Claim Missing Document
Check
Articles

日本語とインドネシア語の会話における【評価】の後のあいづちの現れ方 -説明の会話をデータに- 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.116 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.836

Abstract

本研究はあるあいづちがどのような会話構造の中で現れるのかを明らかにし、その上で、どのような機能を果たすのか、その後の会話はどのように展開していくのかを明らかにすることを目的としている。そのため、分析に用いる概念として、話題と連鎖組織を入れることとする。まずデータとして、「説明する会話」を使用した。あいづちが現れる直前の発話の発話機能ごとのあいづちを分類し、その前後の発話の連鎖組織の分析を行った。本稿は特に【評価】の後のあいづちを注目し、そのあいづちがどのような会話の流れで現れるのかを見てきた。これにより、同じ【評価】に対して現れる「うん」でも、機能が異なることが分かり、さらに【評価】の後に現れる日本語の「そう」とインドネシア語の「heeh」の機能が同じ傾向にあるということが分かった。しかし、分析を行った際に、本研究のデータ中の【評価】の使用場面が全て同じではないことに気付いた。ある話題について会話参加者に知識の差が存在すれば、発話される【評価】も違ってくるのではないかと考えられる。
インドネシアのmandiと日本の入浴の違い 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.329 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1267

Abstract

2017年8月から2018年2月までストモ博士大学(Universitas Dr.Soetomo)で6ヶ月の留学プログラムとして在学していた。6ヶ月の生活で日本とインドネシアの文化の違いを多く知ることができた。その経験の中で最も違いを感じたのがインドネシアのmandiと日本の入浴の違いである。あまりにも違うこのmandiと入浴を一括りの言葉でまとめることは難しい。そこで、mandiと入浴の違いを様々な観点から分析する。  違いを調査するべく、由来、使用する道具、浴室、mandiと入浴の種類、用途の違いをそれぞれ書籍やインターネットを使用して調査し、違いを見つける。さらに、20名の教員・生徒にアンケートを実施し一日に何回mandiをするか。温水と冷水のどちらを使用するか。どのような目的で温水または冷水を使用するか。について回答を得た。その結果を元に回数、使用する水、目的の違いを分析する。  結果として、インドネシアのmandiと日本の入浴の違いは、何を使用するか。そしてmandiと入浴に対してどのような考えを持っているかということだと分析した。mandiでは桶とbak mandi というmandiをする為の水を溜めておく場所、そして石鹸を使用する。この時の水は冷水である。一方日本では、シャワーと浴槽を使用する。また浴槽には温水を溜めその中に入る。インドネシア人はmandiに対して身体を清潔に保つまたは清めるものとして使用する。しかし日本では入浴を身体を清潔に保つだけでなく、身体を温める為や、治療方法としても使用する。この2つの違いがmandiと入浴を大きく分ける違いではないだろうかと分析する。
BENTUK DAN MODEL HEGEMONI DALAM NOVEL “SAGA NO GABAI BAACHAN” KARYA YOSHICHI SHIMADA 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.122 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1268

Abstract

ABSTRAKKarya sastra merupakan ciptaan sebuah karya dengan media bahasa yang dapat menimbulkan rasa indah bagi orang yang melihat, mendengar atau merasakannya. Karya sastra itu bersifat dinamis berjalan sesuai dengan perkembangan masyarakat. Ilmu sastra yang mengkaji tentang kehidupan bermasyarakat yaitu sosiologi sastra. Ilmu ini didefinisikan sebagai pemahaman terhadap karya dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatan. Dalam sosiologi sastra terdapat berbagai teori, salah satunya adalah teori hegemoni. Hegemoni adalah bentuk mendominasi dalam bentuk kekuasaan suatu kelas sosial atas terhadap kelas sosial lainnya, melalui kepemimpinan intelektual dan moral yang dibantu dengan dominasi atau penindasan. Dalam penelitian ini terfokus dalam tiga permasalahan yaitu (1) bentuk hegemoni, (2) model hegemoni dalam novel “Saga no Gabai Baachan”. Dan tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) macam-macam bentuk hegemoni, (2) model hegemoni dalam novel “Saga no Gabai Baachan”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sedangkan metode yang digunakan metode telaah pustaka dan analisis deskriptif dengan menggunakan sumber data novel terjemahan “Saga no Gabai Baachan” karya Yoshichi Shimada. Dalam sumber data mencerminkan teori Gramsci yang dikaji dari aspek sosialnya bahwa kepemimpinan terjadi kepada beberapa tokoh yang terlibat didalamnya.Kata Kunci : dominasi, ideologi, kepercayaan, kepemimpinan.
PENYEBAB ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERISTIWA TUTUR MAHASISWA JEPANG DI INDONESIA 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.89 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1279

