Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGURANGAN PARAMETER KAWASAN PERMUKIMAN KU-MUH DI SINDUADI SLEMAN BERDASARKAN PERMEN PUPR 02/2016 Nurokhman, Nurokhman
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.75 KB) | DOI: 10.24002/jts.v15i2.3719

Abstract

Sinduadi urban settlements with rapid population growth as a result of the growth of property, shopping, industry, campus and tourism businesses have the potential to create slum areas. Based on the 2016 Sleman Regent Decree in RT 011 RW 026 Kutu Dukuh have an area of 1.23 hectares of slums. To decrease size of slum areas, it is necessary to study calculations in accordance with applicable regulations. The purpose of the study was to identify the parameters determining the slum, calculate slum scores, reduction in slum area and slum level at the end of 2018. Data were taken from survey results and the Sleman KOTAKU Program document. From the analysis of slum measurements with 19 parameters the value is 23 (light slum category) measured based on PUPR Regulation No. 2/2016 which uses 7 aspects and 19 parameters, such as the limitations of building conditions, roads, clean water, waste management, drainage and the unavailability of hydrants. The initial calculation results show a score of 23 consisting of the unavailability of drainage value of 3, a waste management system that does not conform to the technical standard of value 5, the non-maintenance of waste management facilities and infrastructure of value 5, and the unavailability of a fire protection facility of value 5. For handling investment is required in the form of paving roads ( 853.5 m2), rainwater infiltration wells (18 units), drainage channels (154.5 m1), public hydrants (HU) clean water (10 units) and 3R waste (39 kk) which become the final score of 14 (< score 19) which means not slum.
PENGURANGAN PARAMETER KAWASAN PERMUKIMAN KU-MUH DI SINDUADI SLEMAN BERDASARKAN PERMEN PUPR 02/2016 Nurokhman Nurokhman
Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.75 KB) | DOI: 10.24002/jts.v15i2.3719

Abstract

Sinduadi urban settlements with rapid population growth as a result of the growth of property, shopping, industry, campus and tourism businesses have the potential to create slum areas. Based on the 2016 Sleman Regent Decree in RT 011 RW 026 Kutu Dukuh have an area of 1.23 hectares of slums. To decrease size of slum areas, it is necessary to study calculations in accordance with applicable regulations. The purpose of the study was to identify the parameters determining the slum, calculate slum scores, reduction in slum area and slum level at the end of 2018. Data were taken from survey results and the Sleman KOTAKU Program document. From the analysis of slum measurements with 19 parameters the value is 23 (light slum category) measured based on PUPR Regulation No. 2/2016 which uses 7 aspects and 19 parameters, such as the limitations of building conditions, roads, clean water, waste management, drainage and the unavailability of hydrants. The initial calculation results show a score of 23 consisting of the unavailability of drainage value of 3, a waste management system that does not conform to the technical standard of value 5, the non-maintenance of waste management facilities and infrastructure of value 5, and the unavailability of a fire protection facility of value 5. For handling investment is required in the form of paving roads ( 853.5 m2), rainwater infiltration wells (18 units), drainage channels (154.5 m1), public hydrants (HU) clean water (10 units) and 3R waste (39 kk) which become the final score of 14 (< score 19) which means not slum.
KETERPADUAN PROGRAM KOTAKU DALAM PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH DI BANTARAN SUNGAI GAJAHWONG Nurokhman Nurokhman; Ade Kurniawan
CivETech Vol 1 No 2 (2019): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.794 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v14i2.709

