Parhusip, Dorkas
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teknologi Budidaya Padi Sawah Tadah Hujan untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani di Pesisir Pantai Sumatera Utara (Studi kasus Kec.Tanjung Beringin Kab.Serdang Bedagai) Parhusip, Dorkas; H, Lermansius; S, Perdinanta; Sari G, Setia; Girsang, MA; Nainggolan, P; Marpaung, Imelda S; Sri Ulina, Evawaty
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2021: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 “Sustainable Urban Farming Guna Meningkatka
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parhusip D, H Lermansius, S Perdinanta, GS Setia, Girsang MA, Nainggolan P, Marpaung IS, Ulina ES. 2021. Rainfed rice cultivation technology to increase productivity and income of farmers in coastal North Sumatra (Study case Tanjung Beringin District Serdang Bedagai Regency). In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 Tahun 2021, Palembang 20 Oktober 2021. pp. 498-507.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Serdang Bedagai Regency is one of the food crop development areas in North Sumatra which has begun to optimize sub-optimal land use such as rainfed land. Rainfed lowland rice cultivation in this area faces problems with the availability of new superior varieties, quality seeds, unbalanced use of fertilizers, and high use of pesticides. The purpose of writing this paper is to provide information on the implementation of rice cultivation technology in rainfed rice fields and provide input for improving technology for rainfed rice cultivation on the coast for the community and policy makers. This paper is a scientific review of location-specific technological innovations for rice cultivation that can be applied to rainfed rice fields, including the use of new high-quality varieties, balanced fertilization, the use of organic materials with the use of rice consulting services (LKP). The implementation of site-specific technology in rainfed rice fields is absolutely necessary to increase rice productivity and farmers' income on the coast of Serdang Bedagai Regency, North Sumatra.
Evaluasi Status Hara Makro Nitrogen, Fosfor dan Kalium di Lahan Sawah Irigasi Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Batubara, Siti Fatimah; Ulina, Evawaty Sri; Chairuman, Novia; Lumban Tobing, Jeannette Maryanty; Aryati, Vivi; Manurung, Erpina Delina; Purba, Hendri Ferianson; Parhusip, Dorkas
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.50844

Abstract

Evaluasi dan identifikasi unsur hara tanah sawah untuk mengetahui status hara baik secara kualitatif maupun kuantitatif penting untuk dilakukan. Proses identifikasi diharapkan mudah, murah, cepat dan aplikatif bagi petani. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan suatu teknologi yang dirancang untuk mengidentifikasi status hara tanah dan juga memberikan rekomendasi pemupukan khususnya untuk padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada dua wilayah lahan sawah irigasi di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara tepatnya di Desa Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau dan Desa Kramat Gajah, Kecamatan Galang. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2023 ini bertujuan untuk mengidentifikasi status hara makro primer yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium di lahan sawah irigasi dengan beberapa pola tanam berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dan uji tanah langsung di lapangan dengan menggunakan PUTS. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesuburan tanah pada dua wilayah penelitian termasuk sedang. Secara umum, status hara nitrogen tergolong rendah sedangkan fosfor dan kalium tergolong tinggi. Merujuk pada perbandingan dosis pupuk antara rekomendasi PUTS dan aplikasi petani secara umum di lokasi penelitian diketahui bahwa dosis aplikasi pupuk oleh petani belum sesuai. Pada lahan berstatus N rendah dan sedang perlu penambahan pupuk urea sebanyak 4-27 kg/ha sedangkan untuk lahan berstatus N tinggi dan sangat tinggi perlu pengurangan 40-90 kg/ha. Pupuk SP-36 pada status P rendah, sedang, dan tinggi perlu penambahan 15-65 kg/ha sementara pupuk KCl dapat dikurangi atau ditambahkan 25 kg/ha tergantung perlakuan jerami dari musim tanam sebelumnya.