Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MASLAHAH DALAM PELEGALAN TAS’IR MENURUT IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH Ainiah, Ainiah Abdullah
Al - Muamalat Vol 4 No I (2019): EDISI JANUARI - JUNI 2019
Publisher : IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/muamalat.v4iI.1074

Abstract

Maslahah became one of the approaches in ijtihad and took vital role in the Islamic jurisprudence. In each sharia it is ensured that a law must contain a maslahah to attain goodness and to avoid harms. This research identifies the Maslahah in practicing tas’ir in Ibn Qayyim Al-Jauziyyah’s view. This is a qualitative research with the study of figure’s literatute as objects of study that is Ath-Thuruq al-Hukmiyyah. In this research maslahahs are found in tas'ir policy, they are jalbul mashalih and daf’ul mafasid. Among the practices is the determination of Qimah al-Mitsl, the normal and reasonable price when the inequality occurs in the market. In terms of Mashalih Jalbul, tas'ir is aimed at keeping the public interest in both the world and the hereafter. While in terms of Daf'ul mafasid, Tas'ir is aimed at preventing the wrongdoing, avoiding interference of other parties’ property improperly, and preventing riots and damage on the earth.
MURĀ’AH MUZAKKI PADA ZAKAT PERTANIAN DAN PERKEBUNAN DALAM PANDANGAN AL-QARADHAWI Ainiah, Ainiah
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v14i2.2272

Abstract

Tujuan utama fundraising zakat adalah peningkatan realisasi potensi zakat untuk mewujudkan kesejahteraan mustahik zakat sehingga mereka bisa menjadi muzakki di masa yang akan datang. Tujuan ini menjadikan kegiatan fundraising lebih cenderung memperhatikan keadaan mustahik zakat dan mengenyampingkan keadaan muzakki sehingga terkesan tidak seimbang antara kedua belah pihak (muzakki dan mustahik zakat). Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri beberapa pertimbangan keadaan dan situasi (murā’ah) terhadap muzakki khususnya dalam zakat pertanian dan perkebunan yang dilakukan oleh Al-Qaradhawi sehingga mempengaruhi penetapan hukum (istinbaṭ aḥkām), tarjīh atau menguatkan hukum yang telah ada. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan analisis isi dari rujukan utama kitab “Fiqh al-Zakāh” karya Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Al-Qaradhawi berpijak pada murā’ah muzakki dalam menguatkan hukum yang telah ada seperti kepemilikan penuh, kadar zakat yang wajib ditunaikan  bergantung pada irigasi, waktu perhitungan nisab dan menunaikan zakat. Selain menguatkan hukum, Al-Qaradhawi juga men-tarjīh pendapat, diantaranya pengurangan al-matlūbat al-hallah sebelum perhitungan nisab. Al-Qaradhawi juga mempunyai sikap untuk menetapkan hukum yang tidak tertera dalam Nash berdasarkan murā’ah muzakki yaitu menetapkan kadar wajib zakat sebesar 7,5% bagi yang mengalami keseimbangan antara pemakaian irigasi dengan beban dan tadah hujan (tanpa beban). [The main goal of zakah fundraising is to increase the realization of zakah potential to create the mustahik zakah’s welfare so that they can become muzakki in the future. This goal makes fundraising activities tend to pay attention to the condition of mustahik zakat instead of the condition of muzakki so that it seems unbalanced between the two parties (muzakki and mustahik zakah). This study aims to explore several considerations of circumstances and situations (murā'ah) to muzakki, especially in agricultural zakah that is carried by Al-Qaradhawi that affects the legal establishment (istinbaṭ aḥkām), tarjīh or strengthens the existing laws. This research is library research with content analysis from the book of "Fiqh al-Zakāh" by Syeikh Yusuf Al-Qaradhawias as the main reference. The findings show that Al-Qaradhawi stood on murā'ah muzakki in strengthening existing laws such as full ownership, the amount of zakah to be paid that depends on irrigation, and time in calculating nisab and paying it. In addition, to strengthening the existing laws, Al-Qaradawi also did tarjih the opinions, among of them is the reduction of al-matlūbat al-hallah before calculating the nisab. Al-Qaradhawi also has a legal stance to stipulate a law based on murā'ah muzakki that is not stated in Nash, which is to determine the compulsory level of zakat at 7.5% for those who experience both cost irrigation and non-cost irrigation, equally.]
Modernisasi Pemikiran dalam Islam dari Jejak Jamaluddin Al-Afghani Ainiah Ainiah
Mubeza Vol. 11 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v11i1.49

