Akbar, Rizaluddin
Universitas Muhammadiyah Cirebon

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Mengapa terjadi Peningkatan Tuberculosis Multi-Drug Resistant pada Pasien Tuberculosis?: A Literature Review Rizaluddin Akbar; Titiek Hidayati
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 2 (2021): April 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i2.1238

Abstract

TB merupakan penyakit infeksi menular yang bisa menyebabkan berbagai organ rusak, terutama paru-paru. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan Indonesia berada di posisi ke-2 dengan kasus TBC peringkat 5 besar di dunia. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus karena bila pengobatan tuberkulosis tidak dilakukan dengan benar, maka bakteri tuberkulosis akan menjadi resisten terhadap pengobatan tersebut, yang disebut dengan multi drug resistant tuberculosis atau MDR-TB. Tujuan literartur riview ini untuk mengetahui hal hal yang berkaitan dengan peningkatan tuberculosis multi drugs rasistant atau TB-MDR pada pasien TB.Dalam pencariannya menggunakan database yang relevan, seperti : SageJournals, ProQuest, Jstor dan NCBI dengan menggunakan kata-kata : Tuberculosis Multi drug resistant “AND” Risk Factors “AND” Tb Patient “OR” Tuberculosis Patient dengan batasan tahun publikasi 5 tahun terakhir yaitu tahun 2015-2020. Berdasarkan hasil literature review dari 6 artikel yang telah dilakukan, ada beberapa hasil yang ditemukan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi TB-MDR, yaitu status gizi yang kurang, tidak patuh, faktor usia, jenis kelamin laki-laki, pelaksanaan pengobatan DOTS yang tidak teratur. Peningkatan TB-MDR pada pasien TB berkaitan dengan status gizi, kepatuhan terhadap pengobatan, individu imigran, jenis kelamin laki-laki dan usia 30-45 tahun.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA CIGUGUR KIDUL KECAMATAN PUSAKAJAYA KABUPATEN SUBANG Sopiyah Nurwati; Rizaluddin Akbar; Asep Novi Taufiq
Plyometric : Jurnal Sains dan Pendidikan Keolahragaan Vol 1 No 2 (2021): Vol 1 No 2 (2021): Juli-Desember
Publisher : Prodi Ilmu Keolahragaan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.009 KB) | DOI: 10.32534/ply.v1i2.3073

Abstract

Menua dapat terjadi pada seluruh manusia selama hidup dan dapat mengakibatkan beberapa perubahan diantaranya penurunan fisik, mental, sosial, spiritual, intelektual, pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik, danpenurunan fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif dapat ditandai dengan adanya perubahan presepsi, hambatan berkomunikasi, gangguan memori, penurunan fokus dan hambatan dalam melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada hubungan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif padalansia di Desa Cigugur Kidul Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian sejumlah 87 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner Activity Scale For The Elderly (PASE) dan Mini Mental State Examination (MMSE). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat berupa distribusi frekuensi dan analisis bivariat berupa uji normalitas dan ujichisquare. Hasil penelitian didapatkan bahwa setengah responden aktivitas fisik kurang mengalami ada gangguan fungsi kognitif sejumlah 43 responden (49,4%) dan sebagian respon aktivitas fisik baik mengalami tidak ada gangguan fungsi kognitif sejumlah 29 orang (33,3%). Hasil uji Chi-Square yang menunjukan bahwa hasil nilai p-value = 0,000 dimana p-value ? 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik denga fungsi kognitif lansia di Desa Cigugur Kidul Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang. Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh lansia dapat menyebabkan penurunan pada fungsi kognitif.
Studi Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian Lansia Witon Witon; Leya Indah Permatasari; Rizaluddin Akbar
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol. 7 No. 2 (2024): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33862/citradelima.v7i2.382

Abstract

The social service home for the elderly in Klampok Brebes faces challenges in the social interaction of the elderly within it. Some elderly people actively interact, have social networks, and feel comfortable in the nursing home environment. However, there are also elderly people who are less enthusiastic about interacting, feel bored, and are even indifferent to the people around them. The existence of conflict between the elderly and the formation of groups within the orphanage can be the main cause of the lack of social interaction, this can trigger the elderly to experience feelings of loneliness. The aim of this research is to determine the relationship between social interaction and loneliness for elderly people living in the Klampok Brebes Social Services Home for the Elderly. This type of research is quantitative research with a cross sectional design. Data were collected using the Social Interaction questionnaire and the UCLA Loneliness Scale Version 3. The research population was 56 respondents. The sampling technique was total sampling with a total of 56 respondents. Statistical tests use Spearman Rank. The research tool is a structured questionnaire with a Likert scale. The results of the analysis based on the Spearman Rank test show that the p value (0.000) < 0.05 means that there is a significant relationship between social interaction and loneliness of the elderly at the Klampok Brebes Elderly Social Services Home.
Model Intervensi Self and Community Empowerment pada Pasien dengan Penyakit Kronis: A Systematic Review Maulida Nurapipah; Leya Indah Permatasari; Rizaluddin Akbar
Jurnal Gawat Darurat Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Gawat Darurat: Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/jgd.v4i2.668

Abstract

Penyakit kronis merupakan penyakit yang menjadi beban ganda bagi semua orang di seluruh dunia terutama di Indonesia. Penyakit kronis juga bisa menyebabkan kecacatan dengan menimbulkan gejala-gejala pada penderitanya. Angka kejadian terhadap penyakit kronis di Indonesia semakin mengalami peningkatan berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 dibandingkan dengan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013, penyakit kronis tersebut diantaranya yaitu  stroke, kanker, diabetes melitus, penyakit ginjal kronis, dan hipertensi. Berdasarkan hasil permasalahan diatas, maka pentingnya dilakukan systematic review tentang model intervensi self-dan community empowerment pada klien dengan penyakit kronis. Pencarian literatur dilakukan dnegan beberapa database seperti Google Scholar, EBSCO, PROQUEST dan PubMed, dalam pencarian literatur memiliki kriteria inklusi seperti peer-review artikel tahun publikasi 2009-2019. Berdasarkan analisis dari 10 literatur ditelaah dengan melihat hasil penelitian yang sesuai dengan topik tentang pemberdayaan masyarakat pada pasien dengan penyakit kronis. Mengontrol perilaku hidup merupakan salah satu bentuk tanggung jawab penderita terhadap dirinya sendiri. Salah satu strategi yang digunakan yaitu empowerment  yang bisa dikembangkan pada penderitapenyakit kronis untuk meningkatkan kontrol terhadap penyakitnya dengan cara meningkatkan aktivitas fisik, memperbaiki pola makan sehat dan meningkatkan kesehatan mental yang lebih baik dan sejahtera. Berdasarkan hasil telaah literatur yang dilakukan, bahwa model self-dan community empowerment pada masyarakat sangatlah penting dilakukan di pelayanan kesehatan primer utamanya oleh perawat komunitas, hal tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan penyakit kronis dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam merubah pola hidup dengan yang baik juga dapat menurunkan angka kejadian penyakit kronis.