This Author published in this journals
All Journal Tanggon Kosala
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI PERWUJUDAN REFORMASI BIROKRASI POLRI MELALUI PENYELENGGARAAN PROGRAM S1 DALAM RANGKA PENYESUAIAN KUALIFIKASI STANDAR PENDIDIKAN PERWIRA POLRI SEBAGAI CENTER OF EXELLENCE MENUJU WORLD CLASS POLICE ACADEMY Usadi, Bambang
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan pengelolaan pendidikan di lingkungan Akademi Kepolisian yang telah menerapkan pola pendidikan holistik, dengan menggabungkan pola pembelajaran, pelatihan fisik dan non fisik, serta pembentukan sikap mental melalui pengasuhan masih harus berhadapan dengan kenyataan di lapangan terkait dengan tuntutan dan ekspektasi masyarakat yang tinggi terhadap profesionalisme kinerja Polri. Kapasitas dan kompetensi Perwira Polri harus ditingkatkan seiring tantangan kondisi obyektif dimana masyarakat semakin cerdas, terbuka serta memiliki kesadaran dan partisipasi hukum yang meningkat, ditambah lagi dengan kompleksitas kondisi tantangan tugas yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Polri. Gubernur Akpol dengan penuh kemantapan menetapkan visi besar menjadikan Akpol sebagai lembaga pendidikan yang menjadi pusat unggulan (center of exellence) menuju World Class Police Academy, sebagaimana visi Lemdikpol untuk menjadikan lembaga pendidikan di internal Polri sebagai Center of Exellence, yang diyakini dapatdilakukan melalui empat pendekatan, yakni: Teaching Quality (Kualitas Pengajaran), International Outlook (Pandangan/Wawasan Internasional), Graduate Employability (penerimaan dan penempatan personil) dan Research Quality (Kualitas Penelitian). Pada saat ini peserta didik (Taruna) telah mengikuti pendidikan prodi S1 STIK-PTIK di luar domisili dengan output berkualifikasi S1 untuk memenuhi tuntutan penyesuaian dan peningkatan kompetensi perwira Polri dalam menghadapi berbagai tantangan tugas yang semakin kompleks. Ke depan, eksistensi Akpol harus mampu menyelenggarakan program pendidikan tinggi secara mandiri, sehingga membuka kesempatan seluruh kegiatan akandemis dan nonakademis yang diselenggarakan diAkademi Kepolisian merupakan hasil murni kinerja Akpol tanpa dapat dianggap, dinilai atau bahkan diakui sebagai hasil kerja institusi pendidikan lain, sehingga mampu menegaskan posisi Akpol sebagai penyelenggara pendidikan tunggal di Akademi Kepolisian dan berhak mengakui seluruh prestasi yang dicapai sampai peserta didik mencapai tahap akhir dan dinyatakan lulus sebagai perwira remaja Polri.
PROFESIONALITAS PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN DI AKADEMI KEPOLISIAN Usadi, Bambang
Tanggon Kosala Vol. 2 No. 2 (2013): Tanggon Kosala (October, 2013)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan terapan dalam program pendidikan pembentukan perwira Polri di Akademi Kepolisian bertujuan untuk mengimplementasikan tujuan pendidikan Polri dan amanat peraturan pemerintah No. 58 Tahun 2010 tentang perubahan atas PP No. 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP, pasal 2a ayat (1a) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga penyelia profesional yang mengenali, memahami, dapat beradaptasi dan mampu menyelesaikan tuntutan perkembangan tantangan tugas Kepolisian di lapangan secara profesional. Pemahaman yang utuh terhadap paradigma pendidikan terapan yang di dalamnya mengandung pengertian filosofis dan prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan terapan mengarahkan pada perubahan mindset dan perilaku penyelenggara pendidikan dan peserta didik untuk meningkatkan pencapaian kinerja pendidikan terapan secara efektif dan efisien dengan melibatkan dan meramu idealitas pendidikan, realitas di lapangan dan pengalaman profesi sebagai bagian yang tidak terpisahkan melalui pembelajaran yang mengkedepankan praktek, pembiasaan, perilaku, pengulangan, replika atas realitas, membangun daya kritis dan inovasi, yang didukung dengan sumber daya tenaga pendidik berpengalaman di lapangan, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik serta materi pembelajaran yang berorientasi pada penerapan pengetahuan dan keterampilan. Penyelenggaraan pendidikan terapan tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan pendidikan akademik, kecuali dalam konteks penyusunankurikulum dan penyelenggaraan proses belajar mengajar. Hal ini lebih disebabkan kurikulum dan proses pembelajaran berhubungan erat dengan pendekatan pendidikan vokasional yang lebih mengutamakan praktek, dibanding sekedar melakukan penguatan penguasaan keilmuan secara teoritis. Kurikulum harus dikembangkan dengan memprioritaskan proses belajar mengajar terjadi dalam bentuk-bentuk peragaan, demonstrasi dan praktek, sehingga konsekuensinya dibutuhkan dukungan alat peraga, ruang laboratorium dan laboratorium lapangan yang memadai dan mencukupi. Penyelenggaraan proses pembelajaran lebih tepat menggunakan metode experiential learning, context teaching and learning dan work-based learning.