Abstract

Peristiwa tutur yang terjadi antara mahasiswa Jepang dengan mahasiswa Indonesia menjadi hal menarik manakala penguasaan yang minimal atas bahasa kedua atau ketiga. Penggunaan bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Indonesia penutur dan lawan tutur tersebut menyebabkan seringnya terjadi alih kode dan campur kode. Oleh karena itu, penelitian ini akan meninjau lebih jauh mengenai penyebab dari muncul dan digunakannya alih kode dan campur kode tersebut dalam peristiwa tutur mahasiswa Jepang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap, rekam, dan catat sebagai  metode pengumpulan datanya. Sumber data adalah  peristiwa tutur antara mahasiswa Jepang yang berinteraksi dan berkomunikasi dengan mahasiswa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter 9 penyebab terjadinya alih kode dan campur kode tersebut, yaitu (1) faktor pembicara atau penutur, (2) faktor pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) untuk menegaskan sesuatu, (5) sebagai pengisi atau penghubung kalimat, (6) pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi, (7) mengklarifikasi isi tuturan bagi interlocutor (lawan bicara), (8) kebutuhan leksikal karena tidak ditemukannya padanan kata yang tepat, (9) keefisienan suatu pembicaraan.Kata kunci: alih kode, campur kode, peristiwa tutur
PENYIMPANGAN SEKSUAL TOKOH SUAMI DALAM NOVEL “KAGI (鍵)” KARYA JUNICHIRO TANIZAKI MELALUI TEORI PSIKOLOGI ABNORMAL 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 2 (2018): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.644 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.1641

Abstract

Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan masyarakat. Selain itu karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan mengangkat persoalan sosial dalam masyarakat. Dalam sebuah karya sastra, ada unsur-unsur pembangun, baik yang berasal dari dalam karya sastra atau dari luar karya sastra, antara lain unsur intrinsik dan ekstrinsik. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti unsur instrinsik melalui tokoh suami, dan unsur ekstrinsik melalui pendekatan Psikologi Abnormal untuk mengungkap konflik tokoh suami. Ada pun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang terjadinya berbagai bentuk penyimpangan seksual dalam kehidupan seksual tokoh suami dengan pendekatan Psikologi Abnormal. Sumber data yaitu, novel “Kagi (鍵)”  karya Junichiro Tanizaki terbitan The Sakai Agency, tahun 1956, setebal 259 halaman.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, analisis yang digunakan analisis deskripsi, dan menggunakan teknik kepustakaan untuk memperoleh sumber data yang sistematis.Hasil analisis menunjukkan, bahwa dalam novel “Kagi (鍵)” faktor penyebab utama penyimpangan seksual tokoh suami adalah Faktor Komunikasi. Adapun bentuk penyimpangan tokoh suami yang paling banyak yang banyak ditemukan adalah voyeurism. Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah wawasan baru kepada peminat karya sastra dan memunculkan niat kepada para peneliti untuk meneliti novel “Kagi (鍵)” dengan perspektif yang berbeda.Kata kunci:  Penyimpangan Seksual novel “Kagi (鍵)”. Junichiro Tanizaki
PEMBENTUKAN DAN ARTI JODOUSHI YOUDA DALAM CERPEN “KIBOU NO KUNI NO EKUSODASU 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 2 (2018): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.329 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.1642

Abstract

Jodoushi adalah kata kerja bantu dalam bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan agar pembelajar bahasa Jepang mampu merangkai kalimat dengan jodoushi youda secara baik dan dapat mendeskripsikan arti yang dikandungnya. Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, data yang diperoleh dari kajian pustaka yaitu cerpen berjudul kibou no kuni no ekusodasu karya Murakami Ryuu dikelompokkan berdasarkan pembentukan dan arti. Hasilnya ditemukan bahwa berdasarkan pembentukan kalimat, jodoushi youda dikelompokkan dalam 4 bagian diantaranya (1) jodoushi you + kopula sebanyak 14 buah, (2) jodoushi you + na sebanyak 64 buah, (3) jodoushi you + ni sebanyak 40 buah dan (4) ka no + jodoushi youni sebanyak 2 buah. Selain pembagian di atas, ditemukan pula jodoushi youda yang berdiri sendiri tanpa partikel maupun kopula sebanyak 2 buah. Selanjutnya, menurut  artinya, jodoushi youda dikelompokkan ke dalam 9 bagian, yaitu (1) kiasan sebanyak 19 buah, (2) pemberian contoh 20 buah, (3) pemberian contoh sebagai penjelasan kalimat sebanyak 12 buah, (4) menunjukkan isi suatu hal sebanyak 16 buah, (5) dugaan tidak pasti atau sebagai penghalus kalimat sebanyak 38 buah, (6) tujuan yang diinginkan pembicara sebanyak 4 buah, (7) kalimat perintah sebanyak 5 buah, (8) perubahan dari suatu titik sebanyak 5 buah (9) serta kegiatan atau kebiasaan yang sengaja dilakukan sebanyak 3 buah.Kata kunci: Jodoushi Youda
PERBANDINGAN INFERIORITAS GEISHA DALAM NOVEL SAYURI DAN KEMBANG JEPUN 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 2 (2018): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.103 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.1643

