Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Prenatal Attachment pada Kehamilan Remaja dengan Gangguan Penyesuaian dan Retardasi Mental Berat Putri, Frilya Rachma; Rahmadianti, Mayniar Ayu
-
Publisher : Journal of Issues in Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.JOIM.2021.005.02.1

Abstract

Prenatal attachment is an abstract and unidirectional bond between parents and the fetus that develops during pregnancy. It is closely associated with how the mother utilizes her abilities and knowledge to organize and perform the duties related to her maternal role attainment. We report a case of 15 years old girl admitted to the emergency room with an official request of visum et repertum in January 2018 due to becoming suspected sexual violence victim. The history of present illness revealed a 15 y.o. girl G1P0A0, singleton, at 34-36W Estimated Gestational Age with condyloma acuminata. During her pregnancy, she described relatively negative feelings about her pregnancy including shame, anxiety, and anger. She felt lack of energy and motivation since she became aware of her pregnancy, therefore spent her most of her time on the bed. Her IQ-test showed a profound intelligence rate followed by a total score of Strength and Difficulty Questionnaire (SDQ) 16, and scored low in Prenatal Attachment Inventory (PAI) at 31. We concluded that PA scoring can be utilized as a predictor of mother-infant bonding quality after birth, thus the instrument will be beneficial as initial screening before choosing appropriate management for vulnerable population mother.
Prevalensi Burnout Pada Tenaga Kesehatan di RSUD Dr. Saiful Anwar Selama Pandemi Covid-19: Sebuah Studi Potong-Lintang Daryanto, Besut; Putri, Frilya Rachma; Kurniawan, Jemmy; Ilmawan, Muhammad; Fajar, Jonny Karunia
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 2 No 1 (2022): Edisi Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.02.1.2

Abstract

Pendahuluan: Sebagai garda terdepan dalam penanganan COVID-19, tenaga kesehatan merupakan salah satu pihak yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Menghadapi berbagai macam tantangan, seperti risiko tertular dan menularkan virus, tenaga kesehatan memiliki risiko lebih besar untuk mengalami burnout. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi burnout beserta faktor yang berasosiasi terhadap burnout pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong-lintang dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seluruh tenaga kesehatan di RSSA. Penilaian burnout menggunakan Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS). Asosiasi dianalisis menggunakan regresi logistik dan disajikan dalam odds ratio (OR) dengan confidence interval 95% (CI 95%). Hasil: Sebanyak 444 tenaga kesehatan di RSSA ikut serta dalam penelitian ini. Sebanyak 21,6% dari seluruh partisipan mengalami burnout. Partisipan dengan usia >40 tahun memiliki risiko 3,7 kali lebih rendah mengalami burnout dibandingkan dengan yang berusia <30 tahun. Sedangkan partisipan yang bekerja 70-100 dan >100 jam per minggu, masing-masing memiliki risiko 2,4 dan 4,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan yang bekerja <70 jam per minggu. Kesimpulan: Hampir seperlima tenaga kesehatan di RSSA mengalami burnout selama pandemi COVID-19, terutama mereka yang berusia <30 tahun dan bekerja >70 jam per minggu.
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DAN KUALITAS HIDUP PROFESIONAL PSIKIATER: SEBUAH STUDI EKSPLORASI Putri, Frilya Rachma; Andarini, Sri; Yudhantara, Dearisa Surya; Ulya, Zuhrotun
Majalah Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2023): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.010.02.2

