Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERAWATAN VAGINA, KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI Risa Pitriani
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 2: Agustus 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i2.55

Abstract

Latar Belakang: Masalah keputihan atau yang biasa disebut flour albus adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Perawatan vagina dan menjaga kesehatan lingkungan pada remaja putri penting dilakukan untuk menghindari kejadian keputihan. Faktor pendapatan keluarga juga berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Pada tahun 2012 SMP Negeri 20 Pekanbaru memiliki siswi terbanyak ke-2 di kota Pekanbaru, dan menurut informasi guru bagian kesiswaan dan wakil kepala sekolah, bahwa siswi SMP Negeri 20 Pekanbaru tidak pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan dari tenaga medis mengenai keputihan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan vagina, kesehatan lingkungan dan pendapatan keluarga dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMP Negeri 20 Pekanbaru Tahun 2013.Metode: Desain penelitian ini cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April – Mei 2013 di SMP Negeri 20 Pe- kanbaru. Teknik sampling menggunakan teknik total populasi yang berjumlah 184 orang.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square.Hasil: Penelitian menunjukkan untuk faktor Perawatan Vagina OR= 2,608 (95% CI: 1,427-5,767), faktor Keseha- tan Lingkungan OR= 6,577 (95% CI: 3,256-12,112) dan faktor Pendapatan Keluarga OR= 3,343 (95% CI: 1,233- 4,328).Simpulan: Terdapat hubungan perawatan vagina, kesehatan lingkungan dan pendapatan keluarga dengan kejadian keputihan pada remaja putri.ABSTRACTBackground: Problems whitish or so-called flour albus is a problem that has long been an issue for women. Care and maintain a healthy vaginal environment in adolescent girls is important to avoid the occurrence of vaginal dis- charge. Family income factors also play a role in determining a person’s health status. In 2012 SMP 20 Pekanbaru has the 2nd highest female students in Pekanbaru city, and according to the information part of student teachers and vice-principals, that the SMP Negeri 20 Pekanbaru never get information or counseling from medical personnel about whiteness.Objective: This study aimed to determine the relationship of vaginal care, environmental health and family income with whitish incidence in young women in SMP 20 Pekanbaru in 2013.Methods: This cross-sectional study conducted in April - May 2013 in SMP 20 Pekanbaru. Sampling techniques using techniques total population of 184 people. Measuring instrument used was a questionnaire. Analysis of data using univariate and bivariate analysis with chi-square test.Results: The study showed for the factors Vagina OR = 2.608 (95% CI: 1.427 to 5.767), Environmental Health fac- tor OR = 6.577 (95% CI: 3.256 to 12.112) and Family Income factor OR = 3.343 (95% CI: 1,233- 4.328).Conclusion: There is a relationship vaginal care, environmental health and family income with whitish incidence in young women. 
PENCEGAHAN INFEKSI PERINEUM DENGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER III - NIFAS Rita Afni; Risa Pitriani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 2 No 3 (2019): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.922 KB) | DOI: 10.36341/jpm.v2i3.812

Abstract

Latar Belakang: Luka perineum adalah robekan yang terjadi di daerah perineum secara spontan atau sengaja digunting (episiotomi) untuk mempermudah kelahiran bayi. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Hampir 90 % dari proses persalinan mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi.Tujuan:Diharapkan ibu hamil trimester III dan nifas ini nanti dapat mengetahui, melakukan, dan mensosialisasikan perawatan luka perineum pada masa nifas dengan tepat di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. Metode: Kegiatan yang dilakukan dengan cara memberikan pelatihan, penyuluhan, dan pemantauan evaluasi cara pewaratan luka perineum benar. Hasil: Pelaksanaan sudah terlihat bahwa tenaga kader cukup berperan dalam kegiatan ini yaitu terbukti pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut ada 8 orang kader yang hadir dan membantu pelaksanaan kegiatan ini. Sedangkan penyuluhan bagi ibu hamil trimester III dan nifas memahami tentang pentingnya perawatan luka perineum pada masa nifas. Kesimpulan: Disarankan kepada pihak puskesmas agar melaksanakan kegiatan serupa di tempat yang berbeda serta mengadakan praktik cara perawatan luka perineum minimal1 kali dalam setahun dan bagi kader yang telah mengikuti pelatihan agar dapat mensosialisasikan kepada ibu hamil pada saat kunjungan posyandu.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANGAN CAMAR II RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016 Risa Pitriani
Menara Ilmu Vol 11, No 74 (2017): Vol. XI Jilid 1 No. 74, Januari 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i74.87

Abstract

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung. Perdarahan post partum dibagi menjadi dua yaitu perdarahan post partum primer yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Sedangkan perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi 24 jam pertama, penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta.Penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif, dengan desain penelitian yang digunakan adalah casse control, dengan pendekatan retrospektif study.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di ruangan camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2015 dengan jumlah populasi sebanyak 1250 persalinan. Analisis data yang dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa adahubungan antara factor paritas dengan kejadian perdarahan post partum (p = 0,000), ada hubungan yang signifikan antara factor pekerjaan dengan kejadian perdarahan post partum (p = 0,000).
PERAWATAN VAGINA, KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI Risa Pitriani
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 2: Agustus 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.783 KB) | DOI: 10.36307/jik.v2i2.55