Abstract

Kota Yogyakarta berkomitmen dalam penanganan kumuh perkotaan sesuai dengan Permen PUPR No 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang terdiri dari 7 aspek (kondisi bangunan, jalan, drainase, air minum, persampahan, dan proteksi kebakaran) ditambah 1 aspek ruang terbuka publik yang diatur dalam SE DCJK PUPR No 40/SE/DC/2016. Berdasarkan SK Walikota Yogyakarta No 216 Tahun 2016, Kawasan Warungboto RW007, RW008, dan RW009 merupakan kawasan kumuh dibantaran sungai dengan luas 2,5 Ha. Kondisi kekumuhan di lokasi tersebut pada akhir tahun 2018 sudah mempunyai skor kurang dari 19 yang berarti tidak kumuh. Namun dalam kenyataannya terdapat permasalahan air limbah khusunya permukiman yang berada di tepi bantaran sungai Gajahwong belum memenuhi syarat teknis yaitu umunya dari closed rumah langsung disalurkan ke sungai. Hal ini tentu menjadi permaslahan kesehatan lingkungan dan pencemaran sungai. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi indicator kumuh dan memberikan rekomendasi teknis dalam penataan lingkungan permukiman. Hasil penelitian menunjukan penanganan kumuh pada Tahun 2017-2018 dengan inetrvensi pekerjaan jalan, drainase dan IPAL Komunal berpengaruh signifikan pada skor kumuh sehingga kondisi akhir tahun 2018 di Warungboto sudah tidak kumuh. Warga terdampak proyek (WTP) langsung terdapat 24 warga yang berada disempadan sungai sejumalh 16 warga sudah melakukan pembongkaran swadaya sedangkan 8 warga bersedia dilakukan pembongkaran dengan dana bantuan program dengan alasan tanahnya sudah SHM. Terdapat 2 kategori pembenahan rumah terdampak dengan konsep M2K (Mundur Mandep Kali) dan M3K (Mundur Munggah Madep kali), namun masih berada di area sempadan sungai karena menurut PERMENPUPR Nomor 28 Tahun 2015 batas sempadan sungai perkotaan yang belum bertanggul lebar minimal 10 m. Rekomendasinya perlu dibuat peraturan penjelas lebih lanjut dan dilakukan sosialisasi agar terdapat penyamaan persepsi terkait garis sempadan sungai perkotaan dan penataan permukiman yang diperbolehkan. Adanya kesepakatan warga terdampak program yang menyatakan siap untuk ditata perlu diakomodir.
FIBER GELAS EX LIMBAH PORSELEN SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA BETON NORMAL Nurokhman Nurokhman
CivETech Vol 2 No 1 (2020): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.645 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v15i1.716

Abstract

Pemanfaat limbah untuk bahan susun beton telah banyak dilakukan sebagai upaya pengembangan teknologi beton. Serat gelas (fiber gelas) asal limbah porselen sebagai agregat halus dalam beton diharapkan dapat meningkatkan kekuatan beton sekaligus turut berpartisipasi penanganan limbah. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan fiber gelas ex porselen terhadap mutu beton. Pasir dari Kali Gendol dan kerikil dari Clereng dengan ukuran maksimal 40 mm, faktor air semen 0,48 dan fiber gelas ex dengan proporsi 0%, 2,5%, 5%, dan 10% terhadap berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan dengan menggunakan cetakan silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan kuat lentur dengan cetakan balok dengan ukuran 15 x 15 x 60 cm, dan untuk serapan air menggunakan pecahan benda uji hasil pengujian kuat lentur. Pengujian dilakukan pada beton umur 14 dan 28 hari. Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa dengan adanya penambahan fiber gelas ex porselen pada persentasi 2,5% terdapat kenaikan kuat tekan beton sebesar maksimal 15,25% terhadap beton normal. Hal ini menunjukan bahwa beton dengan bahan tambah fiber gelas ex porselen meningkatkan kuat lentur. Kadar 2,5% fiber gelas meningkat kuat lenturnya sebesar 121% terhadap beton pasir normal, sedangkan penambahan beikutnya ada kecenderungan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan penambahan fibreglass 2,5% memberikan pengikatan tarik pada pasta semen sehingga menambah ikatan tarik yang berpengaruh pada kuat lentur dan daktilitas. Untuk hasil pengujian kuat lentur beton Penambahan fibre glaa ex porselen terjadi penurunan nilai serapan air dari 13,4% menjadi 11,4%. Trendline penurunan daya serap air ini berbanding terbalik dengan kekuatan tekan maupun lentur. Adanya pengaruh yang cukup signifikan antara kuat tekan, kuat lentur dan daya serap air beton dengan penambahan fiber gelas ex porselen. Penambahan pada kadar fiber glass sebesar 2,5% meningkatkan kekuatan beton.
PEMANFAATAN SERBUK HALUS TRAS ASAL KULON PROGO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Nurokhman Nurokhman
CivETech Vol 2 No 2 (2020): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.314 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v15i2.721

