Hardi Darmawan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIVITAS PEMBERIAN ANTIOKSIDAN SINTETIK TERHADAP KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) PADA AKTIVITAS FISIK ANAEROBIK Apriani; Hardi Darmawan; Theodorus
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol 7 No 12 (2017): JURNAL KESEHATAN: JURNAL ILMIAH MULTI SCIENCIES
Publisher : STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/jkjims.v7i12.141

Abstract

Latar Belakang: Aktivitas fisik anaerobik dapat mengakibatkan terbentuknya radikal bebas sehingga dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Untuk mencegah terjadinya stres oksidatif diperlukan antioksidan sintetik. Salah satu contohnya adalah glisodin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian antioksidan sintetik dan plasebo terhadap kadar SOD pada aktivitas fisik anaerobik.Metode: Penelitian Randomised Controlled Trials, double blind dilaksanakan di Lapangan Olahraga Universitas Sriwijaya Bukit Palembang, sedangkan untuk pemeriksaan kadar SOD di Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Sriwijaya Palembang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 sampel yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan pemberian antioksidan sintetik (glisodin) sebanyak 2 kapsul (500 IU) dan kelompok plasebo dengan pemberian 2 kapsul kosong dengan warna, bentuk dan ukuran yang sama dengan glisodin.Hasil: Hasil penelitian melalui paired t-test menunjukkan bahwa rerata kadar SOD (dalam satuan Dalton) sebelum perlakuan pada kelompok glisodin 0,066 ± 0,059 dan sesudah perlakuan 1,135 ± 0,959, denganp value = 0,000, sedangkan pada kelompok plasebo sebelum perlakuan 0,059 ± 0,064 dan sesudah perlakuan 0,343 ± 0,224, dengan p value = 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar SOD yang signifikan pada kelompok perlakuan setelah diberikan antioksidan sintetik (glisodin).Kesimpulan: Ada perbedaan efektivitas pemberian antioksidan sintetik dan plasebo terhadap kadar SOD pada aktivitas fisik anaerobik.
PERBANDINGAN TEKNIK MASSAGE EFFLEURAGE (MENGGOSOK) DENGAN TEKNIK MASSAGE SHAKING (GONCANGAN) PADA SEGMEN TUNGKAI BAWAH TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT SETELAH LATIHAN FISIK ANAEROBIK Abdul Syafei; Hardi Darmawan; Theodorus
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol 7 No 12 (2017): JURNAL KESEHATAN: JURNAL ILMIAH MULTI SCIENCIES
Publisher : STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/jkjims.v7i12.200

Abstract

Aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam laktatdalam darah maupun otot. Peningkatan kadar asam laktat, merupakan salah satu faktor penyebabterjadinya kelelahan. Untuk mengurangi kelelahan dilakukan dengan massage yang merupakanmanipulasi sederhana dengan mengusap tubuh yang sakit pada struktur jaringan lunak yang dapatmenenangkan serta mengurangi stress psikologis. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui perbandingan teknik massage effleurage dengan teknik massage shaking terhadappenurunan kadar asam laktat setelah aktivitas fisik anaerobik. Penelitian uji klinik berpembandingdalam bentuk open lable dengan rancangan pretest-postest design. Subjek penelitian mahasiswa FKIPjurusan pendidikan olahraga universitas sriwijaya palembang berjumlah 51 responden yang memenuhikriteria inklusi, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok teknik massage effleurage, kelompokteknik massage shaking, dan kelompok kontrol yang masing-masing kelompok berjumlah 17responden. Pada masing-masing kelompok dilakukan pemeriksaan laktat awal (pre test), kemudiansetelah aktivitas 5 menit dilakukan pemeriksaan kadar asam laktat (post test), dan dilakukanmassage pada kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan massage. setelah 20menit dilakuan pemeriksaan kadar asam laktat (post massage). Hasil uji statistik menunjukkan nilairerata kadar asam laktat sebelum aktivitas pada kelompok teknik massage effluarage (menggosok)yaitu 3,406±0,96 sedangkan sesudah aktivitas yaitu 8,959±1,24. Rerata kadar asam laktat sebelumaktivitas pada kelompok teknik massage shaking (goncangan) yaitu 3,241±0,78 sedangkan sesudahaktivitas yaitu 8,276±0,77. Rerata kadar asam laktat sebelum aktivitas pada kelompok kontrol yaitu3,406±0,96 sedangkan sesudah aktivitas yaitu 8,959±1,24. Sedangkan pada kelompok setelahperlakuan teknik massage effluarage (menggosok) didapat nilai yaitu 3,800±1,07 dan pada teknikmassage shaking (goncangan) didapat nilai yaitu 4,065±0,56 hal ini menunjukkan bahwa tidak adaperbedaan bermakna antara teknik massage effluarage (menggosok) dengan teknik massage shaking(goncangan) dengan p value 0,416 (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa massage effleurage danmassage shaking sama-sama dapat menurunkan kadar asam laktat setelah aktivitas fisik anaerobik.