Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Budaya Organisasi dan Kompensasi Jasa Pelayanan terhadap Kinerja Pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon Hadinata, Dian
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya meningkatkan pelayanan dan mengidentifikasi pelaksanaan manajemen di puskesmas adalah dengan memberi perhatian terhadap kinerja pegawai sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat rencana strategis di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, pengaruh kompensasi jasa pelayanan terhadap kinerja pegawai, serta pengaruh budaya organisasi dan kompensasi jasa pelayanan terhadap kinerja pegawai pada unit pelaksana teknis Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan survey dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan korelasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yaitu berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada unit pelaksana teknis Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon yang berjumlah 61 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini, secara simultan budaya organisasi (X1) dan kompensasi jasa pelayanan (X2) berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon (Y). Saran disampaikan bagi kepala dinas kesehatan Kabupaten Cirebon agar berupaya memperbaiki budaya organisasi dan kompensasi jasa pelayanan pada unit pelaksana teknis daerah puskesmas yang ada di Kabupaten Cirebon agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai puskesmas di wilayah Kabupaten Cirebon. Sedangkan saran bagi Kepala Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon perlu memperbaiki dan meningkatkan budaya organisasi agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai di lingkungan unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon serta perlu upaya memperbaiki dan meningkatkan sistem kompensasi yang adil, layak dan wajar agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai di lingkungan unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon.
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Berobat Jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2018 Hadinata, Dian
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Kejadian gastitris di UPTD Puskesmas Rajagaluh tahun 2012 sebanyak 3.290 kasus (35,69%) dari 9.218 pasien yang berobat jalan dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi 3.548 kasus (40,72%) dari pasien yang berobat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien berobat jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh pada bulan Maret-April tahun 2018 sebanyak 147 orang dan sampelnya sebanyak 60 orang (simple random sampling). Uji hipotesis yang digunakan uji chi square pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya pasien berobat jalan mengalami gastritis (45,0%), berusia tua (35,0%), mempunyai kebiasaan minum kopi (41,7%), mempunyai kebiasaan merokok (38,3%) dan sebagian besar tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol (83,3%). Ada hubungan antara kebiasaan minum kopi (p value = 0,006), kebiasaan merokok (p value = 0,027) dan mengkonsumsi alkohol (p value = 0,037) dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan. Namun tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan (p value = 0,978). Perlunya memberikan pengawasan pada pasien berobat jalan dan juga memberikan bimbingan pada keluarga pasien untuk mengawasi kebiasaan pasien dalam merokok, minum kopi dan minum alkohol untuk tidak berlebihan, serta dalam pemberian informasi agar disampaikan kepada pasien dengan cara yang efektif yaitu ketika pasien melakukan kontrol.
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Berobat Jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2018 Dian Hadinata
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i1.111

Abstract

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Kejadian gastitris di UPTD Puskesmas Rajagaluh tahun 2012 sebanyak 3.290 kasus (35,69%) dari 9.218 pasien yang berobat jalan dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi 3.548 kasus (40,72%) dari pasien yang berobat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien berobat jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh pada bulan Maret-April tahun 2018 sebanyak 147 orang dan sampelnya sebanyak 60 orang (simple random sampling). Uji hipotesis yang digunakan uji chi square pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya pasien berobat jalan mengalami gastritis (45,0%), berusia tua (35,0%), mempunyai kebiasaan minum kopi (41,7%), mempunyai kebiasaan merokok (38,3%) dan sebagian besar tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol (83,3%). Ada hubungan antara kebiasaan minum kopi (p value = 0,006), kebiasaan merokok (p value = 0,027) dan mengkonsumsi alkohol (p value = 0,037) dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan. Namun tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan (p value = 0,978). Perlunya memberikan pengawasan pada pasien berobat jalan dan juga memberikan bimbingan pada keluarga pasien untuk mengawasi kebiasaan pasien dalam merokok, minum kopi dan minum alkohol untuk tidak berlebihan, serta dalam pemberian informasi agar disampaikan kepada pasien dengan cara yang efektif yaitu ketika pasien melakukan kontrol.
Analisis Budaya Organisasi dan Kompensasi Jasa Pelayanan terhadap Kinerja Pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon Dian Hadinata
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i2.115

Abstract

Salah satu upaya meningkatkan pelayanan dan mengidentifikasi pelaksanaan manajemen di puskesmas adalah dengan memberi perhatian terhadap kinerja pegawai sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat rencana strategis di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, pengaruh kompensasi jasa pelayanan terhadap kinerja pegawai, serta pengaruh budaya organisasi dan kompensasi jasa pelayanan terhadap kinerja pegawai pada unit pelaksana teknis Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan survey dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan korelasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yaitu berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada unit pelaksana teknis Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon yang berjumlah 61 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini, secara simultan budaya organisasi (X1) dan kompensasi jasa pelayanan (X2) berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon (Y). Saran disampaikan bagi kepala dinas kesehatan Kabupaten Cirebon agar berupaya memperbaiki budaya organisasi dan kompensasi jasa pelayanan pada unit pelaksana teknis daerah puskesmas yang ada di Kabupaten Cirebon agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai puskesmas di wilayah Kabupaten Cirebon. Sedangkan saran bagi Kepala Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon perlu memperbaiki dan meningkatkan budaya organisasi agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai di lingkungan unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon serta perlu upaya memperbaiki dan meningkatkan sistem kompensasi yang adil, layak dan wajar agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai di lingkungan unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon.
Diabetes Mellitus Caring Health Education in Wiyong Village 2023 Dian Hadinata; Sri Wahyuni
Indonesian Journal of Society Development Vol. 2 No. 2 (2023): April 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ijsd.v2i2.3557

