Kristianto, Aris
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Landasan Dakwah Multikultural: Studi Kasus Fatwa MUI tentang Pengharaman Pluralisme Agama Kristianto, Aris; Dedy Pradesa
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.964 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v2i1.96

Abstract

Studi ini berangkat dari gagasan dakwah multikultural yang relevan dengan konteks Indonesia. Sebagai sebuah pendekatan dakwah berbasis multikultural perlu memiliki landasan yang tepat dalam pelaksanaannya, karena konsep multikultural bersinggungan dengan konsep pluralisme teologis yang ternyata maknanya tidak tunggal. Sisi lain MUI sebagai Lembaga yang mengeluarkan fatwa Nomor 7 Tahun 2005 tentang keharaman pluralisme. Di sinilah perlunya pengkajian fatwa MUI tentang pengharaman pluralisme teologis sebagai landasan dakwah multikultural. Studi ini berfokus pada menelaah fatwa MUI tentang pengharaman pluralisme agama dan keabsahan makna khusus pluralisme agama, serta implikasi fatwa tersebut bagi pelaksanaan dakwah multikultural. Metodologi studi secara kualitatif deskriptif dengan pendekatan kepustakaan. Analisis berpijak pada konsep pluralisme, karakteristik dakwah multikultural, serta kelembagaan MUI dan fatwanya. Hasil studi menunjukkan bahwa pemaknaan pluralisme yang digagas MUI absah sebab berangkat dari pengertian awal pemahaman masyarakat, sehingga fatwa tersebut dapat diterima kebenarannya. Implikasi fatwa tersebut terletak pada tiga hal, yaitu perlunya pengembangan materi antipluralisme dan promultikultural, pengembangan strategi dakwah berbasis kultural dan mengedepankan kerukunan, penyikapan perbedaan dengan dialog dan toleransi aktif untuk hidup Bersama.
Difusi Inovasi Dakwah Mushab Bin Umair di Madinah Sebelum Baiat Aqabah II Kristianto, Aris; Faisal , Muhammad
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i2.280

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengetahui difusi inovasi yang dilakukan oleh Mushab bin Umair dalam pemberdayaan pemikiran, yaitu penyebaran ajaran agama Islam tentang awal kewajiban salat Jumat di Kota Madinah. Latar belakangnya karena adanya anggapan pemberdayaan masyarakat selalu berdimensi materi. Sedangkan pemberdayaan masyarakat yang bersifat keagamaan dan keamanan seperti kesuksesan dakwah Nabi Muhammad di Madinah kurang mendapat perhatian. Metodologi studi adalah kualitatif pustaka, data dikumpulkan berdasarkan sumber kepustakaan yang mengkaji tentang penyebaran ajaran Islam oleh Mushab di Madinah sebelum baiat Aqabah II. Hasil studi menjelaskan bahwa peranan komponen sistem sosial yang mempercepat terjadinya proses difusi inovasi dakwah di Madinah yang dilakukan oleh Mushab bin Umair, satu diantaranya atas izin Nabi Muhammad dakwah perintah salat Jumat. Kesuksesan dalam penyebaran ajaran agama tersebut tidak terlepas dari seorang agen perubahan, yaitu Mushab bin Umair, satu tahun sebelum terjadinya baiat Aqabah II. Komunikasi antar pribadinya menghasilkan hubungan baik dan mendorong tokoh penting Madinah menyebarkan ajaran Islam ke kelompoknya. Penyelenggaraan awal salat Jumat memberikan peranan penting dalam mempercepat dakwah secara efisien karena langsung massal dan mengokohkan silaturahmi.
Politik dan Dakwah dalam Sirah Nabawiyah: Studi Multikasus Kristianto, Aris; Azizi, Muhammad Hildan
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v6i1.319

Abstract

Artikel ini membahas hubungan antara politik dan dakwah dengan menganalisis perilaku Nabi Muhammad saw dalam Sirah Nabawiyah. Memahami perbedaan dan hubungan keduanya penting untuk menghindari kerancuan dalam menafsirkan perilaku Nabi Muhammad saw dan memahami batasan peran agama dalam kehidupan sosial dan politik. Kerancuan penafsiran terhadap hal ini berpotensi memunculkan perilaku penyalahgunaan dakwah untuk kepentingan politik atau mengaburkan tujuan utama dakwah. Pendekatan kualitatif deskriptif berjenis multi-kasus berdasarkan kajian pustaka digunakan dalam pembahasan tentang hal ini. Hasil kajian menemukan bahwa politik dan dakwah adalah dua konsep yang berbeda, namun memiliki ruang hubungan yang saling beririsan. Perbedaan mendasar antara politik dan dakwah terletak pada objek perilakunya. Politik adalah pengelolaan kekuasaan, sedangkan dakwah adalah mengelola keimanan/ketakwaan suatu pihak. Dalam beberapa kasus, Nabi Muhammad saw melakukan kegiatan politik murni atau dakwah murni, namun juga terdapat kegiatan yang mengandung unsur politik dan dakwah secara simultan. Hal ini menunjukkan bahwa politik dan dakwah dapat saling terkait dan memperkuat satu sama lain.