Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KETEPATAN TERAPI DAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT TERHADAP GLUKOSA DARAH PUASA PADA PASIEN DM TIPE II DI PUSKESMAS PEKUNCEN Aziez Ismunandar; Luthfi Hidayat Maulana
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 4 No 2 (2020): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v4i2.339

Abstract

The national prevalence of DM was 2.1% of the total population of 250 people in 2013.The prevalence of DM in 2013 in Central Java based on RISKESDAS was in 13th place,which was 1.9% of the total population of 24,084,433. In Banyumas Regency as much as 2, 2%. Meanwhile, in the city of Purwokerto there were 1992 cases of diabetes mellitus in2016. The aim of the study was to determine the effect of therapy adherence andmedication adherence to fasting blood gluosa in type 2 DM patients. type II DM patients.Data analysis using linear regression test. The results showed that 62.9% and 37.1% ofpatients with blood glucose levels were not reached and reached. Patients with therapyaccuracy and inappropriate categories were 45.7% and 54.3%. 68.6% of patients with highadherence. Multiple linear regression test shows the effect of the accuracy of oralantidiabetic drug therapy with fasting blood sugar levels in type II DM patients with a sigvalue. equal to 0.004. Conclusion There is an influence between the accuracy of oralantidiabetic drug therapy with fasting blood glucose at Pekuncen Health Center.
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN PERILAKU PENDERITA TERHADAP KEJADIAN PENULARAN TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH PUSKESMAS WINDUAJI KABUPATEN BREBES Luthfi Hidayat Maulana; Moh. Husein Sastranegara; Budi Aji
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: PROSIDING IMPLEMENTASI PENELITIAN PADA PENGABDIAN MENUJU MASYARAKAT MANDIRI BERKEMAJUAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.52 KB)

Abstract

Tuberculosis (TB) is still a top health problem in the world. TB causes health problems Millions of people per year, and was ranked as the prayer Into Deaths Top causes of infectious diseases at the World taxable income HIV. One indicator used is the Case Detection Rate (CDR). CDR is the proportion of new patients Basil Hold acid (BTA) were found positive and the treatment on the number of new smear-positive patients,which is estimated in the region. The study aims to describe the physical environmental factors homes (lighting) patients with pulmonary tuberculosis, describing the physical environmental factors house (moisture) patients with pulmonary tuberculosis, describing behavioral factors patient pulmonary tuberculosis and analyze the influence of the physical environment of the home patient pulmonary tuberculosis and behavior of patients with pulmonary tuberculosis together -Same the incidence of transmission in the family. The study used survey method with cross sectional approach, the sample to be studied is the total population, ie all patients with pulmonary tuberculosis family as much as 47 respondents. The analysis is univariate analysis aimed at describing the characteristics of each study variable through frequency distribution table, the physical environment and behavioral factors.Followed by multivariate analysis to determine the effect of physical environmental factors homes pulmonary tuberculosis patients and patients with pulmonary tuberculosis behavior together on the incidence of transmission in the family. The results showed that the respondents lighting of the room against pulmonary tuberculosis transmission in most families is the category of poor lighting as many as 23 home patients (48.9%), good lighting category as many as 20 home patients (42.6%), and excellent lighting category by 4 home patients (8.5%); respondents humidity of the room to the transmission of pulmonary tuberculosis in most families is the category of dry humidity as many as 25 home patients (53.2%), the category of normal humidity as many as 19 home patients (40.4%), and the category of wet moisture as much as 3 home patients (6, 4%); respondent behavior in the transmission of pulmonary tuberculosis in most families is the category of behavior not good by 32 patients (68.1%), and the category of good conduct as many as 16 patients (1.9%); physical environmental factors homes pulmonary tuberculosis patients in the form of humidity is more influential than the physical environmental factors such as lighting homes and pulmonary tuberculosis patient behavior in the transmission of the family. Keywords: physical environmental factors homes, behavioral pulmonary tuberculosis patients, and the incidence of transmission.Tuberculosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia. tuberculosis menyebabkan gangguan kesehatan jutaan orang per tahun dan menduduki peringkat ke dua sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit menular di dunia setelah HIV. Salah satu indikator yang digunakan adalah Case Detection Rate (CDR). CDR adalah jumlah proporsi pasien baru Basil Tahan Asam (BTA) positif yang ditemukan dan pengobatan terhadap jumlah pasien baru BTA positif, yang diperkirakan dalam wilayah tersebut. Penelitian bertujuan untuk mendiskripsikanfaktor lingkungan fisik rumah (pencahayaan) penderita tuberculosis paru, mendiskripsikan faktor lingkungan fisik rumah (kelembaban) penderita tuberculosis paru, mendiskripsikan faktor perilaku penderita tuberculosis paru dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan fisik rumah penderita tuberculosis paru dan perilaku penderita tuberculosis paru secara bersama-sama terhadap kejadian penularannya pada keluarga. Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional, sampel yang akan diteliti adalah total populasi, yaitu semua keluarga penderita tuberculosis paru sebanyak 47 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat bertujuan untuk mendiskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian melalui tabel distribusi frekuensi, pada faktor lingkungan fisik dan perilaku. Analisis dilanjutkan dengan multivariat untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan fisik rumah penderita tuberculosis paru dan perilaku penderita tuberculosis paru secara bersama-sama terhadap kejadian penularannya pada keluarga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pencahayaan ruangan terhadap penularan tuberculosis paru pada keluarga terbanyak adalah katagori pencahayaan kurang sebanyak 23 rumah penderita (48,9%), katagori pencahayaan baik sebanyak 20 rumah penderita (42,6%), dan katagori pencahayaan sangat baik sebanyak 4 rumah penderita (8,5%); responden kelembaban ruangan terhadap penularan tuberculosis paru pada keluarga terbanyak adalah katagori kelembaban kering sebanyak 25 rumah penderita (53,2%), katagori kelembaban normal sebanyak 19 rumah penderita (40,4%), dan katagori kelembaban basah sebanyak 3 rumah penderita (6,4%); responden perilaku terhadap penularan tuberculosis paru pada keluarga terbanyak adalah katagori perilaku kurang baik sebanyak 32 penderita (68,1%), dan katagori perilaku baik sebanyak 16 penderita (1,9%); faktor lingkungan fisik rumah penderita tuberculosis paru berupa kelembaban lebih berpengaruh dibandingkan dengan faktor lingkungan fisik rumah berupa pencahayaan dan perilaku penderita tuberculosis paru terhadap penularan pada keluarganya. Kata kunci: faktor lingkungan fisik rumah, perilaku penderita tuberculosis paru, dan kejadian penularan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS WINDUAJI KABUPATEN BREBES TAHUN 2017 Luthfi Hidayat Maulana
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah Puskesmas Winduaji kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan metode survey analitik dengan Cross Sectional yaitu menguji variabel Independen (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan variabel dependen (kelengkapan diare). Sampel penelitian yang diambil secara random sampling dengan besar sampel 65 balita. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian diare, diperkuat oleh hasil analisis statistik dengan menggunakan uji X2 diperoleh nilai p value = 0,000 < α (0,05). (2) Ada hubungan yang bermakna antara kejadian diare dengan sikap diperkuat oleh hasil analisis statistik dengan menggunakan uji X2 diperoleh nilai p value = 0,000 < α (0,05). (3) Ada hubungan yang bermakna antara kejadian diare dengan tindakan. diperkuat oleh hasil analisis statistik dengan menggunakan uji X2 diperoleh nilai p value = 0,000 < α (0,05).Kata Kunci: pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian diare
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RSUD BUMIAYU 2020 Esa Nurul Jannah; Azies Ismunandar; Luthfi Hidayat Maulana
Jurnal Farmasi Universitas Peradaban Vol 1 No 2 (2021): Pharmacy Peradaban Journal (Pharm. PJ): Jurnal Farmasi Universitas Peradaban
Publisher : Prodi Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Peradaban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.203 KB)

