Pendahuluan: Sebagai garda terdepan dalam penanganan COVID-19, tenaga kesehatan merupakan salah satu pihak yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Menghadapi berbagai macam tantangan, seperti risiko tertular dan menularkan virus, tenaga kesehatan memiliki risiko lebih besar untuk mengalami burnout. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi burnout beserta faktor yang berasosiasi terhadap burnout pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong-lintang dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seluruh tenaga kesehatan di RSSA. Penilaian burnout menggunakan Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS). Asosiasi dianalisis menggunakan regresi logistik dan disajikan dalam odds ratio (OR) dengan confidence interval 95% (CI 95%). Hasil: Sebanyak 444 tenaga kesehatan di RSSA ikut serta dalam penelitian ini. Sebanyak 21,6% dari seluruh partisipan mengalami burnout. Partisipan dengan usia >40 tahun memiliki risiko 3,7 kali lebih rendah mengalami burnout dibandingkan dengan yang berusia <30 tahun. Sedangkan partisipan yang bekerja 70-100 dan >100 jam per minggu, masing-masing memiliki risiko 2,4 dan 4,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan yang bekerja <70 jam per minggu. Kesimpulan: Hampir seperlima tenaga kesehatan di RSSA mengalami burnout selama pandemi COVID-19, terutama mereka yang berusia <30 tahun dan bekerja >70 jam per minggu.