Abstract

Salah satu pertimbangan ekonomi dalam pembuatan mortar adalah jumlah semen. Adanya potensi bahan lokal tras di Kulon Progo Yogyakarta menjadi pemikiran dalam upaya menggali potensi sumber alam lokal untuk membuat mortar yang murah tetapi tidak mengurangi kualitas. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan tras dalam campuran mortar sebagai bahan pengganti sebagain semen terhadap kekuatan mortar. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan PAU Universitas Gadjah Mada. Agregat yang digunakan adalah pasir dari Kali Krasak, bahan tambah yang digunakan adalah tras dengan prosentase penambahan 0%, 10%, 20%, 30% terhadap pasir dan fas 0.60. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan dengan menggunakan cetakan mortar dengan ukuran 50x50 x50 mm, kuat lentur dengan cetakan balok dengan ukuran 50 x50 x 300 mm, kuat tarik dengan cetakan berbentuk angka delapan dengan ukuran p: 75mm l: 50mm dan lebar tengan 25 mm dan untuk serapan air menggunakan benda uji mortar ukuran 50x50x50 mm hasil pengujian kuat lentur. Pengujian kuat tekan pada umur 14, 21 dan 28 hari dan kuat tarik, lentur dan daya serap air pada umur 28 hari Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa dengan adanya penambahan bahan tambah tras pada mortar tidak dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur dan kuat tarik mortar. Daya serap air pada mortar meningkat antara 8.11 - - 13,85%. Pada umur 28 hari untuk penambahan tras 0%, 10%, 20%, 30% masing-masing kuat tekannya adalah 151.577 kg/cm2, 108.426 kg/cm2, 110.187 kg/cm2, 96.939 kg/cm2 dan kuat lentur 12.279 kg/cm2, 8.795 kg/cm2,11.678 kg/cm2 ,9.615 kg/cm2 dan kuat tarik 15.864 kg/cm2 ,7.547 kg/cm2 ,7.620 kg/cm2 ,5.310 kg/cm2.
PENGARUH KADAR BESTMITTEL PADA ADUKAN BETON SERAT BENDERAT 2% TERHADAP PERCEPATAN KEKUATAN BETON NORMAL DENGAN FAS 0.4 % Nurokhman Nurokhman
CivETech Vol 3 No 1 (2021): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.223 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v3i1.725

