantibody against a 180-kDa molecule now called Bullous Pemphigoid Antigen 2 (BPAG2) or type XVII collagen within basement membrane. To date, the patophysiology and the components of dermal-epidermal junction that induce the blister formation remain unclear. Epidermolysis bullosa acquisita is an autoimmune disease with sub-epidermal blistering associated with autoimmunity to the collagen within anchoring fibrils. The pathophysiology and etiology—again—remain unknown.