Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENELUSURAN SEJARAH, FILOSOFI DAN BUDAYA MAKAN KUE GEPLAK KHAS BETAWI Kezia Elsty; Zayyini Nahdlah
Jurnal Pariwisata Pesona Vol 5, No 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpp.v5i1.4745

Abstract

DKI Jakarta is the capital city of Indonesia for decades. This city becomes melting points for many cultures resulting in the development of the existing culture and food. One of the ethnicities who stay in DKI Jakarta for a long time ago is Betawi. Betawi ethnicities influence DKI Jakarta in various ways and one of them is food. Betawi also rich in a variety of food both savory and sweets. Geplak cake is one of the examples of a traditional sweets cake originated from Betawi made from toasted rice flour in a traditional way called sangrai. This research aim is to get an insight into the history, philosophy, and eating culture of Geplak cake as one of Betawi traditional cake completed with documentation of the authentic method in producing this cake. The descriptive qualitative approached used to analyze the data and information related to Geplak cake as Betawi traditional cake. The data and information are from the interviewees such as Betawi cultural practitioner and Geplak cake makers and sellers located in the DKI Jakarta region. Betawi Geplak cake appeared around the 1900s. There are several explanations of this cake existence such as the availability of the ingredients in an ecosystem, the creativity of ancestors, and the presence of this cake in Betawi cultural ceremony and important occasions. Geplak cake made from rice flour symbolizes prosperity and as the bridge of hospitality among the Betawi people. Geplak cake appears in important events such as engagement, wedding, and Eid al-Fitr. Eating Geplak cake, it is not only a matter of eating this cake as the food but also appreciates the value behind the cake known from history, philosophy, and eating culture. The presence of behind a story about the food itself will give value-added to the food and also be an attractive tourism product as well for representing certain tourism destination. Geplak cake as Betawi traditional cake needs to be preserved as a valuable cultural asset of DKI Jakarta because its existence enriches the whole story of DKI Jakarta.
KUE GEPLAK BETAWI YANG MENJADI ASING DI TANAHNYA SENDIRI Kezia Elsty
Journal of Tourism Destination and Attraction Vol 9 No 2 (2021): Journal of Tourism Destination and Attraction
Publisher : Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/tourism.v9i2.1614

Abstract

Betawi is one of the ethnicities which exist in DKI Jakarta with its rich culture and foods. Among the variety of food on Betawi, there is Geplak cake as one of the traditional cakes of Betawi made from sangrai rice flour. From all cakes that represent DKI Jakarta, this cake is one of the least known cakes of other traditional Betawi cake. This research was designed to re-discover more about history, philosophy, and eating culture of Betawi Geplak cake as the way to make this cake known more to wider society and documenting the original method in making this cake. The descriptive qualitative approach used to analyze the data and information regarding Geplak cake. Sources for this research were Betawi cultural practitioner, existing Geplak cake makers, and sellers located in DKI Jakarta and respondents from age 18-39 years old. The results of this research were Geplak cake has existed since the 1900s. Geplak cake is not appeared by itself but because of several backgrounds such as the abundant ingredients in the ecosystem, creativity of the ancestors, and demand of the cake as part of a important ceremony. Geplak cake made from rice flour which also represents the prosperity and bridging hospitality among the Betawi people. Geplak cake is quite known among Betawi natives but not for other ethnicities live in DKI Jakarta moreover by the visitor who comes to Jakarta. Geplak cake appears in important events such as engagement, wedding, and Eid al-Fitr. In eating traditional cake like a Geplak cake, it is not the matter of eating this cake as it is just from the dimension of flavor but also from the history, philosophy, and cultural perspective. The food and its story become more valuable and can be an interesting tourism product as well. The term rarely found or nearly extinct must be seen through different perspectives because this cake still exists among Betawi Native especially elder people. A traditional cake like a Geplak cake needs to be preserved as a cultural asset of DKI Jakarta because its existence enriches the whole culture of DKI Jakarta.
Pelatihan Kebersihan dan Tata Letak Rumah Tinggal (homestay) di Desa Wisata Cikolelet Lyly Soemarni Lioe; Kezia Elsty; Renata Taat; Gibran Galeb; Fauriyah Irfah; Siti Rahmawati; Donnie Wijaya
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.152 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.971