Abstract

The most important factor is the improvement of the welfare of the community, namely related to awareness of health, awareness will emerge, one of which is by providing counseling or health education as well as carrying out checks or health checks from health workers. This community service aims to conduct counseling related to Getting to Know Diabetes Mellitus. The counseling method used is lecture discussion and question and answer, with several stages, namely: Licensing, Socialization, Conducting counseling and checking glucose levels and evaluating counseling. PKM was held in Wiyong Village and was attended by 15 people. The result of this service is that knowledge has increased from before and after being given health education about knowing diabetes mellitus. In conclusion, there is an influence of health education about diabetes mellitus on the knowledge of people with diabetes mellitus. The development of community service programs in the field of improving the quality of health that is correlated with academic programs, government programs and stakeholders needs to be continuously improved. Also in the future the importance of community service activities in a sustainable and programmed manner
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Berobat Jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2018 Dian Hadinata
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i1.111

Abstract

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Kejadian gastitris di UPTD Puskesmas Rajagaluh tahun 2012 sebanyak 3.290 kasus (35,69%) dari 9.218 pasien yang berobat jalan dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi 3.548 kasus (40,72%) dari pasien yang berobat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien berobat jalan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh pada bulan Maret-April tahun 2018 sebanyak 147 orang dan sampelnya sebanyak 60 orang (simple random sampling). Uji hipotesis yang digunakan uji chi square pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya pasien berobat jalan mengalami gastritis (45,0%), berusia tua (35,0%), mempunyai kebiasaan minum kopi (41,7%), mempunyai kebiasaan merokok (38,3%) dan sebagian besar tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol (83,3%). Ada hubungan antara kebiasaan minum kopi (p value = 0,006), kebiasaan merokok (p value = 0,027) dan mengkonsumsi alkohol (p value = 0,037) dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan. Namun tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian gastritis pada pasien berobat jalan (p value = 0,978). Perlunya memberikan pengawasan pada pasien berobat jalan dan juga memberikan bimbingan pada keluarga pasien untuk mengawasi kebiasaan pasien dalam merokok, minum kopi dan minum alkohol untuk tidak berlebihan, serta dalam pemberian informasi agar disampaikan kepada pasien dengan cara yang efektif yaitu ketika pasien melakukan kontrol.
Analisis Budaya Organisasi dan Kompensasi Jasa Pelayanan terhadap Kinerja Pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon Dian Hadinata
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i2.115

Abstract

Salah satu upaya meningkatkan pelayanan dan mengidentifikasi pelaksanaan manajemen di puskesmas adalah dengan memberi perhatian terhadap kinerja pegawai sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat rencana strategis di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, pengaruh kompensasi jasa pelayanan terhadap kinerja pegawai, serta pengaruh budaya organisasi dan kompensasi jasa pelayanan terhadap kinerja pegawai pada unit pelaksana teknis Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan survey dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan korelasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yaitu berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada unit pelaksana teknis Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon yang berjumlah 61 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini, secara simultan budaya organisasi (X1) dan kompensasi jasa pelayanan (X2) berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon (Y). Saran disampaikan bagi kepala dinas kesehatan Kabupaten Cirebon agar berupaya memperbaiki budaya organisasi dan kompensasi jasa pelayanan pada unit pelaksana teknis daerah puskesmas yang ada di Kabupaten Cirebon agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai puskesmas di wilayah Kabupaten Cirebon. Sedangkan saran bagi Kepala Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon perlu memperbaiki dan meningkatkan budaya organisasi agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai di lingkungan unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon serta perlu upaya memperbaiki dan meningkatkan sistem kompensasi yang adil, layak dan wajar agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai di lingkungan unit pelaksana teknis daerah Puskesmas Susukan Kabupaten Cirebon.
Terapi Kelompok Terapeutik untuk Mengkaji Tahapan Perkembangan Anak Usia Sekolah Wahyuni, Sri; Suharno, Suharno; Hijriani, Hera; Heni, Heni; Hadinata, Dian
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 5 (2024): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i5.989

Abstract

Anak usia sekolah adalah anak usia 6-12 tahun yang merupakan cikal bakal generasi masa depan bangsa, sehingga diperlukan ketahanan dan   kesehatan   mental   yang   optimal   supaya anak   produktif   sesuai   dengan fase perkembangannya. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan mengalami gangguan perkembangan  psikososial.  Saat  ini  masih  banyak  keluarga  di  komunitas  yang  belum memahami  mengenai  cara  menstimulasi  perkembangan anak  usia  sekolah pada  beberapa jenis  perkembangan  seperti motorik,  kognitif  dan bahasa,  emosi  dan  kepribadian, moral dan  spiritual,  serta  psikososial.  Tujuan  dari  pengabdian  kepada  masyarakat  ini  untuk menstimulasi  anak  usia  sekolah sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya secara  optimal melalui pendekatan terapi  kelompok  terapeutik  (TKT) usia  anak  sekolah.  Kegiatan  pengabdian kepada  masyarakat  ini menggunakan  metode  pelaksanaan  terdiri  dari  tiga  tahap adalah tahap persiapan, pelaksaanaan tindakan  TKT yang  terdiri  dari  lima  (5)  sesi dan  evaluasi. Hasil    kegiatan    ini    menunjukkan mayoritas peserta terjadi peningkatan    tingkat perkembangan dengan  baik pada anak  usia  sekolah  setelah  dilakukan  TKT. Oleh  karena itu,  terapi  kelompok  terapeutik  direkomendasikan sebagai  promosi untuk  menstimulasi perkembangan secara optimal yang mempengaruhi pada kesehatan jiwa anak usiasekolah pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat terutama di sekolah.