Abstract

Setelah mengalami masa pertumbuhan dan keemasan selama 12 abad, Umat Islam mengalami masa keterpurukan yang ditandai dengan perpecahan, kemunduran pendidikan dan ilmu pengetahuan, kemiskinan dan hidup dalam penjajahan. Beberapa tokoh Muslim sadar dan berusaha keluar dari masa kelam tersebut. Jamaluddin Al-Afghani merupakan salah satu dari deretan tokoh tersebut yang menggagas modernisasi untuk kebangkitan umat Islam pada abad 19. Penelitian ini bertujuan mengkaji ide dan langkah modernisasi yang diusung oleh Jamaluddin Al-Afghani untuk kebangkitan Islam selama masa hidupnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan yang mengkaji sejarah hidup Jamaluddin Al-afghani dari berbagai literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak ide modernisasi pemikiran dalam Islam oleh Jamaluddin Al-Afghani yang mencakup segala bidang diantaranya bidang agama seperti kembali kepada Alquran dan menyeru kepada tauhid. Dari pendidikan, Al-Afghani merintis sekolah dan mengajar dengan kemampuan retorikanya yang luar biasa. Sementara dalam bidang politik dan ekonomi, al-Afghani membakar semangat umat Islam agar melepas diri dari belenggu penjajahan dan membangkitkan jiwa nasionalisme. Sebagai wadah modernisasi, Jamaluddin Al-Afghani mendirikan Pan-Islamisme dan menerbitkan majalah Urwatul wusqa
Penerapan Maqāṣid asy-Syarīah Dalam Kegiatan Produksi Dalam Pandangan Al-Qaradhawi Ainiah
Islamic Circle Vol. 1 No. 2 (2020): Islamic Circle
Publisher : Prodi Hukum Ekonomi Syariah STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.451 KB) | DOI: 10.56874/islamiccircle.v1i2.285

Abstract

Abstrak Kegiatan produksi merupakan salah satu sarana untuk memenuhi satu aspek dari aḍ-ḍarūriyyāt al-khamsah yaitu perlindungan harta (ḥifẓul-māl). Perhatian terhadap perlindungan harta (ḥifẓul-māl) tidak dapat disepelekan karena sangat menunjang untuk terpenuhi aḍ-ḍarūriyyāt yang lain dari maqāṣid asy-syarīah. Dengan demikian, dalam penerapan produksi perlu ditelusuri nilai-nilai syariah sehingga tercapai maqāṣid asy-syarīah yang sesuai harapan. Penelitian ini akan menelusuri penerapan maqāṣid asy-syarīah yang dirumuskan oleh Al-Qaradhawi dalam kegiatan produksi. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan dari pemikiran tokoh Al-Qaradhawi dengan sumber utama kitab Maqashid asy-Syariah al-Muta’alliqah bi al-Mal. Hasil penelitian dikelompokkan dalam dua sudut maqāṣid asy-syarīah yaitu jalbul masālih (menggapai kemaslahatan) dan dar`ul mafāsid (mencegah keburukan). Dari segi jalbul masālih (menggapai kemaslahatan), Al-Qaradhawi memuliakan segala jenis profesi, memastikan ke-masyru’iyyah-an proses dan kelanjutan produksi, mencapai dua tujuan utama produksi serta mengadakan koordinasi negara dan produsen. Dari segi dar`ul mafāsid (mencegah keburukan), Al-Qaradhawi menegaskan larangan memproduksi hal-hal yang haram serta berbahaya
MASLAHAH DALAM PELEGALAN TAS’IR MENURUT IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH Ainiah Abdullah Ainiah
Al - Muamalat: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 4 No I (2019): EDISI JANUARI - JUNI 2019
Publisher : IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/muamalat.v4iI.1074

