Salah satu hal penting yang dapat dilakukan dalam menciptakan keunggulan bersaing dalam meraih potensi pasar di lembaga keuangan adalah menjaga keharmonisan dengan pelanggan, yaitu dengan cara mengutamakan kekuatan ikatan emosional (emotional bonding) dan meningkatkan kualitas hubungan (relationship quality) dengan pelanggan sehingga akan terwujud loyalitas pelanggan. Dalam penulisan ini, Ikatan emosional (emotional bonding) diukur melalui persepsi nilai dan kepuasan, sedangkan kualitas hubungan (relationship quality) diukur melalui komunikasi dan kepercayaan untuk mengetahui seberapa pengaruh loyalitas anggota simpanan di BMT BIMA KCP Borobudur. Dengan empat variabel bebas yaitu persepsi nilai, kepuasan, komunikasi, dan kepercayaan dan satu variabel terikat yaitu loyalitas anggota. Penulisan ini menggunakan tekhnik accidental sampling dan sampel yang digunakan berjumlah 80 responden yang terdiri dari anggota simpanan di BMT BIMA KCP Borobudur. Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, disertai dengan uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial (Uji t) pengaruh yang signifikan dijelaskan oleh tiga variabel berupa persepsi nilai (t.4,968), kepuasan (t.3,947), dan komunikasi (t.5,040), sedangkan variabel kepercayaan (t.-0,525) tidak membuktikan adanya pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas anggota simpanan di BMT BIMA KCP Borobudur dengan sig. di atas 0,005 dan t hitung lebih kecil t tabel. Sesuai hasil Uji F (simultan) keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap loyalitas anggota, dengan nilai koefisien determinasi (Adjusted R2sebesar 0,784, yang berarti bahwa peningkatan loyalitas anggota dijelaskan oleh variabel persepsi nilai, kepuasan, komunikasi, dan kepercayaan sebesar 78,4%.