Abstract

Beton serat saat telah banyak dikembangakan dalam menunjang kinerja kekuatan beton untuk meningkatkan daktilitas . Bebrapa serat telah dilakukan penelitian, satah satunya serat bendrat. Dalam pelaksanaan pekerjaan upaya untuk mempercepat kekuatan adukan beton dilakukan penambahan additif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan kadar additif bestmittle pada adukan beton serat 2% pada faktor air semen 0,4%. Hasil penelitian menunjukkan penambahan kadar bestmettel pada beton serat 2% ada kecenderungan makin naik kuat tekannya dan maksimal dicapai pada kadar 3% sebesar 28,60 MPa atau lebih tinggi 108,497% dari beton normal pada umur 7 hari. Sedangkan pada umur 14 hari kuat tekan mencapai 33,06 MPa atau lebih tinggi 125,132% dari beton normal. Kuat lentur pada umur 7 hari mengalami kenaikan kuat lentur maksimal pada variasi benda uji 0,3% sebesar 5,664 MPa atau lebih tinggi 105,142% dari beton normal dan pada umur 14 hari mencapai 5,857 MPa atau lebih tinggi 105,798% dari beton normal. Kesetaraan kuat tekan pada umur 28 hari 0% sebesar 30,022 MPa dapat dicapai pada umur kurang dari 14 hari dengan penambahan variasi bestmittel 0,3% yaitu 33,06 MPa. Perlu dikaji lebih lanjut tentang beton dengan penambahanbahan kimia dengan jenis yang berbeda karena baru dikaji dari segi bestmittelnya.
Evaluasi Properti Marshall Terhadap Mutu Aspal Beton Lapangan Pada Runway Bandara Yogyakarta International Airport Suryanto Suryanto; Nurokhman Nurokhman
CivETech Vol 4 No 1 (2022): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v4i1.1106

Abstract

Pada pekerjaan runway Bandara YIA dengan lapis perkerasan aspal beton ACBC dan lapisan aus ACWC merupakan konstruksi penting dalam mendukung beban pesawat untuk landing dan take off yang harus sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Dalam penentuan kadar aspal yang akan berpengaruh pada kepadatan lapisan ACBC dan lapisan ACWC telah dilakukan pengujian Marshall di laboratorium untuk mendapatkan formula yang tepat agar hubungan kadar aspal dan kepadatan lapisan laston sesuai yang diharapkan. Studi bertujuan mengetahui hasil parameter pepada ngujian Marshall lapisan ACBC dan lapisan ACWC di laboratorium, menganalisis hasil pengujian pekerjaan lapisan perkerasan aspal beton sesuai dengan standar spesifikasi teknis yang ditentukan, menganalisis pengaruh property penguian Marshall terhadap tebal lapisan coredrill, mutu kadar aspal dan kepadatan laston. Metode penelitian dengan sumber data primer pengamatan langsung di laboratorium PT. ADP dan laboratorium Politeknik Negeri Semarang dan lokasi proyek serta data sekunder laporan pengujian runway pada tahap job mix design, trial dan penghamparan di lokasi runway Bandara YIA dari PT. Angkasa Pura dengan kontraktor PT. PP KSO dan Konsultan PMCC PT. Tata Guna Patria. Dari hasil penelitian pelaksanaan pekerjaan lapisan runway sebagai landasan pacu pesawat di Bandara YIA dilakukan sesuai procedure dan spesifikasi yang tercantum pada Rencan Kerja dan Syarat-syarat serta peraturan lain yang berlaku. Bahan laston berupa aspal penetration grade 60-70, agregat quarry Kokap Kulon Progo mempunyai abrasi 12,52%, kekekalan 0,14%, nilai setara pasit 98,17%, partikel pipih 9,71%, dan pada pasir kadar lumpur 1,83% memenuhi persyaratan. Hasil pengujian trial mix design dengan kadar aspal 4,5% sampai dengan 6,5% berat jenis aspal 1,03 gr/cm3 diperoleh penyerapan aspal 0,893% dan kadar aspal efektif aspal 4,757%. Properti Marshall AC-WC diproleh Stabilitas 1400 kg, flow 3,30 mm, VIM 4,00 %, VFB 77,0 %, Berat Jenis Campuran 2,280 gr/ml, VMA 17,40 %, Kadar Aspal Effektif 5,198%, Kadar dan Aspal optimim 6,11%. Dari hasil pengujian ketebalan ACWC dengan core drill pada badan runway menunjukkan tebal 5,20 - 7,40 cm telah memenuhi syarat batas tebal ACWC yaitu 4,70. Untuk ACBC yang dilakukan dalam 2 layer menunjukkan tebal rata-rata layer 1 sebesara 8,2 cm dan tebal rata-rata layer 2 sebesar 6,4 cm seingga tebal total lapisan ACBC sebsar 14,6 cm yang berada pada minimum 12,6 cm dan hasil pengujian dengan coredrill tercapai kepadatan 99,3%.
EVALUASI MUTU BETON DARI BERBAGAI READY MIX PADA GEDUNG PARKIR YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT Nurokhman Nurokhman; Indra Suharyanto; Umi Rochmawati
CivETech Vol 3 No 2 (2021): CivEtech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v3i2.1058