Abstract

Diabetes mellitus merupakan salah satu gangguan metabolik yang dikarakteristikkan dengan meningkatnya jumlah glukosa dalam darah dan menurunnya produksi insulin. Prevalensi penderita diabetes mellitus semakin meningkat dari tahun ke tahun dan membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biaya penggunaan antidiabetik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan peserta BPJS di RSUD Bumiayu tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah observasional (non-eksperimental). Pengambilan data dari rekam medis dilakukan secara potong lintang (cross-sectional) dan diperoleh sampel sebanyak 34 pasien. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menganalisis efektivitas biaya dan terapi penggunaan antidiabetik menggunakan rumus persentase efektivitas terapi, rumus Average Cost Effectiveness Ratio (ACER), dan rumus Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terapi antidiabetik oral tunggal yang paling cost-effective yaitu glimepirid dengan nilai ACER Rp.4.523.- dan nilai ICER Rp.1.755,- dari alternatif penggantian pioglitazon ke metformin, sedangkan pada antidiabetik oral kombinasi diperoleh nilai ACER Rp.2.843,- dari penggunaan kombinasi metformin dan glimepirid serta nilai ICER Rp.2.722,- diperoleh dari penggunaan alternatif terapi kombinasi pioglitazon dan levemir ke terapi kombinasi metformin, levemir, dan novorapid.
PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP PENULARAN PENYAKIT ISPA DI WILAYAH PUSKESMAS BANTARKAWUNG Luthfi Hidayat Maulana
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 7, No 1 (2020): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (JUNI)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v7i1.3044

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang 0,29% (151 juta jiwa) dan negara industri 0,05% (5 juta jiwa) (WHO, 2012) Dimana Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)  merupakan salah  satu penyebab  utama kematian  dengan membunuh ± 4 juta dari  13 juta anak balita setiap tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada pengaruh pencahayaan terhadap penularan penyakit ISPA di wilayah puskesmas Bantarkawung. Penelitian ini menggunakan metode survei Cross Sectional. Ada 78 responden yang dijadikan sampel keluarga penderita ISPA. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik variabel penelitian dengan tabel distribusi frekuensi dengan faktor pencahayaan. Analisis regresi linear untuk mengetahui pengaruh pencahayaan terhadap penularan penyakit ISPA. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pencahayaan rumah di wilayah Puskesmas Bantarkawung Kabupaten Brebes proporsi berdasarkan pencahayaan ruangan terbanyak adalah kategori pencahayaan kurang sebanyak 76,9% rumah penderita (2) Ada pengaruh pencahayaan dengan peningkatan risiko terhadap penularan ISPA sebesar 1,907 kali.