Abstract

Latar Belakang: Masalah keputihan atau yang biasa disebut flour albus adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Perawatan vagina dan menjaga kesehatan lingkungan pada remaja putri penting dilakukan untuk menghindari kejadian keputihan. Faktor pendapatan keluarga juga berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Pada tahun 2012 SMP Negeri 20 Pekanbaru memiliki siswi terbanyak ke-2 di kota Pekanbaru, dan menurut informasi guru bagian kesiswaan dan wakil kepala sekolah, bahwa siswi SMP Negeri 20 Pekanbaru tidak pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan dari tenaga medis mengenai keputihan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan vagina, kesehatan lingkungan dan pendapatan keluarga dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMP Negeri 20 Pekanbaru Tahun 2013.Metode: Desain penelitian ini cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April – Mei 2013 di SMP Negeri 20 Pe- kanbaru. Teknik sampling menggunakan teknik total populasi yang berjumlah 184 orang.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square.Hasil: Penelitian menunjukkan untuk faktor Perawatan Vagina OR= 2,608 (95% CI: 1,427-5,767), faktor Keseha- tan Lingkungan OR= 6,577 (95% CI: 3,256-12,112) dan faktor Pendapatan Keluarga OR= 3,343 (95% CI: 1,233- 4,328).Simpulan: Terdapat hubungan perawatan vagina, kesehatan lingkungan dan pendapatan keluarga dengan kejadian keputihan pada remaja putri.ABSTRACTBackground: Problems whitish or so-called flour albus is a problem that has long been an issue for women. Care and maintain a healthy vaginal environment in adolescent girls is important to avoid the occurrence of vaginal dis- charge. Family income factors also play a role in determining a person’s health status. In 2012 SMP 20 Pekanbaru has the 2nd highest female students in Pekanbaru city, and according to the information part of student teachers and vice-principals, that the SMP Negeri 20 Pekanbaru never get information or counseling from medical personnel about whiteness.Objective: This study aimed to determine the relationship of vaginal care, environmental health and family income with whitish incidence in young women in SMP 20 Pekanbaru in 2013.Methods: This cross-sectional study conducted in April - May 2013 in SMP 20 Pekanbaru. Sampling techniques using techniques total population of 184 people. Measuring instrument used was a questionnaire. Analysis of data using univariate and bivariate analysis with chi-square test.Results: The study showed for the factors Vagina OR = 2.608 (95% CI: 1.427 to 5.767), Environmental Health fac- tor OR = 6.577 (95% CI: 3.256 to 12.112) and Family Income factor OR = 3.343 (95% CI: 1,233- 4.328).Conclusion: There is a relationship vaginal care, environmental health and family income with whitish incidence in young women. 
Midwifery care for postpartum mothers with date palm juice to increase milk production at PMB Dince Safrina, SST, MKM Pekanbaru 2021 Meilin Fitri insani; Risa Pitriani
Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Kebidanan Terkini
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jkt/Vol2.Iss1.607

Abstract

ASI yang sedikit dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor menyusui dan pengetahuan ibu, karena semakin kurangnya menyusui maka semakin berurangnya produksi ASI, oksitosin yang membantu produksi ASI akan berkurang apabila frekuensi menyusui kurang. Asuhan ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dalam memberikan sari kurma untuk meningkatkan produksi ASI . Sari kurma merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik untuk ibu menyusui dan bayinya. Nutrisi yang terkandung pada cairan ini antara lain karbohidrat, serat, vitamin B6, kalium, kalsium, magnesium, selenium, zat besi, dan tembaga sari kurmadapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan sari kuma juga dapat memperlancar produksi ASI ibu post partum, sehingga ibu menyusui dapat memenuhi kebutuhan bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. Metode yang dipakai yaitu dengan pendekatan manajememen kebidanan kemuadian didokumentasikan dalam bentuk SOAP.Pengambilan kasus dilaksanakan dengan mendatangi PMB Hj. Dince Safrina SST, MKM Jl. Limbungan RT.03 RW.10 Kel.Limbungan Kec.Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Selanjutnya penulis mencari pasien ibu nifas dengan produksi ASI sedikit. Selanjutnya penulis melakukan kontak pertama dengan pasien dan membuat kesepakatan dengan pasien. Setelah itu pasien setuju dengan kesepakatan yang telah dibuat. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan sari kurma untuk meningkatkan produksi ASI selama 3 kali kunjungan. Evaluasi asuhan kebidanan yang diberikanpada pasien dengan mengkonsumsi sari kurma sebanyak 2 sendok makan pagi dan sore hari selama 7 hari, setelah diberikan asuhan ibu mengalami penambahan produksi ASI dari ± 10 ml menjadi 70 ml pada hari ke 7 asuhan. Diharapkan kepada ibu nifas tetap mengkonsumsi sari kurma untuk meningkatkan produksi ASI.Kata kunci : Ibu Nifas, Sari Kurma, Produksi ASI