p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sewagati
Abdullah, Sofwan Siddiq
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Sewagati

Pelatihan Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu kepada Peternak di Terminal Kelinci Bantul Rahmawati, Atiqa; Ajie, Baskoro; Robbika, Fadzkurisma; Wibowo, R. Lukas Martindro Satrio Ari; Yuliatmo, Ragil; Abdullah, Sofwan Siddiq; Ukhdiyati, Mustafidah
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.849

Abstract

Kulit kelinci merupakan salah satu limbah yag dihasilkan dari peternakan kelinci. Pada umumnya kulit kelinci dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan kulit yang sudah hampir membusuk dibuang ke badan air. Pemanfaatan kulit kelinci dapat dilakukan dengan menyamak kulit baik dengan bulu atau tanpa bulu. Pemanfaatan kulit kelinci dengan metode penyamakan dapat meningkatkan nilai jual kulit kelinci. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada peternak kelinci dalam memanfaatkan kulit kelinci sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan kulit kelinci mentah. Metode kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dimulai dengan observasi masalah, melakukan FGD dengan stakeholder, perumusan solusi dengan tim pengabdian, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan, dan pelaporan kegiatan. Kegiatan pengabdian yaitu penyamakan kulit kelinci beserta bulunya dengan menggunakan bahan penyamak kromium dan aldehid. Hasil kegiatan program pengabdian yaitu kulit kelinci samak bulu yang dengan suhu kerut 85oC, mempunyai pegangan lemas dan bulu tidak mudah rontok. Sedangkan hasil evaluasi instruktur mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 83,8 (skala 0-100) dan evaluasi kegiatan mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 4,34 (skala 0-5). Kegiatan pengabdian diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peternak kelinci sehingga dapat memanfaatkan kulit kelinci menjadi produk yang lebih mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Pelatihan Refinishing Kulit Kaku dan Kulit Berjamur di Kelompok Pengrajin Kulit Setyo Rukun, Manding, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Rahmawati, Atiqa; Adetya, Nais Pinta; Robbika, Fadzkurisma; Putri, Naimah; Wulandari, Dwi; Abdullah, Sofwan Siddiq; Susanto, Heru Budi; Nurwantoro; Asfan, Muhammad; Lubis, Dina Mariana Uli
Sewagati Vol 8 No 5 (2024): Preprinted
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 memiliki dampak terhadap berbagai sektor termasuk industri kulit. Kulit tersamak yang telah melalui proses finishing, seringkali mengalami penurunan kualitas akibat penyimpanan yang tidak standar. Kulit samak sebelum digunakan sebagai bahan produk kulit disimpan dalam ruang penyimpanan atau gudang dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama kulit tersebut akan menumpuk, ditumbuhi jamur, dan timbul bau yang tidak sedap. Hal ini menimbulkan defek dan menyebabkan turunnya kualitas kulit. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini diadakan untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang perawatan dan penyimpanan kulit dan produk kulit di Kelompok Pengrajin Kulit Setyo Rukun Manding. Metode kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan observasi masalah, melakukan FGD dengan stakeholder, perumusan solusi dengan tim, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan, serta pelaporan kegiatan. Kegiatan pengabdian berupa pelatihan dan pendampingan dibagi menjadi beberapa porsi kegiatan, yaitu 60% praktek perbaikan kulit berjamur dan kulit kaku, 20% penyampaian teori, 10% diskusi dan 10% evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan melihat hasil perbaikan kulit berjamur dan kulit kaku. Hasil kegiatan pengabdian yaitu didapatkan formulasi untuk mengatasi kulit kaku maupun kulit berjamur di Sentra Kulit Setyo Rukun, Manding. Hasil evaluasi kulit kaku yaitu dengan pengujian kelemasan kulit. Kelemasan kulit meningkat sebesar 0,6 mm dari kulit awal. Sedangkan hasil evaluasi kulit berjamaur yaitu tidak tumbuh jamur pada kulit setelah diinkubasi selama 48 jam.