Abstract

Maslahah became one of the approaches in ijtihad and took vital role in the Islamic jurisprudence. In each sharia it is ensured that a law must contain a maslahah to attain goodness and to avoid harms. This research identifies the Maslahah in practicing tas’ir in Ibn Qayyim Al-Jauziyyah’s view. This is a qualitative research with the study of figure’s literatute as objects of study that is Ath-Thuruq al-Hukmiyyah. In this research maslahahs are found in tas'ir policy, they are jalbul mashalih and daf’ul mafasid. Among the practices is the determination of Qimah al-Mitsl, the normal and reasonable price when the inequality occurs in the market. In terms of Mashalih Jalbul, tas'ir is aimed at keeping the public interest in both the world and the hereafter. While in terms of Daf'ul mafasid, Tas'ir is aimed at preventing the wrongdoing, avoiding interference of other parties’ property improperly, and preventing riots and damage on the earth.
MODEL PERHITUNGAN ZAKAT PERTANIAN (Studi Di Kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara) Ainiah Abdullah
AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam Jurnal At-Tawassuth | Vol. II | No. 1 | 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.195 KB) | DOI: 10.30821/ajei.v2i1.775

Abstract

This research aims to analize deeply about agriculture zakah accounting of rice plant in Kuta Makmur, North Aceh, and the factors that influenced people to choose that accounting model. This research is a field research in descriptive qualitative-inductive research. Primary data obtained through interviews while secondary data obtained through the literature study. The research results showed that the accounting model of agriculture zakah in Kuta Makmur, North Aceh is highly influenced with Shafiiyah and highly maintained and hard to shift with the other opinion and contemporary fatwa although the conditions and the situations demand it. Such as, the nishâb accounting model does not take into consideration of operational costs at all, the first harvest will add to the next harvest within a year in order to reach nishâb. That selected accounting model influenced by several factors such as theological factor, psychological factor, educational factor and socio-cultural factor.
PENGARUH BRAND AMBASSADOR, BRAND ATTITUDE, DAN SERTIFIKASI HALAL TERHADAP BRAND AWARENESS PADA PRODUK HNI (STUDI KASUS DI LEMBAGA KAMMI DAERAH GAYO): Indonesia Ainiah Ainiah; Ika Hartika; Awwalul Fitriana
Mubeza Vol. 12 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v12i1.120

Abstract

Brand awareness sangat berperan dalam keputusan konsumen untuk memilih suatu produk. Sebuah perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran dengan pembentukan brand awareness melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara empiris, penelitian ini hendak menguji beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap brand awareness diantaranya brand ambassador, brand attitude, dan sertifikasi halal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan populasi kader KAMMI Daerah Gayo yang masih aktif dan tinggal di Aceh Tengah serta pernah mengkonsumsi produk HNI dan diperoleh sampelsebanyak 41 responden. Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) secara parsial terdapat pengaruh variabel brand ambassador (X1) yang signifikan terhadap brand awareness (Y) ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (2,622 > 2,0262). (2) Tidak terdapat pengaruh brand Attitude (X2) terhadap brand awareness (Y) dibuktikan dengan nilai t hitung < t tabel (1,173 < 2,0262). (3) Terdapat pengaruh variabel sertifikasi halal yang signifikan (X3) terhadap brand awareness (Y) dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel (4,587 > 2,0262). Hasil uji simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel brand ambassador, brand attitude, dan sertifikasi halal terhadap brand awareness, dibuktikan oleh nilai Fhitung > Ftabel dengan nilai 42,615 > 2,86. Ketiga variabel tersebut bisa menjelaskan variabel brand awareness sebesar 77.6 % yang dilihat dari nilai R Square.