Abstract

Penelitian ini membahas perbandingan inferioritas geisha dalam novel Sayuri karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado dari segi feminis yang menggambarkan inferioritas seorang perempuan, dilihat dari latar belakang kehidupan tokoh, kekerasan yang dialami tokoh, serta cara tokoh memperjuangkan hak dan tujuan pribadinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan inferioritas yang ditemukan pada kedua tokoh. Penelitian ini menggunakan teori sastra bandingan, dan kritik feminis sebagai alat pendedahnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik kepustakaan. Sumber data penelitian ini adalah novel Sayuri karya Arthur Golden dan novel Kembang Jepun karya Remy Sylado. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Latar belakang kehidupan Sayuri dan Keiko sebelum menjadi geisha bisa dikatakan sama-sama berasal dari keluarga kurang mampu. Alasan ekonomi tersebut membuat Sayuri dijual oleh ayahnya sedangkan Keiko dijual oleh kakaknya untuk dijadikan seorang geisha; (2) Perlakuan inferior yang dialami oleh Sayuri dan Keiko dilihat dari kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya yang berada di lingkup domestik maupun publik, meliputi kekerasan seksual dan nonseksual baik secara fisik maupun emosional; (3) Cara memperjuangkan hak dan tujuan pribadi yang dilakukan oleh Sayuri adalah berusaha menjadi geisha yang berhasil di Gion untuk menunjukkan dirinya bukan orang yang bisa diremehkan lagi.Kata kunci: Sastra Bandingan, Kritik Feminis
EKSISTENSI TORU WATANABE DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI EKSISTENSIAL 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 2 (2018): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.173 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.1644

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai eksistensi tokoh Toru Watanabe dalam novel Noruwei no Mori. Eksistensi yang mengalami pasang surut dan juga bagaimana tokoh Toru menunjukkan eksistensinya dalam menghadapi kehidupannya dapat dianalisis dengan pendekatan psikologi eksistensial milik Rollo May. Eksistensi juga menjadi sebuah identitas diri dan jiwa manusia sehingga dapat dikaitkan dengan psikologi. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Simpulan dari hasil analisis adalah eksistensi Toru mengalami kenaikan dan penurunan diakibatkan dua faktor yaitu meninggalnya Kizuki dan hubungan dekatnya dengan Naoko. Eksistensi Toru tampak dari usaha Toru untuk lepas dari bayang-bayang kematian Kizuki, sikap independen untuk tidak terbawa arus demo politik di kampusnya, keputusan Toru untuk menjaga dan menyayangi Naoko yang sedang mengalami gangguan kejiwaan dan bangkitnya Toru dari kesedihan berlarut akibat terlalu mencemaskan kondisi Naoko. Kata kunci: eksistensi, psikologi eksistensial
KESALAHAN TERJEMAHAN (GOYAKU) DALAM MAJALAH “NIPPONIA”-ARTIKEL KHUSUS EDISI 36- 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 2 (2018): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.309 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.1645

Abstract

Majalah Nipponia adalah majalah yang berisi informasi mengenai Jepang yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia. Terjemahan majalah ini dalam berbagai bahasa diharapkan mampu menyajikan isi informasi yang sama seperti pada edisi aslinya dalam bahasa Jepang. Namun, dalam penelitian ini ditemukan kejanggalan-kejanggalan berupa ketidakselarasan makna. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesalahan terjemahan dalam majalah Nipponia dan faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan tersebut. Majalah Nipponia yang dijadikan objek penelitian adalah majalah edisi 36 pada artikel khusus, baik dalam bahasa Jepang, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan studi pustaka. Kata kunci: Kesalahan Terjemahan, Majalah, Nipponia
Menyelisik Hegemoni Budaya Barat Dalam Novel Noruwei No Mori Karya Haruki Murakami 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 7 No 1 (2020): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.839 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v7i1.2805

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan bagaimana hegemoni budaya ditampilkan Haruki Murakami dalam novel Noruwei no Mori (1991). Dalam karya itu, hegemoni budaya ditampilkan melalui sudut pandang narator sebagai masyarakat Jepang ketika dihadapkan pada persoalan pengaruh budaya barat yang sedang berkembang di Jepang. Analisis ini menggunakan teori hegemoni budaya yang konseptual (Gramsci) dengan isu yang dihadapi masyarakat Jepang. Selain itu, analisis ini juga menggunakan pendekatan naratologi homodiegetik (Genette) untuk mengetahui bahwa narator juga berperan sebagai tokoh utama di dalam novel. Peneliti berargumentasi bahwa hegemoni budaya dalam karya Haruki Murakami itu adalah suara dari kegelisahannya terhadap perubahan yang terjadi di Jepang terutama di kalangan remaja.Kata Kunci: Haruki Murakami; hegemoni budaya; masyarakat Jepang