Abstract

Pembangunan sebuah desa wisata perlu dilakukan dengan komitmen antar pemangku kepentingan dan masyarakat lokal secara berkelanjutan dan merata untuk semua warga desa. Sumber daya manusia merupakan hal yang perlu diperhatikan karena kualitas sumber daya manusia yang akan menjadi roda penggerak aktivitas desa wisata yang membawa kontribusi ekonomi masyarakat lokal. Sumber daya manusia di desa wisata Cikolelet yang masih minim dan pengetahuan mereka mengenai pariwisata dan pengelolaannya masih terbatas, peningkatan akan pendidikan dan pengetahuan masyarakat lokal harus ditingkatkan untuk mendukung tumbuhnya sektor pariwisata di Desa Wisata Cikolelet. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas pelaku wisata rumah tinggal di desa Wisata Cikolelet dengan pembekalan untuk mengelola rumah tinggal (homestay) menjadi tempat penginapan yang bersih dan nyaman bagi wisatawan. Kegiatan ini berlangsung selama 1 hari penuh diikuti oleh pengelola/ pemilik rumah tinggal (homestay) dari 8 rumah tinggal yang tersedia. Metode yang digunakan berupa paparan SOP kebersihan dan tata letak ruang tinggal serta kelengkapannya, kemudian dilanjutkan dengan bekunjung ke lokasi rumah tinggal dan melakukan evaluasi antar peserta. Manfaat dari kegiatan ini memberikan gambaran terkait kebersihan, peletakkan dan kelengkapan standar yang dibutuhkan untuk menjadikan rumah tinggal nyaman bagi wisatawan dan memberikan saran praktis bagi pemilik rumah tinggal untuk menciptakan suasana nyaman dan aman.
Penyuluhan dan Pelatihan Pemasaran Desa Wisata Cikolelet dengan Teknik Covert Selling Themmy Noval; Lyly Soemarni; Andi Guna; Kezia Elsty; Casey Eve; Nicholas Nicholas; Naomi Michelle Lim
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.498 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.976

Abstract

Sumber daya manusia dan ekonomi merupakan hal utama yang harus menjadi perhatian, melihat kondisi masyarakat Desa Wisata Cikolelet yang memiliki jumlah tamatan SMA yang masih minim dan kurangnya pengetahuan mengenai kegiatan kepariwisataan, dalam hal pemasaran desa wisata perlu dilakukan penguatan pendidikan dan kapasitas masyarakat lokal dimana masyarakat secara langsung dan bersama dapat membantu mengenalkan dan mempromosikan desanya. Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya pengembangan kapasitas masyarakat desa berupa pelatihan untuk memberikan kemampuan dan peningkatan pengetahuan masyarakat lokal terkait pemasaran pariwisata dan penguatan ekonomi. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan dan pelatihan pemasaran desa wisata Cikolelet dengan teknik covert selling bagi masyarakat desa cikolelet khususnya warga yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata. Peyuluhan dan pelatihan covert selling diajarkan kepada semua masyarakat desa terlebih mereka yang mempunyai usaha yang berhubungan dengan pariwisata desa, pelatihan covert selling mencakup teknik memahami kelebihan dan kekurangan dari desa kemudian menterjemahkan dalam kalimat dan gambar pemasaran yang bertujuan memperkenalkan desa. Peserta dan masyarakat secara aktif diberi pengetahuan untuk mengetahui kebutuhan teknik yang diperlukan oleh masing masing perserta. Kegiatan PkM ini mampu dilakukan oleh warga dan diaplikasikan sehari-hari untuk memacu semangat warga sebagai desa wisata dan untuk menjadi seorang wirausahawan yang berguna bagi perekonomian desa.
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP MAKANAN INDONESIA DI KABUPATEN TANGERANG Kezia Elsty; Wiwik Nirmala Sari
Media Bina Ilmiah Vol. 18 No. 7: Februari 2024
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menu makanan Indonesia yang cocok untuk disajikan di kawasan Gading Serpong bagi wisatawan baik wisatawan domestik atau wisatawan mancanegara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik triangulasi untuk keabsahan datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menu makanan Indonesia yang cocok untuk makan pagi atau sarapan adalah nasi goreng dengan telur dan ayam goreng. Menu makanan Indonesia yang cocok untuk makan siang adalah makanan berkuah dan berbahan dasar dari daging, yakni sup buntut atau soto ayam. Sementara untuk menu Indonesia yang cocok untuk makan malam adalah makanan berkuah juga, tidak jauh berbeda dengan makan siang. Sementara untuk minuman pendamping dari makanan ini paling cocok ditemani dengan teh manis dan teh hangat.