Abstract

Banyak tenaga kesehatan profesional yang mengalami burnout selama pandemi COVID-19, termasuk psikiater sebagai pemberi layanan kesehatan jiwa. Meningkatnya jumlah kasus, konsulan, rujukan, serta keterbatasan sumber daya membuat karakteristik kerja psikiater penuh tekanan dan menurunkan kualitas kehidupan profesional psikiater. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi karakteristik pekerjaan dan kualitas hidup profesional psikiater selama pandemi COVID-19. Responden dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang psikiater anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) cabang Malang yang bertugas dalam pelayanan klinis selama pandemi COVID-19 dan dipilih menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi interpretatif dengan metode wawancara mendalam. Didapatkan dua tema terkait karakteristik pekerjaan psikiater selama pandemi COVID-19, yaitu peran penting dalam mendukung kesejahteraan pasien, keluarga pasien, staf tenaga kesehatan lain yang berisiko, dan masyarakat, serta dualitas tanggung jawab menghadapi masalah neuropsikiatri maupun kondisi medis umum. Didapatkan tiga tema terkait kualitas hidup psikiater selama pandemi COVID-19, yaitu dilema antara hak atas keselamatan dan tanggung jawab, kepuasan kerja, serta kelelahan dalam bekerja. Kesimpulannya, karakteristik kerja psikiater selama pandemi COVID-19 cukup kompleks karena memainkan peran penting bagi pasien dan keluarganya, tenaga kesehatan lain, serta masyarakat, dan juga menghadapi dualitas tanggung jawab. Kualitas hidup psikiater selama pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh dilema antara tanggung jawab dan hak atas keselamatan. Psikiater menemukan rasa kepuasan, walaupun secara umum kepuasan kerja menurun karena tidak bisa melakukan pelayanan maksimal. Meningkatnya rasa cemas, menurunnya kepuasan kerja, serta peningkatan beban kerja menimbulkan kelelahan pada psikiater, sehingga menurunkan kualitas hidup profesional psikiater.
SELF-HYPNOSIS MENURUNKAN KECEMASAN PADA IBU HAMIL Indahwati, Lilik; Yulismaulidya, Farahmita; Putri, Frilya Rachma; Dewi, Mustika; Lestari, Sumi
Majalah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2024): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2024.011.01.3

Abstract

Kecemasan adalah kondisi emosional yang dapat terjadi karena adanya ketidaknyamanan selama kehamilan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kecemasan ibu hamil dapat memicu terjadinya hipertensi, BBLR dan mengganggu perkembangan otak janin, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Self-hypnosis adalah hipnosis yang dilakukan secara mandiri oleh ibu hamil. Melalui teknik relaksasi ini, memungkinkan ibu hamil mencapai keadaan pikiran yang tenang dan nyaman sehingga berpengaruh terhadap  kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self-hypnosis terhadap kecemasan ibu hamil di Klinik Kesehatan Kabupaten Malang. Desain  penelitian adalah pre experimental pre post test design. Semua ibu hamil Trimester II-III yang mengikuti kelas ibu hamil dan memenuhi kriteria inklusi menjadi responden yaitu sejumlah 31 orang. Sampling yang digunakan adalah accidental sampling selama 3 bulan. Uji statistik Wilcoxon menunjukkan P value = 0,000 < 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa self-hypnosis dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil. Dengan demikian para tenaga kesehatan dapat melatih ibu hamil untuk melakukan self-hypnosis.     
Pertimbangan Interaksi Obat dalam Memilih Obat Psikofarmaka pada Pasien HIV dengan Gangguan Mood: Evidence Based Case Report Putri, Frilya Rachma; Indiastari, Dewi; Surya, Michael; Hanum, Anisa Syahfitri
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 73 No 4 (2023): Journal of The Indonesian Medical Association - Majalah Kedokteran Indonesia, Vo
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47830/jinma-vol.73.4-2023-1059

Abstract

Introduction: Mood disorders are one of the most common mental disorders in HIV patients. When used for HIV patients with mood disorders, psychiatric drugs might interact with ARVs. The selection of psychiatric drugs for HIV patients needs to be adjusted to avoid side effects due to adverse drug interactions. Objective: To discuss the interactions between psychiatric drugs and HIV ARVs as a consideration for treatment options.Methods: A literature search was conducted through PubMed and Scopus using keywords with the Boolean operator concept. Selected literature reviews a collection of drug interactions between psychiatric drugs for mood disorders and antiretrovirals used for HIV patients.Results: Out of 88 literatures works obtained, 3 of which reviewed the interactions of various psychiatric drugs with antiretrovirals in HIV patients. Psychopharmaceutical and antiretroviral interactions are related to their metabolism by the Cytochrome P450 (CYP450) enzyme. Psychopharmaceutical and antiretrovirals that are metabolized by the same isoenzyme will cause changes in blood plasma levels which then leads to risks of causing side effects.Conclusion: Although there is no ideal drug option for treating mood disorders in HIV patients, SSRIs are still the first choice because of their fewer interactions with antiretrovirals. The antiretrovirals that interacts the most with psychopharmaceutical are those belonging to PI group. It is recommended to avoid drug combinations that cause a lot of interactions and reduce the treatment benefits.