Suarni .
Balai Penelitian Tanaman Serealia Jalan Dr. Ratulangi 274, Kotak Pos 173, Maros 90514

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG DAN SORGUM SEBAGAI SUMBER PANGAN FUNGSIONAL ., Suarni; Subagio, Herman
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32, No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung dan sorgum merupakan serealia penting karena selain sebagai sumber karbohidrat, juga kaya akan komponen pangan fungsional. Berbagai  antioksidan, unsur mineral terutama Fe, serat makanan, oligosakarida, -glukan yang merupakan komponen karbohidrat non-starch  polysaccharides (NSP) terkandung dalam biji jagung dan sorgum yang potensial sebagai sumber pangan fungsional. Jagung mengandung lemak  esensial omega 3 dan 6, lisin, dan triptofan tinggi (QPM). Sementara sorgum mengandung tanin dan asam pitat yang memiliki efek negatif maupun positif bagi kesehatan. Sifat antioksidan tanin lebih tinggi dibanding vitamin E dan C, demikian juga antosianin sorgum lebih stabil. Kedua komoditas pangantersebut mempunyai kesamaan dan kelebihan dalam kandungan komponen pangan fungsional. Selama ini, diversifikasi pangan berbasis jagung dan sorgum hanya sebatas sumber karbohidrat, tetapi ke depan dapat menjadi komponen pangan fungsional. Peluang pasar pangan fungsional di Indonesia makin terbuka seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan yang mengarah hidup sehat.
POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG DAN SORGUM SEBAGAI SUMBER PANGAN FUNGSIONAL ., Suarni; Subagio, Herman
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32, No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v32n2.2013.p47-55

Abstract

Jagung dan sorgum merupakan serealia penting karena selain sebagai sumber karbohidrat, juga kaya akan komponen pangan fungsional. Berbagai  antioksidan, unsur mineral terutama Fe, serat makanan, oligosakarida, -glukan yang merupakan komponen karbohidrat non-starch  polysaccharides (NSP) terkandung dalam biji jagung dan sorgum yang potensial sebagai sumber pangan fungsional. Jagung mengandung lemak  esensial omega 3 dan 6, lisin, dan triptofan tinggi (QPM). Sementara sorgum mengandung tanin dan asam pitat yang memiliki efek negatif maupun positif bagi kesehatan. Sifat antioksidan tanin lebih tinggi dibanding vitamin E dan C, demikian juga antosianin sorgum lebih stabil. Kedua komoditas pangantersebut mempunyai kesamaan dan kelebihan dalam kandungan komponen pangan fungsional. Selama ini, diversifikasi pangan berbasis jagung dan sorgum hanya sebatas sumber karbohidrat, tetapi ke depan dapat menjadi komponen pangan fungsional. Peluang pasar pangan fungsional di Indonesia makin terbuka seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan yang mengarah hidup sehat.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTIM BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS VI SDN 005 BANGUN PURBA ., Suarni
Edu Research Vol. 6 No. 1 (2017): Edu Research
Publisher : Universitas Pasir Pengaraian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

When learning Biology in class VI SDN 005 Bangun Purba, Students are less asked and other students did not respond as a result the class is not alive because the stimulus response should be done, it does not exist. Student learning activity is very less because learning does not start from the observation so as to make. Low student learning achievement. The research type is chosen, that is action research, so this research use the action research model from Kemmis and Taggart (in Arikunto, 2002: 83), which is spiral from one cycle to the next. Each cycle includes planning, action, observation, and reflection. Learning with guided discovery learning model with percentage has a positive impact in improving students 'learning achievement which is marked by the improvement of students' learning mastery in every cycle, that is cycle I (54,16%), cycle II (70,20%) and cycle III (88 , 95%).