Abstract

Gedung Parkir Bandara Yogyakarta International Airways didesain tinggi 15,2 m dengan modul portal luas 104 m x 264 m bertingkat 3 lantai dengan beton bertulang dengan mutu beton fc’ 35 MPa. Pekerjaan beton dalam proyek konstruksi merupakan pekerjaan pekerjaan yang relatif kompleks mulai dari pencampuran, pembuatan cetakan, pembuatan perancah, pencampuran adukan beton, pencoran, perawatan, hingga pembongkaran bekesting. Karena pekerjaan yang besar dan luas dengan pertimbangan produktivitas batching plan beton, maka dalam perekjaan beton dilakukan dengan beberapa sumber ready mix concrete antara lain mix dari PT. PP URBAN, PT. ADP, PT. SIB, PT. WASKITA, PT, WIKA, PT. DGT, PT. PRESISI, dan PT. SKS Dengan beragam sumber ready mix tersebut tentu ada pengaruh dalam hasil mutu betonnya dan dalam spesifikasi disebutkan pengujian di lapangan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari dengan standar deviasi dengan margin antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa. Berdasarkan hasil kajian pengendalian pekerjaan pengendlian mutu beton pada proyek Gedung Parkir Yogyakarta International Airways dapat disimpulkan secara umum pengujian kuat tekan beton umur 3 hari untuk konstruksi bore pile, pile cap, pelat, ram, tangga telah tercapai 49,76 – 59,86% dan bahkan untuk beton pada konstruksi kolom tercapai 65,42% yang sudah melampau target konversi PBI sebesar 40%. Hasil dari pengujian kuat tekan bor pile pada umur 28 hari tercapai rata-rata SNI besarnya rata-rata 43,31 MPa (123,74%)., kuat tekan beton pile cap rata-rata 40,29 MPa (115,11%), konstruksi kolom rata-rata 38,66 MPa (110,46%), konstruksi pelat rata-rata 39,13 MPa (111.79%) dan konstruksi Dinding Penahan Tanah baik pada level ground maupun upper tanah rata-rata 38,70 MPa (110,57%). Sesuai target pengendalian mutu beton di lapangan harus ditambahkan margin minimal 2,5 MPa sehingga target minimal kuat tekan menjadi 35 + 2,5 (37,5 MPa) sehingga beberapa hasil kuat tekan yang masih diantara 35 – 37,5 MPa belum memadai yang jumlahnya relative kecil dari jumlah pengujian yang ada. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari untuk konstruksi bore pile, pile cap, pelat, ram, tangga telah tercapai 38,66 – 40,29 MPa (110,66 – 115,11 % ) walaupun ada bebrapa sampel yang masih dibawah target pengendalian kuat tekan lapangan setelah ditambah margin 2,5 MPa (37 MPa).
PENGENDALIAN PEKERJAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL INTERCHANGE BANDARA ADI SOEMARMO SOLO Singgih Subagyo; Nurokhman Nurokhman
CivETech Vol 3 No 2 (2021): CivEtech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v3i2.1059

