Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Integrasi Budaya Jawa Pada Pengembangan Bahan Ajar Bumi Dan Alam Semesta -, Sarwanto; Sulistyo, E.T.; Prayitno, B.A.; Pratama, H.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v10i1.3046

Abstract

Kesulitan siswa dalam mempelajari IPA salah satunya disebabkan oleh sebagian besar materi IPA diadopsi dari sains Barat. Padahal budaya yang mendasari pengembangan sains Barat tidak sama dengan budaya Jawa, maka pembelajaran sains berpotensi menimbulkan kesenjangan (clash) dengan sains lokal. Kesulitan lain disebabkan oleh pembelajaran IPA selama ini dilakukan memisahkan antara konten IPA dan pedagoginya. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan Budaya Jawa dalam pembelajaran IPA yang meliputi proses dan produk (materi) IPA menjadi satu kesatuan pengetahuan (Pedagogical Content Knowledge/PCK). Metode penelitian ini adalah penelitan pengembangan (R&D). Tahap-tahap penelitian meliputi (1) studi pendahuluan; (2) pengembangan PCK; (3) validasi PCK; dan (4) pengembangan produk. Hasil penelitian menunjukkan modul yang dikembangkan layak untuk diujicobakan pada tingkat yang lebih luas dalam perkuliahan Fisika Sekolah Menengah. Western-adoption of most material of science causes student’s difficulties in learning science. Meanwhile, the culture base of Western science development is different from the Javanese one. This is why science learning causes potentially clash to local science. Other difficulty is caused by learning science which has been done by separating content from its pedagogy. This study aims to integrate Javanese culture into science teaching that include process and product to become a unified science knowledge (Pedagogical Content Knowledge/PCK). The research method used was a research & development (R & D), with the stages of (1) preliminary study, (2) development of PCK, (3) validation PCK, and (4) product development. The results showed that the developed modul decent for piloting at a broader level in High School Physics class.
Integrasi Budaya Jawa Pada Pengembangan Bahan Ajar Bumi Dan Alam Semesta -, Sarwanto; Sulistyo, E.T.; Prayitno, B.A.; Pratama, H.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v10i1.3046

Abstract

Kesulitan siswa dalam mempelajari IPA salah satunya disebabkan oleh sebagian besar materi IPA diadopsi dari sains Barat. Padahal budaya yang mendasari pengembangan sains Barat tidak sama dengan budaya Jawa, maka pembelajaran sains berpotensi menimbulkan kesenjangan (clash) dengan sains lokal. Kesulitan lain disebabkan oleh pembelajaran IPA selama ini dilakukan memisahkan antara konten IPA dan pedagoginya. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan Budaya Jawa dalam pembelajaran IPA yang meliputi proses dan produk (materi) IPA menjadi satu kesatuan pengetahuan (Pedagogical Content Knowledge/PCK). Metode penelitian ini adalah penelitan pengembangan (R&D). Tahap-tahap penelitian meliputi (1) studi pendahuluan; (2) pengembangan PCK; (3) validasi PCK; dan (4) pengembangan produk. Hasil penelitian menunjukkan modul yang dikembangkan layak untuk diujicobakan pada tingkat yang lebih luas dalam perkuliahan Fisika Sekolah Menengah. Western-adoption of most material of science causes student’s difficulties in learning science. Meanwhile, the culture base of Western science development is different from the Javanese one. This is why science learning causes potentially clash to local science. Other difficulty is caused by learning science which has been done by separating content from its pedagogy. This study aims to integrate Javanese culture into science teaching that include process and product to become a unified science knowledge (Pedagogical Content Knowledge/PCK). The research method used was a research & development (R & D), with the stages of (1) preliminary study, (2) development of PCK, (3) validation PCK, and (4) product development. The results showed that the developed modul decent for piloting at a broader level in High School Physics class.
PENDEKATAN LEARNING BY DOINGDALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA RIIL DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI Kusmanto, Aris; -, Suparmi; -, Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 3, No 3 (2014): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v3i3.9686

Abstract

Tujuanpenelitianini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan Learning by Doingmenggunakanmedia riil dan multimedia interaktif, kreativitas, motivasi berprestasi serta interaksinya terhadap prestasibelajar fisika.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentalyang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Salatiga denganpopulasi yang terdiri dari semua siswa kelas X tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukandengan cluster random sampling, terdiri dari empat kelas yang dikelompokkan dalam dua kelas eksperimen.Kelas eksperimen I (X7 dan X8) menggunakan media riil dan kelas eksperimen II (X3 dan X4) menggunakanmultimedia interaktif.Data kognitif dikumpulkan dengan tes, sedangkan data kreativitas dan motivasiberprestasi dengan angket.Data diuji dengan anava tiga jalan dengan desain faktorial2x2x2.Kesimpulanpenelitianadalah (1) ada pengaruh penggunaan media riil dan multimedia interaktifterhadap prestasi belajar fisika.Prestasi belajar kelas multimedia interaktif lebih baik dibanding dengan kelasmedia riil; (2) ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.Prestasi belajarsiswa dengan kreativitas tinggi lebih baik dibanding siswa dengan kreativitas rendah; (3) ada pengaruhmotivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Prestasi belajar siswa dengan motivasiberprestasi tinggi lebih baik dibanding siswa dengan motivasi berprestasi rendah; (4) ada interaksi antaramedia pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika; (5) tidak ada interaksi antaramedia pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika; (6) tidak ada interaksiantara kreativitas dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika; (7) tidak ada interaksiantara media pembelajaran dengan kreativitas dan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika.