Pendidikan terapan dalam program pendidikan pembentukan perwira Polri di Akademi Kepolisian bertujuan untuk mengimplementasikan tujuan pendidikan Polri dan amanat peraturan pemerintah No. 58 Tahun 2010 tentang perubahan atas PP No. 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP, pasal 2a ayat (1a) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga penyelia profesional yang mengenali, memahami, dapat beradaptasi dan mampu menyelesaikan tuntutan perkembangan tantangan tugas Kepolisian di lapangan secara profesional. Pemahaman yang utuh terhadap paradigma pendidikan terapan yang di dalamnya mengandung pengertian filosofis dan prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan terapan mengarahkan pada perubahan mindset dan perilaku penyelenggara pendidikan dan peserta didik untuk meningkatkan pencapaian kinerja pendidikan terapan secara efektif dan efisien dengan melibatkan dan meramu idealitas pendidikan, realitas di lapangan dan pengalaman profesi sebagai bagian yang tidak terpisahkan melalui pembelajaran yang mengkedepankan praktek, pembiasaan, perilaku, pengulangan, replika atas realitas, membangun daya kritis dan inovasi, yang didukung dengan sumber daya tenaga pendidik berpengalaman di lapangan, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik serta materi pembelajaran yang berorientasi pada penerapan pengetahuan dan keterampilan. Penyelenggaraan pendidikan terapan tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan pendidikan akademik, kecuali dalam konteks penyusunankurikulum dan penyelenggaraan proses belajar mengajar. Hal ini lebih disebabkan kurikulum dan proses pembelajaran berhubungan erat dengan pendekatan pendidikan vokasional yang lebih mengutamakan praktek, dibanding sekedar melakukan penguatan penguasaan keilmuan secara teoritis. Kurikulum harus dikembangkan dengan memprioritaskan proses belajar mengajar terjadi dalam bentuk-bentuk peragaan, demonstrasi dan praktek, sehingga konsekuensinya dibutuhkan dukungan alat peraga, ruang laboratorium dan laboratorium lapangan yang memadai dan mencukupi. Penyelenggaraan proses pembelajaran lebih tepat menggunakan metode experiential learning, context teaching and learning dan work-based learning.