Anjing merupakan salah satu hewan yang sering dijadikan hewan peliharaan bagi manusia. Seringkali pemilik tidak mengetahui penyakit kulit yang diderita oleh anjing peliharaan yang dapat menyebabkan menjadi parah ataupun kesalahan fatal bahkan kematian pada anjing peliharaan. Adanya sistem ini diharapkan dapat membantu pemilik dan dokter hewan untuk mengetahui mengenai diagnosa awal terhadap penyakit kulit yang diderita oleh anjing peliharaanya sehingga mendapatkan penanganan yang tepat setelahnya. Penelitian ini akan menerapkan Case Based Reasoning pada sistem diagnosis penyakit kulit anjing dengan menerapkan metode Jaccard Coefficient (JC) dan Simple Matching Coefficient (SMC). Kedua metode digunakan untuk membandingkan diantara kedua metode ini, hasil akurasi mana yang mendekati sempurna akan digunakan untuk mendapat hasil terbaik dalam pengambilan keputusan. Data yang digunakan berupa gejala-gejala dari penyakit yang ada. Hasil diagnosa didapatkan dari gejala yang telah dimasukkan oleh pengguna yang akan mencari kemiripannya dengan kasus lama dengan menghitung nilai similaritas menggunakan metode Jaccard Coefficient dan Simple Matching Coefficient. Nilai similaritas yang paling mendekati 1 akan dijadikan sebagai solusi dari kasus baru. Apabila nilai similaritas < treshold, maka kasus baru akan dievaluasi kembali untuk mendapatkan solusi. Setelah proses tersebut, kasus baru akan dimasukkan kedalam basis pengetahuan untuk digunakan lagi sebagai pembanding dalam proses diagnosa selanjutnya. Hasil pengujian sistem mendapatkan nilai akurasi sebesar 93,75%, nilai precision sebesar 93,75%, dan nilai recall sebesar 100%. Sementara itu untuk perbandingan metode, dibuktikan bahwa metode Simple Matching Coefficient lebih baik dengan perbandingan akurasi yang mana metode Simple Matching Coefficient mendapat nilai akurasi 93,75%, sementara metode Jaccard Coefficient mendapat nilai akurasi sebesar 87,5%.