Abstract

Alternatif untuk mengatasi kemacetan jalan adalah penyediaan jalan tol dan salah satunya Jalan Tol Interchange Bandara Adi Soemarmo Solo sebagai akses transportasi Salatiga-Kartasura. Dalam pelaksanaan untuk menjamin pemenuhan standar spesifikasi perkerasan kaku yang ditentukan maka dimonitoring melalui pengujian lapangan dan laboratorium PT.Waskita Beton Precast Plant Solo. Tujuan studi untuk mengetahui parameter pengujian perkerasan kaku, dan menganalisis hasil pengujian di lapangan dan di laboratorium baik pada material bahan susun, campuran dan mutu akhir betonperkerasan kaku. Data diambil dari pengujian yang telah dilakukan oleh kontraktor dan pengamatan langsung di lapangan. Hasil analisis pengamatan pengujian pekerjaan perkerasan kaku menunjukkan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Nilai CBR subgrade hasil pengujian DCP mencapai 6,07% - 8,23%, nilai kepadatan tanah melelui pengujian sand cone pada subgrade mencapai 95,1% - 95,5%, pada top subgrade mencapai 100,5% - 102,1%, dan pada LPA mencapai 100,1% - 102,9%, dan untuk nilai pengujian CBR lapangan pada top sub grade mencapai 14% - 15,44% , sehingga semua pengujiannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Kualitas beton yang digunakan pada lean concrete yaitu beton Kelas E (setara K-125) dengan nilai kuat tekan karakteristik yang dicapai yaitu 140,34 kg/cm2 sehingga untuk kualitas beton pada leanconcrete telah memenuhi persyaratan, karena kekuatan karakteristik yang dicapai melebihi yang disyaratkan. Kualitas beton digunakan pada perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu Kelas P(fs45) dengan nilai kuat lentur karakteristik yang dicapai yaitu 63,69 kg/cm2, sehingga untuk kualitas beton pada perkerasan kaku telah memenuhi yang disyaratkan.
STUDI KADAR ASPAL, KEPADATAN DAN TEBAL LAPISAN LASTON AC-BC HASIL COREDRILL PADA RUAS JALAN KSPN BOROBUDUR Nurokhman Nurokhman; Suryanto Suryanto; Akhmad Rizki Tsany
CivETech Vol 4 No 2 (2022): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v4i2.1303

Abstract

Pelaksanaan rehabilitasi Ruas jalan KSPN Borobudur sebagai akses utama destinasi wisata Candi Borobudur dan sekitarnya menjadikan jalan ini sangat vital yang harus dimonitoring aspek kualitas dan target ketepatan waktu. Pada pekerjaan mayor rehabilitasi Jalan KSPN Borobudur, konstruksi jalan dengan lapis perkerasan aspal beton AC-BC telah ditetapkan spesifikasi yang harus dilakukan. Studi bertujuan mengetahui kualitas setiap tahapan pekerjaan apsal beton di laboratorium dan lapangan dan menganalisis hasil pengujian pekerjaan lapisan perkerasan aspal beton sesuai dengan standar spesifikasi teknis Bina Marga. Dari hasil penelitian pekerjaan mayor terdapat pengaruh kadar aspal beton AC-BC campuran 5,70% terhadap property Marshall seperti penyerapan aspal 0,79 % < 1,2 %, rongga dalam campuran (VMM) Marshall 4,4 % (batasan 3-5 %), rongga dalam mineral Agg (VMA) Marshall 15,6 % > 14% , rongga terisi aspal (VFB) Marshall 72,0% > 65% , stabilitas Marshall 920 kg > 800 kg, kepadatan 2,342 ton/m2 dan quantient Marshall 310 kg > 250 kg/mm. Pengaruh pemadatan dengan passing 2-12 dengan kepadatan rata-rata 98,17%, untuk passing 2-14 kepadatannya 98,47% dan untuk passing 2-16 kepadatannya 98,60% yang semuanya dalam syarat kepadatan menurut Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010 adalah 98% sehingga hasil kepadatan lapangan tersebut memenuhi syarat. Untuk nilai berat jenis laboratorium didapat dari Job Mix Formula (JMF) dengan cara yang sama. Dari pengujian lapangan core drill ketebalan Laston AC-BC rata-rata 6,6 cm minimum 5,8 cm memenuhi syarat batas minimum 5,6 cm.