Akademi Kepolisian sebagai lembaga pendidikan dilingkungan Polri diharapkan dapat melahirkan perwira Polri yang praktisi dan akademisi sebagaikader pemimpin Polri masa depan, sesuai strata kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar, jujur, bersih, profesional, bermoral, modern, dandipercaya masyarakat. Langkah ini sejalan dengan gagasan Gubernur Akademi Kepolisian untuk mewujudkan Akademi Kepolisian sebagai center of excellentmenuju Akpol sebagai World Class Police Academy. Langkah konkret dalam mencapai hal tersebut salah satunya dengan peningkatan kualitas pengasuhanmelalui optimalisasi peran kakak asuh dalam kehidupan senior-junior di Akademi Kepolisian. Sebagai sebuah komunitas yang heterogen, polahubungan senior-junior yang terjadi dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang berbeda, dimana dengan perbedaan tersebut diharapkan dapat membentukpola hubungan yang bersifat patnership dengan berlandaskan hubungan asah, asih, dan asuh. Penelitian ini sendiri dibuat dengan menggunakan pendekatankualitatif dengan mengedepankan metode pencarian data melalui observasi langsung dan wawancara. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa polahubungan taruna dalam komunitas keluarga asuh seringkali berbenturan dengan kelompok kedaerahaan yang ada di Akpol. Kelompok kedaerahaan tersebuttanpa disadari menciptakan aturan internal dengan sifat hirarki yang lebih keras. Simpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan program keluarga asuh berjalan sesuai dengan apa yang digariskan pimpinan Polri dalam membentuk pola hubungan senior-junior di Akpol. Kelompok keluarga asuh dapat membawataruna kedalam komunikasi yang efektif dengan latarbelakang hubungan emosional yang positif.